NUNUKAN – Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Nunukan menggelar Seminar bertajuk ” Hipertensi dalam Kehamilan dan Persalinan Serta Kegawatdaruratan Perinatal”.
Acara yang digelar dalam rangka Peringatan HUT Ikatan Bidan Seluruh Indonesia (IBI) ke 70 Tahun ini dibuka oleh Bupati Nunukan yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Meinstar Tololiu di Room Meeting Hotel Lenfin Nunukan, Senin, (28/6). Ulang Tahun IBI Tahun 2021 ini sendiri mengambil tema “Optimalisasi Peran Bidan pada Pelayanan KIA-KB dan Kesehatan Reproduksi dalam Mendukung Penguatan Pelayanan Primer”.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua IBI Cabang Nunukan Ulyana Amd,Keb , dr. Herlina Barends dari TP PKK Kabupaten Nunukan, dan pejabat eselon serta kepala puskesmas di lingkungan Pemkab Nunukan.
Mewakili Bupati Nunukan dalam sambutannya Kadinkes Meistar Tololiu menyampaikan bahwa angka kematian ibu dan bayi di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian serius. Sedangkan angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2020 masih berada di kisaran angka 305 dari 100 ribu kelahiran, lebih tinggi 5 hingga 6 kali angka kematian ibu di negara-negara ASEAN.
Sementara itu, menurut Tololiu angka kematian bayi di Indonesia berada pada kisaran angka 24 dari 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian ibu dan bayi di wilayah Nunukan sampai saat ini juga masih fluktuatif.
Menurut Tololiu banyak faktor yang menyebabkan angka kematian ibu dan bayi hingga saat ini masih cukup tinggi, diantaranya kurangnya tenaga medis yang ahli dan terampil, kurangnya pendidikan masyarakat tentang kesehatan reproduksi, kurangnya fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil, dan sulitnya sarana transportasi menuju fasilitas kesehatan, juga karena faktor kurangnya dukungan masyarakat terhadap kesehatan para ibu hamil, pernikahan dini, serta jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Memperhatikan beberapa faktor tersebut, Tololiu menyampaikan bidan bisa memainkan peran penting untuk ikut menurunkan angka kematian ibu dan bayi.Para bidan bisa secara langsung memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat, serta memudahkan pemberian pertolongan persalinan karena bidan berada
“Dekat di hati, dekat secara fisik, dan dekat secara geografis, serta paling memahami budaya dan kultur masyarakat. Para bidan juga masih bisa terlibat secara aktif untuk ikut menjaga kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga anak-anak mengalami pertumbuhan secara normal, mendapatkan asupan gizi yang baik,dan tidak mengalami stunting. Peran lain para bidan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya progam keluarga berencana sehingga program KB mudah di cerna dan di pahami masyarakat”, ujarnya.
Pada kesempatan ini Tololiu juga berpesan kepada para seluruh bidan yg bertugas di wilayah kabupaten nunukan untuk terus meningkatkan kemampuan dirinya.
” Perkembangan informasi terkait dengan kesehatan saat ini terjadi begitu cepat, jangan sampai para bidan ketinggalan, tanamkan sikap profesionalisme dalam diri masing-masing, sehingga seberat apapun tugasnya akan mampu di laksanakan senang dan ikhlas. Kepada pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) kabupaten nunukan, agar melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalitas para bidan agar jalin kerjasama dengan berbagai pihak sehingga para bidan memiliki kesempatan untuk menimba ilmu dan terus mengasah kemampuannya”, ujar Tololiu.
Kedepan diharapkan IBI semakin solid dan bisa menunjukkan peran dan kiprahnya secara nyata dalam melayani masyarakat.
Setelah acara dibuka, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah kepada bidan sesepuh yang ada di kabupaten nunukan serta dan pemotongan tumpeng.
(Humas).