Jakarta – Belum tuntas kasus dugaan pehinanan yang dilakukan Edy Mulyadi terhadap Kalimantan, kini jagad maya dihebohkan dengan video pedek yang berisikan salah penyebutan nama pada saat aksi damai mengecam peryataaan kontroversial Edy Mulyadi.
Dalam video pendek berdurasi 0:22 menit yang diungah oleh akun @hukum_suka2 tersebut, salah satu Kepala Adat Dayak di Malinau menyebut nama Deddy Sitorus. Tak ayal unggahan tersebut menjadi viral karena hingga berita ini diterbitkan, sudah mendapatkan like 5.395 , 3.267 retweet dan 473 kutipan tweet.
Video yang diunggah oleh akun anonim bertagar #JanganLupaTraediKM50 tersebut juga menjadi kontroversial, pasalnya beberapa komentar dari netizen mengatakan bahwa aksi masa yang dilakukan oleh masyarakat Kalimantan yang mengecam pernyataan Edy Mulyadi sebagai aksi setingan
Terjadi pula perang komentar atas unggaan tersebut. Banyak netizen yang menyayangkan bahkan mengecam unggahan itu. Mereka tidak terima apabila aksi masa masyarakat Kalimantan belakangan ini sebagai aksi bayaran.
Menangapi unggahan tersebut, Deddy Sitorus melalui akun Facebook pribadinya memberikan klarifikasi. Deddy mengatakan bahwa ini masalah kecil, keseleo lidah. Apalagi yg berbicara adalah seorang Ketua Lembaga Adat yang sudah berumur yang ia kenal dan ia hormati.
“Karena itulah ketika orang – orang bertanya kepada saya, dengan bercanda saya selalu katakan bahwa beliau, orang tua itu terlalu sayang kepada saya sehingga nama saya selalu diingat,” tuturnya.
Bahkan, ungkap Deddy, ketika beberapa orang yang terkait melakukan klarifikasi via telepon dan WA, ia memahami karena itu hanya masalah kecil yg tidak perlu dibesar-besarkan.
“Ternyata selama dua hari ini rupanya ada sekelompok orang yang secara sistematis memviralkan sebagian kecil video yg sebenarnya berdurasi 1 menit 10 detik, menjadi hanya berdurasi sekitar 25 detik melalui media sosial,” ujarnya
Menurut Deddy, tujuannya tentu untuk mengalihkan perhatian dari pernyataanya yang viral saat talkshow di salah satu televisi nasional.
“Sebagian lain memposting bagian video ini yang dipotong sesuai durasi yg tersedia di kanal twitter. Sebagian lain juga menggunakan video silap lidah ini untuk kepentingan politik dan pribadi masing-masing,” tandasnya
Akibatnya, salah sangka terus bergulir dan tentu perlu menjadi perhatian. Sebagian orang ternyata “termakan dan terhasut” narasi jahat tersebut dan memantik menimbulkan reaksi negatif di media sosial.
Oleh karena itu, Deddy Sitorus minta kepada pihak – pihak yang bertanggung jawab terhadap terhadap unggaan tersebut untuk memberikan klarifikasi publik. Jika itu dilakukan tentu video tersebut tidak lagi bisa digunakan sebagai bahan untuk menghasut dan mengadu domba. Hal
“Itu juga akan mengembalikan nama baik kami pribadi dan orang tua kami Ketua Lembaga Adat, Bapak Paulus Balapang yang salah ucap dalam deklarasi tersebut,” tegasnya (ES)