NUNUKAN – Pemilihan Kepala Daerah di Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Pilkada serentak memang baru akan dilaksanakan September 2020 mendatang.
Namun begitu, sejumlah nama sudah santer menjadi pembicaran publik di provinsi termuda se-Indonesia tersebut. Irianto Lambrie (Gubernur Kaltara), Abdul Hafid Ahmad (Mantan Bupati Nunukan 2 Periode) Jussuf SK (Mantan Walikota Tarakan) Ari Yusnita (Mantan Anggota DPR RI) Danni Iskandar (Mantan Ketua DPRD Nunukan), Udin Hianggio (Wakil Gubernur Kaltara), Joni Laing (Ketua DPD PDI P Kaltara) dan Yansen TP (Bupati Malinau) saat ini ramai disebut-sebut masyarakat Kaltara akan layak berkompetisi di Pillada mendatang.
Hampir semua Partai yang mempunyai keterwakilan di DPRD Provinsi Kaltara masing-masing nampak menjagokan kadernya tak terkecuali Partai Bulan Bintang.
Kendati hanya mampu mengirimkan 1 perwakilanya di Parlemen Provinsi, partai besutan Yusril Ihza Mahendra tersebut tak bisa dianggap remeh. Terbukti, dengan persaingan yang cukup keras pada Pileg 2019 lalu, PBB mampu meloloskan kadernya yakni Karel Sompoton melenggang ke ‘kursi’ anggota legislatif.
“Untuk Pilkada Provinsi 2020 mendatang, kita akan menawarkan ke publik kader kita yakni Nardi Aziz untuk menjadi calon alternatif diantara nama-nama yang sering disebutkan,” ujar Sekretaris DPW PBB Kaltara Imral Gusti kepada Pewarta, Jumat (6/9/2019).
Imral mengungkapakan, pihaknya menawarkan nama Nardi Azis bukan serta merta apalagi unsur kepentingan kelompok. Namun ia menegaskan telah melakukan kajian-kajian internal serta menjaring suara-suara di kalangan bawah masyarakat Kaltara.
Pernyataan Imral memang sangat beralasan. Pasalnya Nardi Aziz bukan orang baru dalam dunia perpolitikan di wilayah perbatasan tersebut. Diketahui, Nardi pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Nunukan dan didalam organisasi pun, suami Asni Hafid (Anggota DPD RI terpilih) itu tebilang sudah kenyang makan asam garam pergerakan.
Menurut Imral, Nardi Aziz bukan hanya sekedar politisi namun juga aset bagi Kalimamtan Utara. Ide-ide kemasyarakatan hingga kebangsaan pun menurut mantan aktivis Pro Demokrasi tersebut, Nardi Azis adalah sosok yang berfikiran maju dan progresif. Salah satu contoh, papar Imral, Nardi Azis adalah salah salah satu penggagas agar siswa sekolah mengenakan bet merah putih pada bajunya. “Pun begitu, sema berpulang pada masyarakat.
Sebagai masyarakat yang peduli pada kemajuan Kalimantan Utara atau Perbatasan pada umumnya, kami merasa terpanggil untuk turut serta mewarnai kanvas pembangunan Kaltara sebagai pengambil kebijakan,” ujarnya. Eks Aktivis 90an tersebut juga mengungkapkan bahwa kader PBB akan berada pada posisi tegak lurus. Dalam artian, ungkap Imral, apa yang menjadi keputusan Partai akan diikuti hingga ke penggurus ranting.
Sehingga ia menegaskan, PBB akan solid apabila Nardi Aziz masuk dalam salah satu kandidat Cagub-Cawagub Kaltara nantinya. “Pasti. Kader PBB itu sami’na wa athoqna. Apalagi Nardi Aziz adlah Ketua DPC PBB Nunukan. Kita pastikan suara akan solid,” tandasnya.
Ketika disinggung terkait kepemimpinan Irianto Lambrie selama memimpin Kaltara, imral enggan berkomentar. Karena ia meyakini, masyarakat Kaltara kendati berada di Perbatasan, namun jiwa-jiwa kritis dan sikap obyektifnya tak kalah dengan masyarakat yang tinggal diperkotaan.
“Tidak dalam kapasitas kami mengomentari kepemimpinan beliau (Irianto). Masyarakat lebih dewasa kok sehingga saya yakin dapat menilai baik dan buruknya masa sekarang,” pungkas Imral.
Sedangkan Nardi Aziz sendiri belum bersedia berkomentar terkait wacana dari DPW tersebut. Sementara Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra juga belum membalas direct mesenger yang dikirimkan Pewarta. Namun terlepas dari hal tersebut, munculnya nama Nardi Aziz dalam bursa Pilkada Kaltara 2020 akan menambah perbedaharaan masyarakat Kaltara dalam memilih pemimpinya kedepan. (eddy.S)