Jakarta,Berandankrinews com. Dari berbagai hal, indikator dan kenyataan dilapangan, saat ini kondisi ekonomi sedang tidak baik. Demikian pula kondisi sosial politik belum stabil, juga ada dinamika politik pilkada serentak 27 November 2024 di 37 provinsi dan 508 kabupaten dan kota. Disisi lain, bukan rahasia umum bahwa omset ekonomi rakyat UMKM masih belum beranjak naik bahkan anjlok dampak daya beli rakyat terus menurun akibat beban hidup makin berat.
Oleh karena itu, melakukan efisiensi usaha dan mengencangkan ikat pinggang atau perketat pengeluaran menjadi pilihan bagi pelaku ekonomi rakyat UMKM agar mampu bertahan. Hal ini juga dibutuhkan sebagai langkah antisipatif atau preventive effort tatkala kondisi ekonomi belum atau makin memburuk, tegas Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia (KERIS), dr. Ali Mahsun ATMO M Biomed, Jakarta, 7/9/2024.
Dalam kondisi apa pun, baik sosial ekonomi mau pun sosial politik, pelaku ekonomi rakyat UMKM harus tetap optimis. Tetap jualan dan usaha. Kenapa? Minimal mampu ber
tahan, serta bisa hidupi keluarga dan sekolahkan anak anak generasi penerus bangsa. Atau isi perut keluarga dan biaya sekolah tidak bisa ditawar atau ditunda. Lebih dari itu, mengingat kondisi ekonomi sedang tidak baik bahkan bisa makin memburuk, pelaku ekonomi rakyat UMKM harus menunda dulu pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan tersier.
Harus perketat pengeluaran disesuaikan dengan skala prioritas. Atau yang tidak penting dan mendesak tidak perlu ada pengeluaran. Dan yang harus digarisbawahi adalah difokuskan untuk usaha dan pemenuhan kebutuhan primer atau yang urgen, pungkas dokter ahli kekebalan tubuh lulusan FK Unibraw Malang dan FK UI Jakarta yang juga Ketua Umum APKLI Perjuangan dan Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), mantan Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI dan Dewan Pembina Pimpinan Pusar Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU)