Gelar Talkshow Terkait Pelayanan Bedah Laparoskopi, Direktur RSUD Nunukan : “Bisa Untuk Seluruh Kalangan Masyarakat Bukan Hanya BPJS Kelas Satu”

NUNUKAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan gelar dialog interaktif terkait pelayanan bedah laparoskopi, bertempat di ruangan media center RSUD Nunukan, Selasa (19/09/2023).

Hadir sebagai narasumber, Direktur RSUD Nunukan, dr. Dulman L, M.Kes., Sp.OG bersama dokter spesialis bedah, dr. Devid Ruru, Sp.B serta host, dr. Sofyan.

Selaku dokter spesialis bedah RSUD Nunukan, Devid Ruru menjelaskan bahwa laparoskopi merupakan teknik operasi menggunakan kamera dan alat bantu pengganti tangan manusia.

“Pelayanan laparoskopi ialah teknik pembedahan atau operasi dengan irisan kecil lalu memasukan kamera untuk mediagnostik dan akan ditampilkan di layar serta ada alat bantu robotik pengganti tangan yang kita kendalikan, jadi tidak perlu lagi tangan kita masuk ke dalam organ tubuh pasien,” ucap dr. Devid.

Lalu, dr. Devid menyampaikan bahwa bedah laparoskopi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan operasi konvensional.

“Ada beberapa keuntungan dibandingkan bedah konvensional yakni karena irisannya kecil jadi meminimalisir pendarahan, nyeri lebih ringan, penyembuhan luka lebih cepat dan resiko infeksi lebih rendah, selain dari itu kita bisa eksplorasi dengan melihat organ-organ lain dengan menggunakan kamera tersebut,” sambung dokter spesialis bedah RSUD Nunukan.

Bersama dengan itu, Direktur RSUD Nunukan, dr. Dulman mengungkapkan bahwa bedah laparoskopi merupakan pelayanan modern dengan biaya yang besar dan diperuntukkan BPJS Kelas I tetapi khusus di RSUD Nunukan bisa melayani seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

“Pelayanan bedah laparoskopi ini merupakan pelayanan yang sebenarnya di rumah sakit lain memiliki biaya yang mahal serta diperuntukkan untuk BPJS kelas I tapi untuk khusus di Nunukan sendiri semua bisa dilayani dengan sarana ini, mau itu menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM), seluruh kelas BPJS ataupun pembiayaan lain, selama pasien tersebut memungkinkan atau ada indikasi untuk melakukan laparoskopi,” ujar dr. Dulman.

Lebih lanjut, dr. Dulman mengatakan bahwa semua dokter spesialis bedah bisa menggunakan alat laparaskopi dan sudah terlatih serta memiliki legalitas di pendidikan sebelumnya.

“Alhamdulillah semua dokter bedah bisa melakukan laparoskopi dan untuk legalitas sudah didapatkan selama pendidikan mereka bahkan sudah bersertifikat, begitupun juga dengan dokter kandungan,” lanjut direktur RSUD Nunukan tersebut.

Adapun pelayanan bedah laparoskopi RSUD Nunukan dimulai sejak tahun 2012 dan telah diberikan bantuan sebanyak 2 (dua) kali oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

(Nam/Nam)