Ikatan Pencinta Musik Nunukan Galang Dana Untuk Para Korban Musibah Banjir

Nunukan – Musibah Banjir di sebagian wilayah Kalimantan Utara terutama di Lumbis Pansiangan, Sembakung dan di Kabupaten Malinau telah memantik keprihatinan berbagai pihak. Pasalnya, Banjir yang melanda pada tanggal 14 – 16 Mei 2021 tersebut, telah menyebabkan kerugian bagi para warga setempat.

Seperti pada Rabu (27/5), puluhan Insan Seni yang tergabung dalam Ikatan Pencinta Musik (IPM) Nunukan melakukan aksi penggalangan dana di seputaran Taman Kota Nunukan. Mentargetkan para pengguna jalan, para pencinta musik itu memulai aksinya dari pukul 14:00 WITA hingga menjelang Adzan Magrib.

Koordinator aksi, Ilham Zain kepada awak media menuturkan bahwa sedikitnya ada 3 hal yang ingin mereka sampaikan melalui aksi tersebut. Pertama, menegaskan bahwa para musisi dan pencinta musik serta insan seni di Nunukan sangat prihatin dengan kondisi para korban.

“Mereka kehilangan tempat tinggal, minim persediaan makan dan obat-obatan. Dan dari hati nurani, kami tergerak semampu mungkin mengurangi beban mereka,” ujar pria penyuka lagu – lagu Deep Purple dan Iwan Fals itu.

Kedua, ungkap Ilham, IPM Nunukan berharap aksinya itu dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih mempertebal rasa welas asih dan lebih responsif terhadap penderitaan sesama.

Selanjutnya, menurut Ilham, khusus Banjir yang melanda masyarakat di Lumbis Pansiangan, para pencinta musik di Nunukan meminta kepada Pemerintah agar secepatnya mengeluarkan kebijakan dan langkah – langkah yang konferhensip. 

Hal itu menurut Ilham sangat perlu dilakukan oleh Pemerintah, mengingat musibah yang menimpa warga Lumbis Pansiangan hingga Warga Sembakung adalah akibat sungai yang tak mampu lagi menampung air dari wilayah Malaysia. 

“Hampir setiap tahun saudara -saudara kita di wilayah tersebut menjadi langganan banjir kiriman. Maka harus ada penanganan khusus dari Pemerintah Pusat karena banjir itu datang dari wilayah Malaysia,” jelasnya.

Ilham mengingatkan, bahwa hari – hari biasa saja keberadaan masyarakat di Lumbis Pansiangan, Lumbis Hulu dan Lumbis Ogong sudah sangat terisolir lantaran tidak adanya akses untuk transportasi darat. Sehingga musibah Banjir ini secara otomatis juga akan melumpuhkan aktifitas mereka.

” Sungai adalah satu -satunya akses transportasi mereka. Maka ketika sungai  itu dalam kondisi banjir, tentu aktifitas mereka akan terhenti,” kata Ilham

IPM Nunukan menilai, dari tahun ke tahun tak kunjung ada kebijakan dari Pemerintah Pusat yang benar-benar menyentuh sendi – sendi kebutuhan masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Padahal sudah sangat jelas UUD 1945 mengamanatkan pembangunan yang berkeadilan adalah hak setiap warga negara.

“Menurut saya, solusi yang paling tepat untuk mengurai sengkarut permasalahan di wilayah tersebut adalah pembentukan Daerah Otonomi Baru,” pungkasnya.

Pewarta: Eddy Santry