WAJO – Kunjungan Dewan Ketahanan Nasional yang didampingi oleh forkompinda Kabupaten Wajo serta instansi terkait di Kabupaten Wajo yang membahas tentang pengerukan Danau Tempe.
Kedatangan tim dari Sekjen Wantannas atau Dewan Ketahanan Nasional yang akan melakukan kegiatan di Daerah Kabupaten Wajo, sekaligus melakuka kajian yang berlangsung tanggal 9 sampai dengan 11 September 2019, dalam hal ini terkait pengumpulan informasi di Kabupaten Wajo, acara berlangsung di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Wajo, Selasa 10 September 2019.
Diawal sambutan Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sangat tinggi kepada Wantannas atau Dewan Ketahanan Nasional yang telah berkenan datang langsung di Kabupaten Wajo karena biasanya mereka hanya sampai di Provinsi.
Dan dikatakan kalau hari ini langsung datang ke Kabupaten Wajo dan akan membicarakan kajian dan pengumpulan materi atau data tentang perumusan kebijakan Nasional di Kabupaten Wajo terkait dengan Danau Tempe yang masuk dalam program strategis nasional.
Dan dikatakan kalau Danau Tempe menjadi perhatian dan akan menjadikan revitalisasi tentunya ingin jadikan dan kembangkan karena Danau Tempe punya berbagai dimensi yang bisa dikembangkan di antaranya Perikanannnya karna Danau Tempe pernah punya kejayaan sebagai penghasil ikan terbesar di Asia Tenggara.
“Memiliki ikan yang khas yang bisa dilestarikan dan butuh penanganan khusus dan danau Tempe punya potensi air yang melimpah yang bisa dialihkan ke areal pertanian di Wajo, juga Wajo memiliki areal persawahan yang cukup terluas di Sulawesi Selatan lebih dari 100.000 hektar dengan posisi 30% irigasi teknis sisanya tadah hujan,” kata Bupati Wajo.
“Masyarakat Wajo 80% mata pencahariannya dari pertanian, kemudian potensi berikutnya adalah dimensi Pariwisata, kita merancang menjadikan potensi Wisata di Danau Tempe, kami bayangkan dikemas sedemikian rupa dengan potensi yang ada, sehingga nanti mirip mirip dengan volendam yang ada di Amsterdam,” Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. menambahkan.
Lebih lanjut dijelaskan kalau Danau Tempe akan jadi tempat kunjungan yang sangat indah, dengan menjadikan destinasi wisata, akan menciptakan nantinya restoran restoran terapung dan berbagai wisata-wisata terapung dan ini dirancang sedemikian rupa, juga rencanakan dari ke 3 pulau yang terbentuk disana untuk dijadikan di antaranya menjadi pulau Burung karena pada waktu-waktu tertentu burung dari Australia hinggap di Danau Tempe.
Hal ini butuh penelitian dan kajian, juga tanaman tanaman apa yang bisa dikembangkan di sana yang sekaligus akan menjadi objek wisata, yang bisa nantinya menjadi kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik dan di kawasan Danau Tempe, dan yang selalu menjadi bencana setiap tahunnya, akan dijadikan kegiatan ekonomi ekonomi wisata, jelasnya.
“Gerbang masuknya nanti akan dibangun Masjid Terapung yang mana nantinya akan menjadi ikon kota Sengkang sebagai pintu masuk di danau Tempe, Wajo bukan lagi tempat persinggahan wisata tapi akan menjadi tempat kunjungan wisata,” ungkap Bupati Wajo.
“Enceng gondok bisa diolah demikian juga sedimentasinya, sehingga butuh support dan perhatian dari pusat, kami berharap Wantannas membantu kami membangun jaringan, sehingga potensi-potensi ini bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Wajo,” Bupati Wajo menambahkan.
Dan dikatakan kalau rumah-rumah yang menjadi langganan banjir dan tenggelam setiap tahunnya disana, sehingga diharapkan melalui wantannas untuk memfasilitasi ke Kementerian PUPR, untuk membangunkan rumah-rumah yang aman, karena mereka tidak ingin meninggalkan rumahnya, sehingga ingin ditawarkan rumah bersubsidi kepada mereka, jadi mereka punya rumah aman ketika terjadi banjir dan rumah yang sekarang ini hanya dijadikan tempat usaha saja, karena tempat mereka memang merupakan tempat mata pencahariannya, jelas Bupati Wajo.
Dari Wantannas yang diketuai oleh Bapak Laksma TNI Nurhidayat menjelaskan bahwa masalah koordinasi cukup susah di antara Kementerian, apakah di danau Tempe sudah ada sentuhan dari Kementrian yang lain, masalahnya apa sudah ada koordinasi di antara Kementerian yang masuk di Wajo, jadi tugas kami adalah memasukkan Rekomendasi untuk dibaca Bapak Presiden dan nanti Presiden yang akan memerintahkan Menteri yang bersangkutan, setelah membaca rekomendasi dari kami.
“Fokus kegiatan kami di sini, di Danau Tempe apa sudah ada dampak dengan pengerukan selama ini, sehingga dapat menghilangkan banjir dan apakah hasilnya nanti akan lebih baik dan setelah mendengar dari Bupati Wajo kalau dia sudah mempunyai mimpi dan perencanaan yang lebih baik, sehingga kita harus kedepankan yang mana dia akan merancang Pariwisata di sana.
“Di sini banyak tanah yang bisa dibuat pertanian, perikanan dan pariwisata dan kami dari Wantannas ingin juga ada energi listrik nantinya yang bersumber dari Danau Tempe, disamping sebagai potensi Pariwisata, proyek ini juga harus menjadi pembelajaran bagi mahasiswa dengan kajian dengan seminar atau semiloka dan Insya Allah tahun depan kami akan turun kembali,” kata Laksma TNI Nurhidayat.
“Nantinya akan membahas kementerian PU akan berbuat apa dan Kementrian lainnya juga akan berbuat apa, demikian juga Kementerian Pariwisata yang semua itu akan menjadi satu, sehingga nanti ada tulisan tulisan yang akan kami serahkan nantinya ke Bapak Presiden untuk ditindaklanjuti,” Laksma TNI Nurhidayat.
menambahkan.
Dan dikatakan kalau inti acara adalah ingin ada potensi yang ada di Danau Tempe yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat Wajo yang lebih baik.
Selanjutnya Wantannas memberikan materi tentang bela negara yang memang include dalam kunjungannya kali ini di Kabupaten Wajo dan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Kadis PSDA Kabupaten Wajo yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari masing-masing peserta yang hadir dalam pertemuan ini.
Sebagai kesimpulan di akhir acara Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud berharap apa yang menjadi harapan Wantannas dengan akan melengkapi data-data melalui Bappeda dan BPS, juga akan dibuat database potensi daerah, potensi lahan dari Danau Tempe dan ada nanti data hasil kajian lengkap dengan foto yang dikerjasamakan dengan Unhas dan dikerjasamakan dengan Universitas Puangrimaggalatung.
“Terkait ikan sapu-sapu yang akan kita jadikan penelitian, di mana ikan ini menjadi hal yang perlu dikaji juga mengharapkan kepada Wantannas agar membantu kami mengawal program-program kompanisasi di Bali besar, agar ini bisa kita mendapatkan support tahun depan,” harap Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos.,M.Si.
“Terkait pompanisasi di Bulu Cepo yang nantinya akan mengaliri sekitar 20.000 hektar persawahan di bagian timur untuk sawah tadah hujan dan jika diatur musim tanamnya bisa mengairi sampai 40.000 hektar dan ini airnya cukup melimpah Jadi bagaimana ini bisa termanfaatkan, dan ini semua perlu kajian,” kata Bupati Wajo di akhir acara ini.
( Humas Pemkab Wajo ).