Kominfo Sulbar– Gedung Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju yang berada di jalan poros Mamuju-Kalukku Kilo Meter 13 Desa Bambu Mamuju, resmi beroperasi setelah diresmikan, Rabu 11 Maret 2020.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Kepala BPOM RI Penny K. Lukito, bersama Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, yang turut disaksikan Wakil Gubernur Sulbar, Enny Anggraeni Anwar, Sekprov Sulbar Muhammad Idris, Asisten I Pemprov, Muh. Natsir, serta para unsur Forkopinda.
Pada Gedung baru BPOM tersebut, terdapat kantor dan laboratorium pengujian obat dan makanan.
Dalam sambutannya, Kepala BPOM RI Penny K. Lukito, mengucapkan terimakasih kepada Pemprov Sulbar atas pembangunan infrastruktur bangunan dan laboratorium BPOM yang lebih lengkap.
Penny menyatakan, dengan adanya gedung baru tersebut Insya Allah BPOM akan semakin kuat mendukung pembangunan Sulbar, yang bergerak pada pengawasan dan perlindungan pada masyarakat, terutama pada bidang makanan dan obat.
Masih kata Penny, dengan terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2017 tentang peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan, telah dimanfaatkan dengan positif oleh BPOM untuk semakin meningkatkan kinerja pengawasannya secara lebih efektif, yang dinilai sangat sejalan dengan salah satu Nawa Cita Presiden, yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui sektor kesehatan.
“Gerak operasi penuntasan perlu terus diintensifkan, baik dari obat begitupun semua jenis makanan yang ada. Hal tersebut sudah ada aturannya berdasarkan Inpres nomor 3 yang sesudah diturunkan pada payung hukum pada aspek pangan di negara kita. Olehnya itu memang perlu adanya kerja sama yg baik antara Pemprov Sulbar dengan BPOM,”sebut Penny
Ia menambahkan, BPOM telah menjalankan tugasnya secara maksimal terkait kewajibannya untuk mengawasi peredaran obat, obat tradisional, komestik, produk pangan dan suplemen kesehatan di Indonesia.
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengemukakan, dengan diresmikannya gedung BPOM dapat lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga tersebut dalam melakukan pengawasan produk farmasi dan obat-obatan, kosmetik, makanan, dan alat kesehatan yang tidak aman bagi masyarakat.
Disampikan, kehadiran kantor dan laboratorium BPOM yang refresentatif memiliki arti penting, mengingat letak Mamuju merupakan segitiga emas yang dikelilingi tiga pelabuhan yaitu di Palu, Samarinda dan Makassar.
“Ini menjadikan Mamuju sebagai koridor lalu lintas barang dan jasa yang sangat memungkinkan masuknya produk obat-obatan, makanan, kosmetik dan alat kesehatan yang illegal beredar di masyarakat,”kata Ali Baal
lebih lanjut, Ali Baal menyatakan, keberhasilan pelaksanaan tugas BPOM tentunya membutuhkan dukungan kerjasama dengan para stakeholder terkait, untuk bekerja secara terpadu dan terkoordinasi sesuai tugas dan fungsi masing-masing, dalam pengawasan obat dan makanan.
“Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, harus dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan, bekerja independen, obyektif dan profesional.
MelaIui kesempatan itu, Ali Baal menekankan, yang harus menjadi perhatian adalah melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat, dengan memberi pengetahuan praktis tentang produk farmasi, obat-obatan, makanan, dan bahan kosmetik yang kadaluarsa dan tidak layak edar.
“Dengan cara begitu, masyarakat diharap bisa berperan membantu pemerintah, dalam mencegah peredaran barang yang ilegal,”ucap Ali Baal
Selain itu, masyarakat juga bisa melindungi diri dan keluarganya dari penggunaan produk farmasi, obat-obatan dan makanan yang ilegal.
“Hal ini perlu saya sampaikan, mengingat semakin maraknya pemasaran berbagai jenis produk obat-obatan secara online, yang bisa diakses dengan mudah oleh semua kalangan. Begitupun dengan makanan dan minuman, tidak sedikit penggunaan bahan pengawet buatan pada makanan dan minuman, yang tidak berizin, seperti boraks dan formalin yang berpotensi merusak kesehatan masyarakat, termasuk pada jajanan anak sekolah,” beber pria yang akrab disapa ABM itu
Senada dengan Gubernur Sulbar, Kepala BPOM di Mamuju, Netty Nurmuliawati juga mengatakan, peresmian gedung BPOM itu dinilai sangat penting, demi melindungi masyarakat Mamuju dan Sulbar secara keseluruhan, dimana Sulbar merupakan daerah kategori strategis yang masuk dalam istilah segitiga emas sebagai tempat tingginya arus obat dan pangan yang rentan dari ketidakstandaran.
“Dengan adanya gedung BPOM di Mamuju yang baru, diharapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan dan keamanan terhadap obat dan makanan, bagi masyarakat Mamuju dan Sulbar kedepan, ” beber Netty
Setelah prosesi persemian, dilanjutkan peninjauan ke kantor dan laboratorium pengujian obat dan makanan yang berada di gedung baru BPOM itu.
(farid )