Jakarta-berandankrinews.com.
Data yang digunakan pemerintah dalam menyalurkan sembako, PKH, BLT dan bansos lainnya banyak yang tidak akurat dengan kondisi dilapangan. Ada yang kaya terdaftar, banyak yang de facto berhak tidak terdaftar. Pemerintah seyogyanya segera lakukan pembaharuan data dengan libatkan RT/RW dan pemangku kepentingan akar rumput semisal organisasi yang menaungi pelaku ekonomi rakyat kecil, baik PKL, pekerja informal dan lainnya.
Hal tersebut juga dibutuhkan dalam perluasan bansos bagi rakyat terdampak Wabah Corona yang belum terdaftar di Kemensos RI. Yaitu dari 15,2 juta diperluas sebanyak 4,8 juta menjadi 20 juta, tegas Presiden Gumregah Nusantara, dr. Ali Mahsun Atmo, M. Biomed, Ketua Umum DPP APKLI merespon laporan dari Sdr Iwan Hammer dari Kab. Bone Sulsel, Selasa dini hari, 28/4/2020.pukul 01.30 wita
Langkah ini seyogyanya segera dilakukan pemerintah sehingga bansos tepat sasaran dan tidak timbulkan kegaduhan sosial sebagaimana telah terjadi dibeberapa daerah. Kasihan RT/RW, Kepala Desa / Lurah jadi sasaran kemarahan rakyat yang merasa berhak dapatkan bansos untuk isi perut keluarga mereka.
Hal yang sama juga dialami organisasi yang menaungi mereka. Kami sangat berharap koordinasi dan sinkronisasi kebijakan antar kementerian tidak ada lagi yang tumpang tindih dan bertolak belakang satu dengan lainnya yang sebabkan Pemda kebingungan.
Oleh karena itu, dibutuhkan hanya ada satu garis komando kebijakan dibawah kendali penuh Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara RI, sehingga ada harmoni dan koordinasi yang efektif antar kementrian, pempus dan pemda sehingga bansos dapat disalurkan lebih cepat dan tepat sasaran, serta eliminasi adanya tindakan ‘Aji Mumpung’ ditengah ratusan juta rakyat yang makin menderita akibat wabah corona, tambah Ali Mahsun Atmo, mantan Pembantu Rektor V Univ. Darul ‘Ulum Jombang Jatim 2010-2012.
Yang tidak kalah mendasar adalah tidak boleh ada kepentingan politik praktis apapun dalam tangani wabah Corona. Semua pihak, segenap pemangku kepentingan di negeri ini seyogyanya tanggalkan ‘Baju Politik’ darimana berasal, tidak terkecuali Kabinet Indonesia Maju.
Semua harus ‘welas asih
penuh kasih sayang dan cinta’ wujudkan kebersamaan, kesahajaan dan kejujuran untuk secepat-cepatnya ringankan beban rakyat akibat wabah Corona.Segenap energi dan sumber daya yang ada dan serba terbatas saat ini dapat difokuskan hanya untuk percepatan pencegahan penyebaran dan penanganan wabah corona sehingga badai ini segera usai dari Bumi Ibu Pertiwi Nusantara, pungkas” Ali Mahsun Atmo, lelaki sahaja mantan penjual krupuk dan sopir angkutan pedesaan dikampung halamannya Mojokerto Jatim.
Muh Ishak Hammer