NUNUKAN – 06 Oktober 2022 Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) Kalimantan Utara Bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan melakukan kegiatan vaksinasi di Perpustakaan, Jl. Pattimura, Kel. Nunukan Timur, Kab. Nunukan.
Adapun jenis vaksin yang disebar oleh BINDA Kalimantan Utara yaitu vaksin jenis Pfizer dosis 1, 2 dan booster untuk usia 12 tahun keatas.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Nunukan, Hj. Miskia mengatakan, vaksinasi dosis satu, dua dan tiga bagi masyarakat luas itu bertujuan untuk menambah kekebalan tubuh masyarakat dimasa pandemi Covid- 19 saat ini.
Melalui kegiatan vaksinasi tersebut, Miskia berharap, seluruh peserta dapat terhindar dari ancaman wabah Covid-19.
“Kami mengajak masyarakat untuk menyukseskan vaksinasi, agar kitasemua terhindar dari ancaman wabah Covid-19 dan ingat tetap patuhi protokol kesehatan untuk keselamatan bersama di masa pandemi Covid-19 saat ini,” katanya.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada pihak BINDA Kaltara atas kerjasamanya dalam pelaksanaan acara kegiatan vaksinasi massal bagi masyarakat di Kabupaten Nunukan.
“Melalui kegiatan vaksinasi massal itu, kami berharap dapat semakin mempererat hubungan silaturrahmi dan sinergitas antara Dinkes Nunukan dengan BINDA Kaltara,” katanya.
Nunukan – Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berarti. Namun sebagian dari kita masih abai serta tak memperdulikan kesehatannya dan baru merasakan betapa pentingnya yang namanya kesehatan manakala sedang dan sudah ditimpa sakit.
Jika sudah demikian, kadang demi kesembuhannya, ia rela berobat dimana pun serta mengeluarkan biaya berapapun untuk terbebas dari sakitnya. Bahkan jika perlu, ia akan menularkan apa saja yang dimilikinya untuk mendapatkan kesehatannya.
Berbicara tentang sarana mendapatkan kesehatan melalui kesembuhan dari sakit, ada yang unik dan belum banyak diketahui oleh masyarakat, yakni tetapi Pengobatan Ahir Zaman atau PAZ. Terapi PAZ ini terbilang sangat fenomenal, pasalnya hanya dengan sistem penggerakan anggota tubuh, si pasien langung mendapatkan perkembangan bahkan banyak diantaranya yang langsung pulih.
“….Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik”(QS. 23 :14 )
” Prinsip penyembuhan alternatif PAZ ini ada 4. Yakni tanpa operasi, tanpa obat, tanpa bacaan tertentu dan tanpa jimat,” ungkap praktisi alternatif PAZ, Ir. H. Dian Kusumanto saat menerima Pewarta di kediamannya, Perum KPN , Nunukan, Kalimantan Utara, Selasa (13/4).
Menurut Dian, metode terapi alternatif dari PAZ sendiri adalah pengembalian anatomi tubuh manusia ke titik 0 atau ke fitrah nya yang terilhami dari Al Qur’an.
“Al Qur’an itu selain , pedoman dan tuntunan hidup bagi umat Islam, juga sumber ilmu pengetahuan. Baik itu tentang penyembuhan rohani ( batin ) maupun penyembuhan jasmani (fisik). PAZ inilah salah satunya. Yang mana Al-Qur’an menjadi inspirasinya,” paparnya.
Di jelaskan oleh Dian, bahwa dalam Surat Shad ayat 42 hingga 43 Nabi Ayub yang setelah puluhan tahun diuji melalui sakit, oleh Allah diperintahkan melakukan sesuatu demi kesembuhannya.
Sebagaimana diketahui, Al Qur’an dalam Surat Shad Ayat 42 menerangkan sebagai berikut : “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”
Kemudian dalam ayat 43 mengatakan “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Namun tak hanya Surat Shad saja menurut Dian yang menjadi inspirasi metode teknik PAZ. Ada banyak ayat yang berkenaan dengan penyembuhan seperti Al Mukminun ayat 14 atau Surat Maryam.
“Kita tahu bahwa Sayidatuna Siti Maryam itu seorang diri tanpa bantuan orang lain saat melahirkan Nabi Isa. Nah itu juga yang menjadi acuan PAZ dalam menangani persalinan,” jelasnya
Dian menceritakan, dirinya mempelajari teknik Pengolahan Akhir Zaman tersebut lantaran prihatin dengan kondisi masyarakat yang pada situasi dan kondisi tertentu memerlukan penyembuhan atas sakitnya, namun disisi lain karena tempat dan biaya sehingga tak mampu berobat.
Dan tampaknya , seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa hasil tak kan mengkhianati usaha, yang Dian lakukan dalam mempelajari penyembuhan melalui teknik PAZ tersebut cukup berhasil. Pasalnya, ratusan orang di Nunukan yang bahkan diantaranya telah menyerah dalam berobat karena tak kunjung sembuh , setelah menjalani terapi PAZ telah berhasil sembuh dan minimal mengalami perkembangan menuju pemulihan.
Berandankrinews.com, Nunukan (Kaltara)-Stunting merupakan sebuah masalah kesehatan dimana seorang bayi atau anak-anak mengalami hambatan dalam pertumbuhan tubuhnya, sehingga gagal memiliki tinggi yang ideal pada usianya.
Masalah kesehatan ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi penting dalam tubuh, seperti lemak, karbohidrat dan protein. Terkadang orang tua seringkali menyalah artikan jika gemuk merupakan tanda bahwa anak mereka sehat. Padahal, kegemukan di usia yang tidak wajar, pada dasarnya merupakan gejala dari penyakit kurang gizi dan juga stunting itu sendiri.
Seperti yang terjadi di Desa Binusan ada sekitar 60 Anak mengalami Stunting atau hambatan pertumbuhan.
Seperti yang dikatakan Kepala Puskesmas Nunukan
Dr. Ika Bihandayani mengatakan Desa Binusan ada 60 anak berdasarkan berat badan perumur yang mengalami stunting atau hambatan pertumbuhan didesa Binusan.
Ika menjelaskan tahun ini lebih fokuskan untuk penanganan terkait Stunting dengan penyuluhan dan pembagian makanan tambahan ke masyarakat khususnya ibu hamil.
“Sebenarnya sebelum insiden ini, jauh hari sebelumnya kita sudah mengedukasi terus, lanjutnya seperti saat ini ada program Calon pengantin (Catin) disitu kita mengedukasi mulai dari bagaimana persiapan kehamilan, karena stunting ini penyebabnya dari kehamilan 1000 hari pertama kehidupan,” jelas Ika.
Ia menuturkan penyebabnya juga dari gizi nutrisi ibu hamil yang tidak terjaga sehingga kelahiran anak kondisi Stunting tubuh pendek.
Dr. Ika mengatakan sebenarnya dari diri kita masing-masing yang harus menjaga kesehatan.
“Dari kita sudah sering di lakukan sosialisasi dan edukasi kemana-mana, cuma karena angkanya lebih banyak ditahun ini, khususnya Desa Binusan dari 5 wilayah kerja puskesmas mencapai 60 Anak,” ujarnya.
Dr. Ika menuturkan penyuluhan akan difokuskan didesa Binusan namun tidak melupakan wilayah lain.
“kita fokuskan di Desa Binusan namun wilayah lain tetap kita pantau semua, jangan sampai ada penambahan stunting,” kata Ika.
Ciri-ciri stunting jelas Dr Ika adalah tubuh pendek, tidak sesuai berat badan, dengan ideal sesuai indeks masa tubuh.
Tentunya Ia mengharapkan kepada seluruh ibu hamil, lebih banyak konsumsi makanan bergizi, tidak konsumsi obat-obatan di usia kehamilan yang rawan.
“semua sakit penyakit bukan saja urusan orang kesehatan tetapi kesadaran dari diri kita,” pungkasnya. (*/MU)