NUNUKAN – Persoalan patok yang ada di perbatasan Kabupaten Nunukan, khusus di pulau Sebatik, memang sangat krusial. Sebab, hal ini menyangkut dua Negara. Namun, belum lama ini ada penetapan patok baru yang ada di perbatasan setelah dilakukan pengukuran dari dua Negara tersebut.
Camat Sebatik Utara, H. Zulkifli mengatakan memang dari kesepakatan ada beberapa patok dan beberapa titik koordinat yang akan masuk di wilayah Malaysia. Begitu juga sebaliknya, ada beberapa titik kordinat dan patok yang masuk ke wilayah Indonesia.
“Sudah ada gambaran yang akan masuk wilayah Malaysia adalah patok satu dan patok dua. Sementara patok tiga dan seterusnya itu masuk Indonesia,” terangnya kepada Berandankrinews.com saat ditemui di Kantor Kepala Desa Sebatik Utara, Senin (30/9) siang.
Menurutnya, di wilayah sendiri yakni Kecamatan Sebatik Utara, ada dua patok yang masuk. “Dari hasil pertemuan yang saya ikuti kemarin, nantinya setelah referensi dan patok aslinya dibikin hingga ke Barat itu ya memang ada wilayah kita rugi. Maksudnya di sini karena masuk ke Malaysia. Tapi ada juga beberapa wilayah mulai dari patok tiga seperti rumah dua negara itu semuanya akan masuk wilayah Indonesia. Dari sisi untung dan rugi, saya pikir lebih banyak kita untung di wilayah Barat dari patok tiga dan seterusnya,” tuturnya.
Meski sudah ada gambaran, dia mengaku, belum mengetahui pasati berapa luasan wilayah yang akan masuk Malaysia. “Misalnya patok satu dan dua berapa banyak yang masuk Malaysia. Karena di patok satu itu sendiri, saya belum mengukur karena memang nanti ada pemasangan patok perapatan istilahnya mereka. Nanti setiap 300 meter ada mereka buat patok perapatan,” jelasnya.
Dia menegaskan hal ini belum final sehingga belum bisa dikonsumsi secara umum melainkan masih kesepakatan dua negara. “Ini hanya konsumsi dua negara. Jadi memang tim pengukur, saat ini belum mensosialisasi secara keseluruhan kepada masyarakat hanya dikosumsi dalam kesepakatam dua negara. Nanti setelah patok patok perapatan itu telah selesai dibuat nanti akan ada sosialisasinya. Artinya, ini bahan belum final bagi kita untuk dikonsumsi umum. Karena nanti ketika menjadi konsumsi umum setelah adanya konferensi pers dari dua negara itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Topografi Angkatan Darat Brigadir Jendral TNI Ir Asep Edi Rosidin, MDA beserta jajarannya melakukan pengukuran patok di perbatasan Pulau Sebatik Nunukan. Pengukuran ini juga dihadiri dari Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia (JUPEM) beserta jajaran di Desa Aji Kuning, Sebatik, Provinsi Kaltara. Hasilnya, satu patok baru dibangun di wilayah Aji Kuning, Sebatik dengan ditandai peletakan batu pertama di lokasi tersebut.
Direktur Topografi Angkatan Darat Brigadir Jendral TNI Ir Asep Edi Rosidin MDA mengatakan bahwa selain membangun patok baru, pihaknya juga melakukan pengukuran untuk mencegah ada patok-patok yang bergeser. Sebab, kata dia, kegiatan resmi ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan Outstanding Borrdery Problem antara Malaysia dan Indonesia di wilayah Pulau Sebatik.(Irwan)