Jakarta — Proyek terowongan Terpadu atau dikenal dengan nama Jakarta Integrated Tunnel (JIT), yang di gagas oleh PT. Antaredja Mulia Jaya (AMJ), sedang berprogres terus, “Saat ini kita lagi menjajaki kerjasama dengan Investor dan EPC dari Korea Selatan,” ujar Komisaris Utama PT. AMJ Wibisono,SH,MH dihadapan awak media, Rabu, (07/08/2019), di Jakarta.
Menurutnya, dengan kejadian Insiden matinya listrik di jakarta dan jawa barat hari minggu sampai senin kemarin, Pemerintah tidak siap membangun infrastruktur kelistrikan untuk menunjang pembangunan Infratruktur yang pesat- masif, buktinya layanan publik transport seperti MRT,KRL lumpuh total, ini jelas memalukan, kok MRT yang dibangun di bawah tanah tanpa ada cadangan listrik (Genset), ujar Wibisono yang juga sebagai pengamat Infrastruktur dan Pembina LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara) ini.
“Proyek JIT ini ada dua trase, JIT satu yaitu trase (Balaikambang Manggarai) yang membypass sungai Ciliwung dan JIT dua yaitu trase (Ulujami-Tanah Abang) yang membypass sungai Pesanggrahan, maka dari itu proyek terowongan multi fungsi ini mempunyai empat fungsi sebagai Pengendali banjir, jalan tol, bahan baku air bersih ( long storage ) dan menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) sebesar 7-15 megawatt, dan bisa juga menghasilkan listrik dengan memanfaatkan debit air dalam terowongan dengan konsep Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 150 Megawatt, saat ini lagi dihitung mana yang terbaik, proyek ini solusi untuk mengadakan Listrik yang bisa mensuplay proyek-proyek Infrastruktur yang berada di Jabodetabek, sehingga tidak lagi tergantung suplay listrik dari PLN,” ungkapnya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa proyek terowongan terpadu penanggulangan banjir jakarta atau dikenal JIT sudah mengantongi ijin prinsip dari Pemprov DKI-Jakarta ditahun 2014 dan SK (Surat Keputusan) menteri PUPR yang membentuk Tim Kajian Cepat balitbang PUPR tahun 2016, serta Rekomendasi Teknis menteri PUPR di tahun 2016.
PT. Antaredja Mulia Jaya (AMJ) sudah membuat Pra FS (study kelayakan) dengan menggandeng dua konsultan, yaitu konsultan lokal spesialis Tol di Indonesia PT. Perentjana Jaya dan konsultan dari BUMN China Gezhoba serta akan menggandeng Investor dan EPC Dari Korea selatan.
Konsep Jakarta Integrated Tunnel proyek ini tidak memakai uang negara-Anggaran Negara (APBN-APBD), dan semua dari pendanaan swasta, makanya selama ini kita berjuang mati-matian untuk mencari investor atau sumber pendanaan dari luar negeri, “pemerintah harusnya mengapresiasi atas upaya ini,” ujar Wibisono.
Tahapan inilah yang sekarang lagi diproses agar segera closing financial dan menteri PUPR akan mengamandemen PPJT (perjanjian pengusahaan jalan tol) PT. JTD (Jakarta Tollroad Development) yang memegang konsesi 6 ruas tol dalam kota, dan mensubstitusi 2 ruas tolnya menjadi tol terowongan multi fungsi sesuai rekomendasi teknis menteri PUPR.
PT. Pembangunan Perumahan dan PT. Waskita saat ini sedang mereview study kelayakan (FS) kita dan mereka juga lagi menyiapkan perjanjian pokok nantinya kita akan membuat Perusahaan patungan (JVco) dan bersama-sama untuk mewujudkan proyek monumental ini, kata Wibi.
Direktur marketing Krisman Simorangkir menambahkanbahwa”Kerjasama dengan PT. PP dan PT. Waskita nantinya akan bersama- sama menjadi pemrakarsa dan selanjutnya membuat Perusahaan (Jco) dan seandainya kita jalan buntu dengan PT.JTD, maka kita akan meminta trase sendiri untuk jalan tolnya,” pungkasnya. (fri)