Nunukan (Kaltara)- Sebanyak 23 Pekerja Imigran Indonesia yang berhasil diamankan Satpolair Polres Nunukan, diserahkan kepada Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Nunukan pada Minggu (7/7/19).
Kepala BP3TKI, AKBP Hotma Victor Sihombing saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (9/7/19) membenarkan, Kita ini Intinya memberikan perlindungan kepada warga Indonesia yang tertangkap atau diamankan pihak berwajib yang akan menyeberang entah untuk mencari kerja atau keperluan apapun kita juga ngak tahu yang jelas mereka diamankan karena tidak memiliki dokumen yang lengkap dan tujuannya kenegara tetangga Malaysia.
“Setelah diamankan Satpolair Polres Nunukan, ternyata hasil pemeriksaan bahwa mereka mau diperdagangkan. Jadi ada UU tindak pidana Human Trafficking, sehingga pelakunya langsung diamankan oleh satpolair untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Victor
Dari beberapa yang diamankan itu korbannya ada ditempat kami, karena diserahkan oleh Satpolair polres Nunukan kepada kami BP3TKI.
“Disini kita tampung dengan persiapan tempat, fasilitasnya dan makannya, nanti rencananya akan kita pulangkan ke Kampung Halamannya masing-masing,” jelas Victor.
Disebutkan Victor, Para korban yang saat ini ditampung di BP3TKI merupakan warga Sulawesi dan NTT.
“Setelah kita periksa kemarin, PMI ini ada yang dari Sinjai, Bone, Bulukumba dan 4 orang dari NTT. Sementara masih ada disini dan sudah kita carikan tiket kapal laut menuju ke Kampung halamannya masing-masing,” ungkap Victor.
Lanjutnya, untuk kasus semacam ini yang akan diproses adalah pelaku traffickingnya. Sementara mereka ini korban, kebanyakan korban itu kebijakanya dikembalikan kecuali pelakunya karena dia memungut uang.
“Pengakuan korban, mereka membayar pelaku dengan 250 ringgit Malaysia per orang, jadi orang yang menerima bayaran itulah yang sebagai pelaku perdagangan manusia ini, itu lah yang diproses. Kalau korban ini kita tampung lalu kita pulangkan,” jelasnya.
Dengan adanya human trafficking yang terjadi, Victor menuturkan, karena wilayah Nunukan yang luas dengan jalur penyeberangan yang banyak dan kapal dan perahu kecil yang bisa digunakan.
“Jadi kalau dari kami sendiri sih punya anggaran untuk mencegah tetapi dengan luasnya wilayah tidak mampu tanpa adanya sinergitas dukungan instansi TNI Polri termasuk Satpop PP karena mereka ada tugas pokoknya dipiring dengan razia dirumah-rumah, kita harapkan mereka juga mengantisipasi masyarakat kita yang ditampung untuk diberangkatkan ke Malaysia secara ilegal,” tandasnya. (Red/Elz)