TANJUNG SELOR – Staf Ahli bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Hubungan Antar Lembaga Burhanuddin,S.Sos., M.Si mewakili Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., pada kegiatan penanaman pohon yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia.
Ini kata, Burhan merupakan wujud komitmen serius dari pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai upaya pemulihan lingkungan dan menandai transformasi pemulihan hutan hujan tropis.
Agenda ini di gelar secara serentak di 38 provinsi Indonesia yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI Bapak KH. Ma’ruf Amin di Provinsi Banten secara virtual.
Burhanuddin mengatakan, kbahwa dunia telah memasuki era pemanasan global. Dampak pemanasan global terhadap kehidupan manusia dan lingkungan semakin terlihat nyata terganggu, dengan meningkatnya suhu bumi yang berpengaruh pada kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia.
“Saat ini kita menghadapi perubahan iklim di tingkat lokal, regional maupun global. Hal ini antara lain dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang bersumber dari peningkatan industri berbahan bakar fosil, tutupan lahan hijau berupa pohon yang semakin menyusut, serta kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi,”kata Burhan, Ahad (14/1).
Hal ini, kata Burhan mengakibatkan perubahan permasalahan iklim yang menjadi ancaman kehidupan antara lain perubahan pola curah hujan, anomali iklim ekstrem (peningakatan el-nino dan atau la-nina). Peningkatan tinggi permukaan air laut dan hilangnya daratan, masalah produktifitas tanaman pangan, masalah bencana alam (kekeringan, banjir, angin) penurunan keanekaragaman hayati serta, resiko terhadap kesehatan, keselamatan keamanan dan lingkungan bagi masyarakat.
“Penanaman pohon berkaitan erat dengan upaya pelestarian alam yang mendukung dalam mengawal keberlanjutan lintas generasi dan menyelamatkan masa depan bangsa. Pada hakikatnya, saat kita menanam pohon, maka kita sedang menanam doa, menanam harapan dan menanam kerja kita semua untuk keberlanjutan hidup generasi yang akan datang,” harapnya.
Ia menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan dalam melaksanakan tranformasi pemulihan hutan hujan tropis basah Kalimantan melalui pendekatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yakni dengan melakukan penanaman kombinasi antara berbagai jenis tanaman asli atau lokal setempat (native species), jenis endemik langka dan dilindungi, tanaman pangan, dan jenis tumbuhan multi purpose lainnya.
“Sebuah laporan menyebutkan bahwa, sebatang pohon selama hidupnya diprediksi mampu menyerap 7.500 gram karbon. sumber lain menyebutkan bahwa secara taksiran kasar, sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 sampai 36 gram per hari dan dalam waktu satu jam selembar daun memproduksi oksigen sebanyak 5 ml,” terangnya.
Namun demikian, yang menjadi tantangan adalah, setiap gerakan menanam pohon yang dilakukan selama ini hanya sebatas seremoni atau sebuah aktivitas biasa tanpa arti. Padahal, terdapat banyak manfaat menanam pohon. Bahkan bukan hanya untuk dirasakan oleh manusia saja, melainkan semua makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
“Semoga kegiatan yang kita lakukan demi bangsa dan bumi ini tidak hanya pada hari ini saja melainkan kita juga harus bertanggung jawab untuk melestarikannya. sehingga kita tidak hanya dapat menyelamatkan kehidupan hewan serta alam sekitar saja, tetapi juga kehidupan yang lebih layak untuk manusia,” tutupnya.
Hadir dalam kegiatan, Kepala Staf Korem (Kasrem) 092/Maharajalila Kolonel Inf. Utten Simbolon, S.IP, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Utara, Ir. Heri Rudiyono, Kepala Balai Taman Kayan Mentarang Agusman, S.P.,M.Sc, serta Forkopimda Provinsi Kaltara.
(dkisp)