Tarakan – Pernyataan Edy Mulyadi terkait Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kini menjadi viral. Pasalnya dalam video yang beredar, Edy melontarkan ucapan yang dianggap menyakiti perasaan masyarakat Kalimantan terutama Kalimantan Timur
Diketahui, dalam video tersebut, Edy Mulyadi menyebut IKN Nusantara sebagai ‘tempat jin buang anak’ dan pernyataan yang oleh masyarakat diangap mempersamakan orang Kalimantan dengan Kuntilanak dan Genderuwo.
Kecaman dari berbagai pihak akibat pernyataan Edy tersebut terus bermunculan. Salah satunya dari Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Kalimantan Utara. Ketua GARBI Kaltara, Surya Yuniza menilai, pernyataan Edy Mulyadi sebagai pernyataan Rasis dan profokatif.
“Kami dengan tegas mengecam pernyataan Edy Mulyadi. Selain merendahkan martabat masyarakat Kalimantan, hal itu juga dapat memecah belah persatuan,” ujar Surya, Minggu (23/1/2022)
Selain minta agar Edy Mulyadi agar minta maaf secara terbuka, Garbi Kaltara juga minta agar pihak Kepolisian segera memprosesnya sesuai UU yang berlaku. Adapun 4 poin pernyataan sikap Garbi Kaltara sebagai berikut:
1. Meminta saudara Edy Mulyadi meminta maaf kepada masyarakat Kalimantan secara terbuka atas pernyataan yang bersangkutan yang menyamakan tinggal di Kalimantan sebagai tempat jin buang anak dan ucapan yang berbau rasial.
2. Menuntut yang bersangkutan agar diproses secara hukum dengan seadil-adilnya karena telah membuat resah dan memprovokasi sekaligus menebar kebencian antar sesama anak bangsa.
3. Meminta segenap masyarakat Kalimantan Utara untuk siap siaga atas oknum-oknum yang ingin merusak keutuhan dan keberagaman yang sudah terjalin dengan baik di Bumi Borneo umumnya dan Benuanta khususnya.
4. Mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan jalur konstitusional dalam menyampaikan aspirasi dan perbedaan pendapat terkait polemik Ibu Kota Negara serta menjaga sikap persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa.
“Demikian pernyataan Ormas Kebangsaan GARBI Wilayah Kalimanta Utara. Semoga kita tetap menjunjung tinggi rasa Persaudaraan demi tegaknya Persatuan dan Kesatuan Bangsa,” pungas Surya
Pewarta : Eddy Santry