Nunukan – Deru pembangunan sejak Indonesia merdeka memang telah banyak merubah wajah negara dari ketertinggalan menjadi salah satu negara paling pesat dalam perkembangan. Namun ternyata, hingar bingar modernisasi dan kemajuan zaman belum sepenuhnya dinikmati semua masyarakat di Indonesia.
Salah satunya adalah yang dialami warga Lumbis Ogong di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Alih – alih dapat menikmati fasilitas pekayanan publik yang memadai, ketika masyarakat di wilayah lainya dapat menikmati mulusnya jalan tol, masyarakat yang bermukim di wilayah Lumbis Ogong dan sekitarnya hanya mampu mengandalkan sungai sebagai akses trasnportasi dalam beraktifitasnya.
” Sebuah ironi, bahwa perbatasan yang seharusnya menjadi salah satu bentuk marwah negara justru terpinggirkan dari sentuhan pembangunan,” ujar Tokoh Masyarakat Perbatasan, Robby Nahak Serang usai dirinya melakukan kunjungan ke wilayah Lumbis Ogong, Senin (11/11/2019).
Masyarakat Lumbis Ogong, ungkap Robby benar – benar berada dalam posisi dilematis. Disatu sisi harus memegang teguh nasionalismenya, namun disisi lain, sejak Indonesia Merdeka hingga saat ini mereka tak pernah merasakan dengan yang selama ini dinikmati saudara – saudaranya diwilayah lain.
“Dan disisi lain, rangsangan untuk bergantung terhadap Malaysia ibarat terus menggoda. Bagaimana tidak, fasilitas primer yang mereka butuhkan justru terpampang nyata di depan mata. Namun sayangnya itu berada di kota – kota Malaysia,” paparnya.
Diketahui, wilayah Lumbis Ogong memang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia. Ketika warga yang bermukim diwilayah itu harus menempuh waktu tak kurang dari 12 jam apabila ingin berobat ke Ibu Kota Kapaten Nunukan, mereka justru hanya memerlukan waktu tak lebih dari 3 jam untuk mencapai kota kota di Malaysia seperti Nabawan, Keningau maupun Kota Kinabalu.
“Seharusnya ketika kita Pemerintah Pusat menyeru kepada warga Lumbis Ogog untuk memperkokoh sikap nasionalisme, kita juga harus bertanya, apa yang sudah kita berikan kepada warga disana? Sudahkah warga disana mendapatkan hak nya untuk menikmati pembangunan yang berkeadilan?. Jangankan sarana pendidikan dan kesehatan yang layak, akses jalan darat ke pemukiman mereka saja tak pernah mereka nikmati,” tandas Robby.
Padahal, ungkap Robby, akses insfratruktur adalah sarana paling penting dalam membangkitkan roda perekonomian sebuah kawasan. Karena ketika insfratruktur mampu tersambung, otomatis akan menarik pihak – pihak lain untuk berinfestasi di daerah tersebut.
Apalagi, lanjut Robby, wilayah Lumbis Ogong dan sekitarnya adalah daerah yang sangat kaya akan sumber daya alam yang apabila dikelola dengan baik, sudah pasti akan berimbas positif bagi masyarakatnya. Namun yang lebih penting menurutnya adalah sumber daya manusianya yang mesti mendapatkan hak setara dengan masyarakat lainya.
“Dan menurut saya, satu – satunya cara untuk mewujudkan kesemua itu adalah dengan mendekatkan sarana pelayanan publik melalui pembentukan Daerah Otonomi Baru,” tutupnya. (es)