Gagal Jadi Anggota DPRD, Andi Azhariyani Leni Kembali Fokus di Kaki Lima

Bone, Berandankrinews.com– Andi Azhariyani Leny S.M wanita yang ikut bertarung di pesta Demokrasi yang baru saja berlalu, Kader dari partai Perindo Nomor urut 4 Dapil 1 yang meliputi kecamatan Palakka, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, dan Tanete Riattang Timur ini, menerima dengan lapang dada sesuai keputusan KPU.

Meskipun tidak lolos, namun semangat dari wanita yang murah senyum ini tetap terlihat dengan kembali berjualan, seperti saat ditemui berandankrinews.com di stand Bazar Ramadhan kuliner
Jalan Jenderal Sudirman didepan RC Teras Cafe Watampone Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Minggu (12/5/19).

Andi Azhariyani mengatakan, setelah Fase Rekapitulasi penghitungan Suara dan dirinya dipastikan tidak mendapatkan target suara untuk satu kursi di DPRD Kabupaten Bone.

Kini Dia kembali berusaha semula menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Menjadi Anggota DPRD bukanlah sebuah pilihan, namun karena panggilan Nurani untuk Rakyat saya beranikan diri pada saat ada tawaran dari salah satu partai politik,” Tuturnya.

Dia mengatakan, Walaupun ini adalah sebuah tantangan buat masa depan saya dan keluarga kecilku, kaki lima adalah Dunia kami, dunia dimana saya mampu menyekolahkan anak-anak sampai tembus bangku kuliah.

Bunda Leny sapaan akrabnya, juga masih tercatat sebagai salah satu pengurus di DPD Asosiasi Pedagang kaki lima Indonesia Kabupaten Bone.

Dia berharapa PKL Indonesi mendapatkan perhatian serius dari pemerinta baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten.

“Semoga kaki lima Indonesia mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat, provinsi ataupun pemerintah Kabupaten,” Urainya. (Irwan N Raju)

Tini Mengadu Nasib Diujung Pelabuhan Bajoe Demi Menafkahi 5 Anaknya

Bone, Berandankrinews.com-Tini seorang sosok wanita yang tangguh, yang bekerja keras untuk menafkahi 5 orang anaknya.

Dengan berdagang didermaga pelabuhan penyeberangan Bajoe Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Jumat (10/5/19).

Tini dan Puluhan PKL lainnya yang menjajakan dagangannya kepada para penumpang kapal ferry yang akan berangkat ke kolaka dari pelabuhan Bajoe. Dua unit kapal ferry yang berangkat sesuai jadwal pukul 17. 00 wita , 20.00 wita dan pukul 23. 00 wita.

Tini mengungkapkan, sejak gadis sudah berjualan dipelabuhan Bajoe. Dia dan suaminya berjuang bersama menjadi PKL di dermaga pelabuhan Bajoe sejak pukul 15, 00 wita hingga semua kapal ferry berangkat pukul 24. 00 wita.

PKL adalah mata rantai ekonomi kerakyatan Indonesia, PKL mampu hidup bertahan sekalipun krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, PKL sangat muda mengaturnya tinggal memanusiakan mereka, ungkap A. Azhariyani Leny Aktivis PKL Bone
Saat dihubungi melalui sambungan WhatsAppnya. (Irwan N Raju).

Ramadhan Berkah, Aris PKL Mampu Sekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi Makassar

Bone, Berandankrinews.com–Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah, kita tahu disaat ramadhan setiap sore akan ada pasar ramadhan dan pelaku PKL untuk menjajakan makanan dan minuman, salah satunya Aris (40) besama istrinya Nining Indra (38) yang kembali berjualan dijembatan Samping bank Danamon Jl H Agussalim Macege Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (9/5/19).

Nining menuturkan, Setiap bulan Ramadhan datang, kami memang stand by disini.

Nining mengatakan, lewat berjualan di kaki lima sejak 20 tahun yang lalu, akhirnya mampu memyekolahkan Anaknya disalah satu perguruan tinggi ternama di makassar.

Pasangan Suami Istri ini yang tinggal di jalan Langsat kota watampone Bone ini, menjajakan Aneka macam Es buah, Es cendol, Es pisang Ijo dan bubur kacang ijo setiap bulan Ramadhan dan Alhamdulillah Penghasilan cukup. Lumayan setiap hari bisa mendapatkan bersih Rp 150 000 .

Yusriani Hammer Aktivis kaki lima Indonesia, DPD APKLI Kabupaten Bone sangat mengharapkan agar pemerintah Kabupaten Bone segera membuat kawasan kuliner untuk mereka.

“kita berharap Pemkab Bone bisa membuatkan kawasan wisata kuliner untuk para PKL yang hanya mengandalkan Bulan puasa tempat mengadu nasibnya. (Irwan N Raju)

Pemkab Bone Akan Menata dan Berdayakan PKL

Bone, Berandankrinews.com–Pedagang kaki lima termasuk salah satu sektor informal yang berkembang pesat seiring perkembangan sebuah wilayah baik desa maupun perkotaan.

Melalui seminar yang dilaksanakan Balitbangda di Hotel Novena Jalan jenderal Ahmad Yani Kelurahan Macanang Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (30/4/19) kemarin.

Badan penelitian dan pengembangan Daerah Kabupaten Bone membahas Perencanaan, penataan dan pemberdayaan perdagangan kaki lima (PKL) di kota Watampone.

Permasalahan yang sering kali timbul dalam pembangunan perkotaan adalah masalah penataan lokasi untuk Ruang PKL beraktivitas, sehingga tidak timbul kemacetan yang berpotensi mengganggu kamtibcarlantas , estetika dan kebersihan serta fungsi prasarana kawasan perkotaan

Beberapa lokasi kegiatan PKL yang terdapat di Kota watampone, Jl. Petta Pongawae , Jl. Beringin, Jl. KH Agus, Jl. Mangga, Jl. Laummasa, Jl. Arif Rahman Hakim, dan Jl. Wolter Mongosidi yang akan segera dibenahi.

Usaha PKL Berkembang pesat dikarenakan modal digunakan relatif murah, tanpa harus memiliki sertifikasi ilmu khusus, kurangnya lapangan kerja yang memadai sesuai strata jenjang pendidikan, jika berbicara dari sisi negatifnya, ungkap Sabir Jalani, SE salah satu pemateri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas DT.

Iwan Hammer Ketua DPD Asosiasi Pedagang kaki lima Indonesia Kabupaten Bone mengatakan, Kehadiran PKL dikota-kota besar bahkan sudah menyeluruh dikota/kabupaten yang juga memiliki dampak dan nilai positif, yang dapat menjadi sumber PAD dan alternatif mengurangi pengangguran Serta mampu melayani kebutuhan masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Sementara itu Andi Bahar kabid penertiban umum Satpol PP Kabupaten Bone kepada media menuturkan, Penataan dan pemberdayaan PKL sangat dibutuhkan agar imej tentang PKL selama ini bisa berubah, bukan lagi penyebab kemacetan, kawasan kumuh mengganggu estetika kawasan perkotaan.

Namun Salah satu Aktivis Kaki Lima meminta agar dibuatkan perda dan sinkron dengan peraturan presiden 125 tahun 2012.

“PKL harus segera dibuatkan Perda agar ada ketetapan Hukumnya , dan singkron dengan perpres 125 tahun 2012 terkait Kordinasi dan penataan pedagang kaki lima Indonesia serat permendagri No 41 tahun 2012 tentang Pedoman dan penataan pedagang kaki lima Indonesia,”ujar Yusriani.

Tambah Yusriani, dalam penetapan lokasi juga tetap memikirkan para PKL, bukan karena ada oknum-oknum tertentu sehingga lokasi yang diperuntukkan untuk PKL menjadi lahan bisnis bagi si oknum.

Hadir dalam seminar ini , Dr Sanusi Fattah SE MSI dan dr Sabir jalani SE pemateri dari fakultas ekonomi dan bisnis Unhas, Kadis tenaga kerja Kadis koperasi dan UKM, Camat Sewilayah kota , kepala kelurahan di tiga wilayah kecamatan dalam kota dan ketua serta pengurus
Asosiasi Pedagang kaki lima Indonesia DPD Kabupaten Bone, beserta beberapa perdagangan kaki lima dibawah Naungan DPD APKLI Bone dan Satpol Pp Kabuaten Bone. (Irwan N Raju).