*KITA MERDEKA*





Catatan Pinggir:
Bahtiar Parenrengi

Pelaksanaan HUT republik Indonesia, 17 Agustus 2020 lain dari biasanya. Tak ada lagi Upacara Penaikan Bendera semeriah yang sebelumnya. Tak kita liat lagi, bagaimana putra putri terbaik kita tampil dengan semangat. Tampil dengan penuh wibawa mengerek bendera pusaka, Merah Putih.

Kali ini lain.Jauh dari kebiasaan sebelumnya. Jauh dari suasana perekrutan dan latihan berbulan-bulan.

Kali ini menjadi lain. Tak ada lagi keluarga para pasukan pengibar bendera yang hadir dilapangan untuk menyaksikan putra-putrinya. Tak ada lagi wajah pucat dan tegang melihat detik-detik pengibaran Sangsaka Merah Putih dikibarkan.

Tak ada lagi. Karena di HUT RI ke 75 Th ini, kita masih diliputi suasana yang belum stabil. Suasana dimana virus Covid 19 masih menjadi momok. Kita masih cemas.

Kemerdekaan tentu tak diukur oleh seberapa meriah kita melaksanakan acara seremonial. Tentu tak ditakar dengan banyaknya mata acara menyambut dan memeriahkan HUT kemerdekaan RI.

Kemerdekaan juga tak diukur dengan seberapa meriah kita melaksanakan upacara penaikan dan penurunan Bendera Merah-Putih. Bukan. Bukan pula seberapa banyak penonton yang hadir menyaksikan upacara tersebut.

Bukan. Bukan semua itu. Seremonial hanyalah bentuk kegembiraan kita. Sebagai warga negara, kita wajib bergembira (sorak-sorak bergembira, bergembira semua) . Gembira karena kita tak dijajah lagi.

Gembira karena kita kembali diingatkan bahwa dulu kita pernah berjuang dan menang. Bukti kemenangan itulah yang di proklamirkan sebagai wujud Kemerdekaan sebuah negara.

Merdeka yang diharapkan, tentu dalam bentuk seluas-luasnya. Seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “mer·de·ka /merdéka/ a 1 bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri: sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa kita sudah –; 2 tidak terkena atau lepas dari tuntutan: — dari tuntutan penjara seumur hidup; 3 tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu”.

Memasuki bulan Agustus, lagu perjuangan mengalun dimana-mana. Terdengar syahdu dan menyuntikkan rasa heroik dan kecintaan tanah air.

Diradio atau dimedia TV pun terdengar lagu
yang memberi semangat perjuangan.
Mulai lagu 17 Agustus Tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita,hingga lagu sorak-sorak bergembira,diputar berulang.

Hut Kemerdekaan yang ke 75 Tahun di tahun 2020 ini, menjadi momentum perjuangan bagi kita semua. Di tahun ini kita berjuang mengalahkan Virus Covid 19. Kita berjuang agar keluar dari suasana dari ketidak bebasan merayakan hari kegembiraan, Indonesia merdeka, Republik Indonesia, Itulah hak milik kita, Untuk slama lamanya…..

Sorak-sorak bergembira, Bergembira semua, sudah bebas negeri kita, Indonesia merdeka. Dan kita harus terus berjuang, termasuk berjuang dari kesehatan. Ayo maju. Seperti thema HUT RI 75 Th, Indonesia Maju. Ayo Maju… Maju karena Kita Merdeka. Bukan tak maju-maju.