TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H. Zainal A Paliwang SH, M.hum., menghadiri Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) 2022 yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kaltara di Gedung Gabungan Dinas, Pemprov Kaltara, Sabtu (24/09/2022).
Hadir pula Wakil Gubernur Kaltara, Dr. Yansen TP. M.Si., Sekretaris Provinsi Kaltara, Dr H. Suriansyah M.AP., Asisten I bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Datu Iqro Ramadhan, S.Sos., M.Si., Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Dr. Bustan, SE.,M.Si., dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara, Teguh Henri Susanto serta Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gerkatin, Bambang Prasetyo.
Adapun Workshop bertujuan untuk memperkenalkan Bahasa Isyarat kepada masyarakat luas, agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan saudara-saudari yang memiliki keistimewaan dan kemampuan berkomunikasi dengan cara yang berbeda.
Saat ini hampir semua media televisi menampilkan translator Bahasa Isyarat. Hal ini agar para mereka para difabel khususnya tuna rungu dapat mengerti dan memahami tentang setiap informasi yang disiarkan melalui media tersebut.
Gubernur dalam sambutannya mengatakan bersyukur berada di zaman ini, dimana kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat untuk dapat memberikan perilaku adil kepada sesama Ciptaan Tuhan.
“Tentu ini merupakan suatu hal yang sangat positif, bahwa terlepas dari beberapa kekurangan yang ada, sejatinya kita semua adalah sama. Memiliki hak untuk diberlakukan dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan,” ujar Gubernur Zainal.
Ia berharap kedepan di Kaltara bisa memberikan pelajaran bahasa isyarat kepada masyarakat.
“Saya berharap kedepan kita bisa memberikan pelajaran Bahasa Isyarat kepada masyarakat di Kaltara, yang mana kita sadari bahwa di Kaltara masih sedikit yang mengetahui tentang Bahasa Isyarat,” ucapnya.
Diakhir sambutannya Gubernur menyatakan mendukung pengembangan Bahasa Isyarat di Kaltara.
“Pemprov akan terus mendukung pengembangan identitas Bahasa Isyarat di Kaltara, agar saudara kita yang memiliki keistimewaan dan kemampuan berkomunikasi dengan cara yang berbeda bisa lebih nyaman berkomunikasi,” tutupnya. (dkisp)