Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Babel Berharap Dukungan PLN Pangkalpinang

PANGKALPINANG, BERANDANKRINEWS.COM— KONTRIBUSI Pedagang Kaki Lima (PKL) kepada pembangunan sebuah daerah nyata adanya. Salahsatunya penyerapan tenaga kerja.

Sayangnya keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Malah sebaliknya. Pedagang Kaki Lima (PKL) kerap menjadi “tertuduh” sebagai penyebab kemacetan dan kekumuhan sebuah kota. Sebuah stigma yang sudah lama melekat kepada PKL.

Pandangan itu ditepis Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Provinsi Kep. Bangka Belitung (Babel), Mangimpal Lumbantoruan alias Impal Medan.

“Ada ribuan orang PKL yang menggantungkan hidup di sektor ini. Ini kenyataan yang harus dipahami masyarakat khususnya Pemerintah Daerah. Tanpa dukungan kebijakan, PKL ya akan begini-begini saja. Ada tapi tak dianggap,” ungkap Mangimpal Lumbantoruan.

Masih menurut Mangimpal Lumbantoruan, dukungan kepada PKL bisa berupa kebijakan Peraturan Daerah (Perda) atau sejenis yang mengatur tentang lokasi dan pendampingan berupa pendataan dan penataan.

“Semua pihak diharapkan membantu PKL. Mulai dari kepastian lahan dan dukungan infrastruktur berupa penyediaan fasilitas jaringan listrik berupa pengadaan SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum) di lapak-lapak PKL yang kami kelolal,” beber Mangimpal Lumbantoruan.

“terkhusus kepada PLN Pangkalpinang, kita berharap supaya lapak PKL dipasang SPLU supaya PKL bisa berjualan pada malam hari. Kalau lapak PKL terang benderang kan akan menarik minat pembeli,” pinta Mangimpal Lumbantoruan ketika ditemui di Markas APKLI Jl Lontong Pancur pertamina, Pangkalbalam.

Untuk diketahui, APKLI Babel telah beraudiensi dengan PLN Pangkalpinang dalam rangka meminta PLN Pangkalpinang memasang SPLU di beberapa lapak PKL antara lain Lapak Jalur 2 Tampuk Pura, Taman Dealova, Pojok PKL Kodim Jl Selan dan Taman Bhayangkara Park.

Wartawan: Yogi Pranata


PT. Pertamina PEP Tarakan Field Dukung Bank Sampah Karya Bersama Mendaur Ulang Limbah Plastik

Nunukan – Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan melihat kesungguhan masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian alam,  PT. Pertamina PEP Tarakan Field memberikan dukungan atas keberadaan Bank Sampah Karya Bersama di Kelurahan Tanjung Harapan, Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), 

Hal itu dibuktikan dengan pendampingan program pemberdayaan masyarakat bernama Aliansi Kerja Bebas Sampah (Akar Basah). Untuk mendukung upaya tersebut PEP Tarakan Field memfasilitasi pengadaan mesin cetak pelampung rumput laut ramah lingkungan kepada pengelola limbah plastik tersebut. 

Pertamina berharap, mesin itu nantinya dapat menjadi bagian dari upaya Bank Sampah untuk mendaur ulang limbah plastik jenis  jenis HDPE (High Density Polyethylene) agar dapat bermanfaat kembali.

Community Involvement Development Officer Pertamina EP Tarakan Field PEP Tarakan Field, Nida Khoirun Nissa. Foto Eddy Santry

“Ini adalah konsistensi atas komitmen dari kepedulian terhadap sosial dan lingkungan di area operasi atau wilayah kerja Pertamina PEP Tarakan Field ,” tutur Community Involvement Development Officer Pertamina EP Tarakan Field PEP Tarakan Field, Nida Khoirun Nissa kepada awak media di Tanjung Harapan, Nunukan, Selasa (22/6).

Dari sisi sosial, ungkap Nida, diharapkan mesin pencetak pelampung rumput laut ramah lingkungan tersebut nantinya dapat menjadi penggerak agar Bank Sampah Karya Bersama semakin berkembang.

“Kita harap apa yang telah kita berikan dapat menjadi penggerak kemandirian masyarakat di Tanjung Harapan dan umumnya masyarakat Nunukan dalam memberdayakan sampah plastik. Sehingga dari hal itu nantinya bukan hanya akan berdampak positif pada lingkungan namun juga akan bermanfaat secara ekonomi untuk masyarakat,” tandas Nida.

Suasana pengolahan limbah plastik oleh Bank Sampah Karya Bersama,

Sementara itu, Lurah Tanjung Harapan, Andi Maskur mengaku dukungan dari Pertamina tersebut sangat berguna bagi keberlangsungan upaya masyarakat dalam memberdayakan limbah plastik berupa Bank Sampah Karya Bersama.

Andi menilai, keberadaan mesin pencetak pelampung rumput laut ramah lingkungan tersebut akan semakin menguatkan upaya masyarakat dalam mewujudkan konsep 3 E (Edukasi, Ekonomi dan Ekologi)

“Kami sangat berterimakasih kepada PT. Pertamina EP Tarakan Field atas dukunganya berupa mesin pendaur ulang sampah plastik ini. Dimana dalam proses pemgolahan limbah plastik oleh Bank Sampah Karya Bersama, kami menerapkan program 3 E. Dan itu sangat terbantu dengan adanya mesin tersebut,” katanya.

Pewarta: Eddy Santry

Pasok Energi Listrik, Perusahaan Asal Amerika Lirik Investasi di Bangka Belitung


PANGKALPINANG||BerandaNKRInews.com||Kebutuhan energi listrik nasional terus meningkat tiap tahunnya. Untuk itu, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan bauran energi di mana target energi baru dan terbarukan (EBT) bisa mencapai 23 persen pada tahun 2025. Berdasarkan kebutuhan tersebut, PT Thorcon International, Pte. Ltd asal Amerika Serikat mulai menjajaki daerah yang potensial untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Bangka Belitung salah satunya.

David Devanney selaku CEO Thorcon mengungkapkan bahwa, teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditawarkannya memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan berbiaya lebih murah dari teknologi konvensional sebelumnya.

“Thorcon Molten Salt Reactor (Thorcon MSR) ini merupakan jenis PLTN generasi ke-4 yang dirancang menggunakan bahan bakar serta menggunakan garam cair untuk pendinginnya, beroperasi pada temperatur tinggi, dan tekanannya mendekati tekanan atmosfir, ”terang David kepada Gubernur Erzaldi di Ruang Kerjanya hari ini, Selasa (20/4/2021).

Konsep keamanan yang tinggi ini menjadi salah satu keunggulan Thorcon MSR, dan diyakini dapat mengurangi global warming. David mengatakan konsep keselamatan Thorcon ini ditandai dengan tekanan operasi yang lebih rendah. Sehingga jika terjadi kecelakaan nuklir di reaktor Thorcon, radionuklida tidak akan cepat lepas ke lingkungan karena tekanan operasionalnya hampir sama dengan tekanan atmosfir.

“Prioritas kami yang utama adalah keamanan dan menjaga keberlangsungan alam, oleh karena itu teknologi Thorcon ini merupakan salah satu langkah diversifikasi berbagai sumber energi yang akan mengurangi ketergantungan dari satu sumber energi dan dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca,” ungkap David.

Namun dirinya mengakui bahwa, penerimaan masyarakat akan PLTN masih rendah. Kecelakaan PLTN dengan tingkat terparah seperti PLTN Fukushima di Jepang menjadi salah satu penyebab masyarakat merasa PLTN sangat tidak aman. Untuk itu, dirinya bersama tim terlebih dahulu melakukan survey dan sosialisasi ke daerah di Indonesia termasuk Bangka Belitung.

Bob S. Effendi selaku Kepala Perwakilan PT Thorcon International, Pte. Ltd mengatakan bahwa, kajian telah dilakukan bersama pihak akademisi termasuk dengan Universitas Bangka Belitung.

“Kami akan melakukan penandatanganan MoU dengan Universitas Bangka Belitung sekaligus melakukan survei ke Pulau Gelasa salah satu rencana lokasi pembangunan PLTN tersebut. Dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan dirinya bersama akademisi akan melakukan survei, edukasi, dan sosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya pembangunan PLTN di Bangka Belitung akan memberikan multiplier effect sehingga, kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi. Tersedianya energi listrik dengan harga yang rendah akan menguntungkan bagi masyarakat maupun industri di Bangka Belitung.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Erzaldi Rosman mendukung upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakatnya. Namun, dirinya meminta agar terlebih dahulu dilakukan kajian-kajian terhadap ketersediaan bahan baku, dampak lingkungan maupun dampak sosial yang mungkin terjadi.

“Saya minta agar dilakukan kajian yang mendalam mengenai implementasi Thorcon untuk pembangunan PLTN khususnya di daerah kami. Karena secara umum, informasi mengenai nuklir ini sangat minim sehingga masih menimbulkan ketakutan bahkan penolakan di masyarakat. Karenanya perlu dilakukan edukasi terkhusus bagi pelajar maupun mahasiswa,” pinta orang nomor satu di Babel ini.

Dirinya menyarankan agar pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd dapat berkontribusi bagi pengembangan sumber daya manusia di Babel dengan melibatkan pelajar, mahasiswa, dan pihak akademisi dengan melakukan penelitian, kajian bersama, magang, serta publikasi bersama.
Terkait penyediaan bahan baku, Gubernur Erzaldi Rosman menyebutkan bahwa Bangka Belitung memiliki bahan baku yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk PLTN tersebut.

Oleh karenanya, pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd tidak perlu memasok dari luar. Begitu juga dengan Sumber Daya Manusia (SDM) nantinya dapat menggunakan masyarakat lokal yang telah dibekali dengan pelatihan dari pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd.

Pada prinsipnya, Gubernur Erzaldi mendukung pendirian PLTN sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyediakan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia.

“Tentunya, implementasi teknologi nuklir di Indonesia ini harus memenuhi syarat regulasi dari pemerintah pusat. Pada prinsipnya, kami mendukung upaya-upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional,” pungkasnya.

Wartawan: Agus Savar Muslim, SH

Hasan Basri Mursali Minta Milenial NU Ikut Membendung Radikalisme di Media Sosial

Nunukan – Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nunukan, Hasan Basri Mursali mengingatkan  generasi muda NU tak hanya sekedar menjadi menjadi turut serta dalam organisasi. Namun ia minta para pemuda dan pemudi Nahdlatul Ulama dapat membuktikan eksistensinya sebagai bagian dari milenial yang berdaya saing dalam segala bidang.

‘ Saya sangat mengapresiasi generasi muda Nahdlatul Ulama di Nunukan ini semakin aktif, contohnya keterlibatan mereka dalam setiap kegiatan yang kita adakan. Namun eksistensi kader muda NU jangan sampai disini saja, akan tetapi harus mampu berdaya saing,” tuturnya disela – sela Istighosah dan Pengukuhan NU Care – Laziznu di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Nunukan, Minggu (11/4) sebagaimana dilansir dari NU Online.

Intelektual NU yang juga menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol di Pemerintah Kabupaten Nunukan itu mengungkapkan bahwa para keder muda NU sangat perlu menjadikan Resolusi Jihad sebagai spirit dalam menghadapi persaingan global.

Esensi dari resolusi jihad NU adalah mempertahankan Negara Kesatuan RI. Dalam konteks kekinian berarti mengisi kemerdekaan, mengamalkan Pancasila, dan mengawal NKRI secara utuh dari berbagai ancaman dan rongrogan

Keterangan Foto: Sekretaris PCNU Kabupaten Nunukan saat membacakan sususan Pengurus NU Care – Laziznu Nunukan di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Jl. Teuku Umar, Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (11/4). Sumber Foto – NU Online

” Semangat Resolusi Jihad NU harus selalu tertanam dalam diri setiap Generasi Muda Nahdlatul Ulama. Jika dulu Resolusi Jihad menjadi semangat mempertahankan Kemerdekaan, maka sekarang Resolusi Jihad harus menjadi semangat dalam mengisi Kemerdekaan – Hasan Basri Mursali “

Jika dulu Resolusi Jihad dikeluarkan oleh Hadratusyaih Hasyim Asy’ari untuk mempertahankan kemerdekaan, maka sangat tepat apabila saat ini para pemuda menjadikan Resolusi Jihad sebagai spiritnya dalam mengisi Kemerdekaan

Apalagi sekarang ini sebagian masyarakat kita ada yag salah dalam memaknai kata jihad. Bahkan seseorang dengan tubuh berbalut kabel dan detonator yang masuk ke gereja atau café bahkan masjid, dan meledakkan diri di sana, menjadi tafsir jihad yang lain.

“Para pemuda pemudi Nahdlatul Ulama harus berperan aktif sehingga tingkah lakunya dapat menjadi referensi masyarakat tentang jihad dalam mengisi  kemerdekaan. Karena cinta tanah air itu bagian dari iman. Dan mempertahankanya adalah Jihad,” tandasnya.

Hassan Basri minta generasi muda NU tahu bahwa jika dicermati secara seksama, kondisi bangsa saat ini menghadapi dua macam ancaman, yakni pemikiran Barat (kapitalisme dan liberalisme) dan faham Khilafah yang sifatnya trannasionalis.

“Dan keduanya sangat kontra dengan kultur budaya bangsa Indonesia,” jelasnya.

Hasan Basri mengungkalkan, ncaman liberalisme ekonomi contohnya adalah dikuasainya sumber-sumber daya energi yang dikeruk habis dan dikirimkan ke luar negeri oleh bangsa asing maupun bangsa sendiri.Sehingga bangsa ini kekurangan bahan energi tersebut.

Sementara dari sisi ancaman paham yang berkedok keagamaan, menurut Hasan Basri,  bangsa Indonesia saat ini sedang diancam oleh paham radikalisme, puritanisme dan khilafah yang menformalkan hukum-hukum syari’ah dalam kehidupan bernegara.

“Agama Islam hendak dipraktikkan secara ‘letterlijk’, tanpa memerhatikan keragaman budaya lokal. Dan, korban terbesar radikalisme bertopeng agama ini adalah para anak muda.” katanya

Lebih lanjut Hasan Basri menjaskan,  kemudahan mengakses internet dan konten serta meningaknya minat masyarakat terutama milenial, saat ini dimanfaatkan pula oleh  pihak – pihak pengusung ideologi  Khilafah dalam menyebarkan propagandanya.

Pelibatan media sosial dalam penyebarluasan pesan-pesan yang memuat radikalisme ini membuat masalah terorisme bukan lagi sekadar persoalan keamanan, melainkan komunikasi. Kelompok radikalisme dan organisasi teroris mengadaptasi teknologi komunikasi baru, termasuk media sosial, untuk tujuan mereka, yakni mendapatkan banyak anggota, donasi, dan pengaruh.

Selain berperan aktif melakukan Jihad di media sosial, Hasan Basri mewanti – wanti agar dalam diri setiap kader muda NU tertanam spirit Rabbani sehingga menumbuhkan sikap taat kepada Tuhan dan menyayangi sesama.

Hasan mengungkapkan bahwa setidaknya ada lima kesadaran yang harus dimiliki GP Ansor dan terus menjadi karakteristik generasi muda Nahdlatul Ulama, yaitu al Wa’yu ad-Diniy (kesadaran beragama), al-Wa’yu al-Ilmi (berilmu), al-Wa’yu al-Wathoni (berbangsa dan bernegara ), al-Wa’yu al-Itima’I (bermasyarakat) dan terahir al-Wa’yu an-Nidzami (berorganisasi)

Kesadaran beragama, yaitu kita sebagai pemuda NU merupakan hamba Allah yang berkewajiban menyembah dan mengagungkan-Nya dalam ibadah-ibadah wajib dan sunah.

“Kedua, kesadaran ilmiah atau al-Wa’yu al-Ilmi berarti generasi muda NU harus senantiasa memelihara semangat keilmiahan dengan senantiasa belajar dan menambah ilmu dengan berbagai cara dalam setiap kesempatan dan di berbagai tempat,” tuturnya.

Selanjutnya kesadaran berbangsa dan bernegara membut Milenial NU harus mengambil peran dalam percaturan politik dan kemasyarakatan. Milenial NU tidak boleh acuh dan tidak ambil peduli dengan perkembangan yang terjadi di masyarakatnya, tapi harus berusaha mengambil peran dengan cara yang sebaik-baiknya dan dengan mendahulukan akhlakul karimah. kesadaran bermasyarakat, Pemuda NU harus aktif dalam masyarakatnya dalam bidang-bidang yang luas dengan tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. 

“Yang terakhir adalah al-Wa’yu an-Nidzami  atau kesadaran berorganisasi. kesadaran ini sangat penting karena didasarkan pada pemikiran bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri dan mencukupi seluruh kebutuhannya sendiri. Manusia harus mengorganisasikan dirinya bersama orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang diidamkan,” pungkasnya. (Eddy Santry)

Rangkul PKL, Bank Sumsel Babel Bekerjasama Dengan APKLI Babel Sosialisasikan QRIS dan KUR


BerandaNKRInews.com|Pangkalpinang|| Bank Sumsel Babel bekerjasama dengan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Bangka Belitung memperkenalkan aplikasi pembayaran nontunai (cashless) kepada para Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar Jl. Tampuk Pura, Kelurahan Kacang Pedang, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang. Jumat (26/03/2021).

Acara tersebut dihadiri puluhan PKL yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Bangka Belitung. Mereka antusias menyimak penjelasan tentang aplikasi QRIS (Kris) yang disampaikan oleh Mutia Darmayanti selaku Kepala Kantor Kas Pemerintah Kota Pangkalpinang yang didampingi Rico Gunawan selaku Kepala Kredit Pemasaran Bank Sumsel Babel.

Aplikasi QRIS (Kris, red) adalah produk alat bayar digital nontunai atau cashles menggunakan barcode yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, dijamin keamanannya,” ungkap Mutia sembari menunjukkan contoh QRIS kepada peserta sosialisasi.

“Dengan menggunakan QRIS, PKL mendapatkan manfaat berupa kemudahan dalam bertransaksi artinya konsumen cukup menempelkan handphone ke stiker QRIS, otomatis dananya masuk ke rekening pedagang. Keuntungan kedua yakni menghindari kerepotan. Manakala pedagang melayani banyak konsumen, pedagang tak perlu repot-repot mencari kembalian. Jadi ini memudahkan dari segi efektifitas kerja dan hemat waktu serta aman,” papar Mutia.

Selain kemudahan bertransaksi, QRIS adalah alat bayar nontunai kekinian yang diharapkan menaikkan value dan branding PKL. “Kami meyakini dengan menggunakan QRIS, makin banyak konsumen yang datang karena pembeli tidak perlu repot-repot bawa uang cash,” ungkapnya.

Selain program QRIS (Kris), Mutia Darmayanti juga mengajak PKL untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Supermikro yaitu pinjaman maksimal 10 juta tanpa jaminan.

Cukup bawa fotocopi KTP aja. Bapak dan Ibu bisa mendapatkan pinjaman maksimal 10 juta untuk meningkatkan modal kerja dengan bunga cuma 6 persen,” ungkap Rico Gunawan selaku Kepala Kredit Pemasaran Bank Sumsel Babel.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Babel, Mangimpal Lumbantoruan atau akrab disapa Bung Impal, mengungkapkan apresiasinya kepada Bank Sumsel Babel karena telah memperhatikan PKL yang bergabung dengan APKLI Babel.

Atas nama APKLI Babel, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak Bank Sumsel Babel atas perhatian yang diberikan kepada anggota APKLI. Hendaknya kerjasama ini berlanjut semata-mata untuk menguatkan ekonomi kerakyatan terkhusus bagi PKL di seluruh Provinsi Kep. Bangka Belitung, secara khusus di Pangkalpinang,” harap Mangimpal Lumbantoruan, pria yang pernah merasakan bagaimana pahit manis sebagai PKL.


Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) APKLI Pangkalpinang, Raden Niko, sembari mengajak Para PKL untuk memanfaatkan program aplikasi QRIS untuk menunjang daya jual PKL serta memanfaatkan program KUR Supermikro sebagai solusi untuk modal kerja terkhusus dalam situasi sulit akibat Pandemi Covid-19.

Untuk diketahui dikutip dari laman Bank Indonesia (BI), aplikasi pembayaran digital QRIS adalah Penyatuan Berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) sebagaimana termaktub dalam Ketentuan BI No. 21/18/2019 tentang Implementasi Standar Internasional QRIS untuk pembayaran. (*)

Wartawan: Agus Savar Muslim, S.H
Editor: Yogi Pranata, A.M

Foto bersama pengurus APKLI dengan perwakilan Bank Sumsel Babel.