Terapkan SIMRAL,Nunukan Siap Lepas Landas Kemandirian IT Tahun 2020

NUNUKAN – Pasca penyerahan aplikasi SIMRAL beberapa waktu lalu di kabupaten Banyuwangi sebagai tindak lanjut kerjasama (Mou dan PKS) 2 (dua) daerah yakni kab. Nunukan dn Kabupaten Banyuwangi, Tim Teknis Implementasi SIMRAL yang komandoi langsung oleh kepala DISKOMINFOTIK melakukan ekspose fitur SIMRAL di hadapan Sekda dan pemangku kepentingan atau pengguna langsung dari aplikasi tersebut yakni dari BAPPEDA LITBANG, BKAD, serta dari BP2RD di ruang Ruang Rapat Sekretaris Daerah, Selasa (10/09

Dihadapan Sekda dan stake holder aplikasi tersebut, Tim Teknis tidak hanya memaparkan tahapan dan teknis Implementasi Simral di Kabupaten Nunukan, akan tetapi juga memaparkan skenario/skema pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau yang familiar dikenal dengan istilah (e-Government).

Dalam paparan tersebut disampaikan bahwa ada 2 (dua) kata kunci teknis dalam hal pengembangan e-Gov, yaitu pengembangan sistem (aplikasi) dan Integrasi system (aplikasi), kedua kata kunci tersebut hanya bisa dilakukan jika didukung oleh pengkondisian SDM dan keberpihakan kebijakan anggaran yang bermuara pada kemandirian pengelolaan sumber daya (resources) SPBE atau e-Government.

Pada kesempatan tersebut setelah mendengar paparan langsung dari Tim Teknis DISKOMINFOTIK, Sekretaris Daerah Kab. Nunukan Serfianus secara langsung menginstruksikan kepada pihak yang terkait langsung dengan implementasi SIMRAL di Nunukan agar mendukung target pemanfaatan SIMRAL di tahun 2020, tahapan-tahapan baik administrasi maupun teknis agar dilaksanakan sesuai dengan rencana atau jadwal, termasuk juga tahapan Training of Trainer (ToT) dari pihak Pemda Nunukan yang terdiri dari unsur DISKOMINFOTIK, BAPPEDA LITBANG, BKAD dan BP2RD yang dijadwalkan awal bulan Oktober di Banyuwangi.

“Implementasi SIMRAL yang sifatnya open source dan pengkondisian SDM dan anggaran TIK di tahun 2020 menjadi tahap lepas landas menuju kemandirian IT Kabupaten Nunukan tahun 2024 dimana DISKOMINFOTIK menjadi produsen sistem (aplikasi) yang menjadi kebutuhan Pemerintah daerah”, ujar Kepala DISKOMINFOTIK Nunukan Suprianto HP optimis menyampaikan.

Menjelaskan lebih teknis, Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi DISKOMINFOTIK Nunukan Akmal menyampaikan bahwa teknis implementasi pada fase transisi di tahun 2020 dan 2021 akan dilakukan melalui pengkondisian database aplikasi yang sedang berjalan (aplikasi eksisting) di instansi masing-masing khususnya di BKAD, BAPPEDA LITBANG dan BP2RD dengan metode export/import dan pengkondisian jembatan aplikasi (web service) yang salah satunya adalah pemanfaatan API (Aplication Programming Interface) untuk memastikan bahwa pada fase transisi tersebut akan dilewati dengan baik tanpa mengganggu pelaksanaan tugas fungsi masing-masing instansi

“Tetapi secara khusus ekspores fitur SIMRAL akan dilakukan pada OPD tersebut setelah dilakukan pengkondisian database”, ungkap Akmal. terang Akmal.S.Kom. (Humas)

Tinggal Selangkah Lagi Bandara Regional Nunukan Akan Menjadi Bandara Internasional

NUNUKAN – Jumlah para pengguna jalur arus masuk keluar masuk masyarakat dari dan menuju Tawau, Sabah, Malaysia melalui jalur laut yang terus mengalami peningkatan membuat Pemerintah Kabupaten Nunukan terpanggil dalam meningkatkan fasilitas pelayanan yang diharap dapat menambah kenyamanan dan keamanan masyarakat.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan jalur transportasi melalui udara. Diketahui, saat ini Pemkab Nunukan melalui Dinas Perhubungan tengah mengupayakan adanya jalur penerbangan Nunukan – Tawau dan sebaliknya. Menurut Kepala Bidang Sarana dan Pra Sarana Dinas Perhubungan Nunukan, Edi, saat ini lonjakan penumpang dari Nunukan – Tawau jumlahnya sangat singnifikan.

“Saat ini dalam per tahun nya, jumlah penumpang dari dan menuju Nunukan – Tawau tak kurang dari 1.20 ribu jiwa. Informasi dari Pelabuhan Tunontaka, jumlah penumpang kapal resmi Nunukan-Tawau saja per bulanya mencapai 7.000 orang dan penumpang lokal mencapai 23.000 orang,” ungkap Edi, usai melakukan Rapat Gabungan lintas instansi di ruang Ekbang Kantor Bupati Nunukan, Kamis (12/9/2019).

Melihat potensi tersebut, lanjut Edi, Pemkab Nunukan bukan lagi mewacanakan namun akan menindaklanjuti melalui koordinasi terkait usulan tersebut dengan Kementerian Perhubungan. Penegasan atas usulan tersebut ungkap Edi juga mendapat dukungan semua instansi terutama yang berkompeten dalam transportasi di Nunukan.

Diketahui, rapat tersebut menghasilkan keputusan terkait Master Plan Bandar Udara Nunukan dilakukan revisi yang akan mengakomodir rencana Peningkatan Status Bandar Udara Regional Nunukan menjadi Bandar Udara Internasional Nunukan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tinggal selangkah lagi masyarakat Nunukan akan mempunyai Bandara Internasional.

“Dalam rapat tadi semua instansi sepakat memberi rekomendasi kepada Pemkab Nunukan dalam hal ini Dishub Nunukan tentang rencana Peningkatan Status Bandar Udara Regional Nunukan menjadi Bandar Udara Internasional Nunukan dengan Rute Nunukan – Tawau,” papar Edi.

Untuk itu, ungkap Edi, pihaknya akan segera menyurati Menteri Perhubungan RI terkait rencana tersebut. Dan hal ini juga akan menjadi isu utama yang akan disampaikan pada Forum Sosek Malindo.

Mengenai kajian teknis terhadap rencana Peningkatan Status Bandar Udara Regional Nunukan menjadi Bandar Udara Internasional Nunukan, Edi mengungkapkan hal tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Lebih jauh Edi menjelaskan bahwa dengan ditingkatkanya status Bandara Nunukan dari yang saat ini regional menjadi Bandara Internasional, maka tak hanya akan mempermudah transportasi manusia akn tetapi juga akan pengiriman produk-produk Nunukan akan semakin mudah menjelajah pasar internasional.

” Kita ketahui, untuk saat ini saja jumlah penumpang aktif dengan menggunakan Avia Star yang dibawah kendali Pemkab Nunukan karena subsidi, itu rata-rata tiap bulan ada 400 orang. Belum yang menggunakan maskapai lain. Ini adalah peningkatan pergerakan transportasi yang ada di Nunukan. Dari hal tersebut kita berani katatakan bahwa Bandara Regional Nunukan sudah layak menjadi Bandara Internasional,” pungkas Edi. (eddy.Santry)

Yosmenao TKI asal NTT Sementara Menjalani Perawatan di RSUD Nunukan, Arbain: Kita terus berupaya fasilitasi hingga pendekatan untuk dipulangkan ke kampung halaman

NUNUKAN-TKI bernama Yosmenaou (61) yang sakit kusta di Malaysia dan menjalani hukuman di pusat tahanan sementara (PTS) Tawau Malaysia, setelah dideportasi ke Kabupaten Nunukan, Balai penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (BP3TKI) Nunukan memfasilitasi untuk dirawat di Rumah sakit umum Nunukan.

Kepala Seksi Perlindungan dan pemberdayaan BP3TKI Nunukan, Arbain mengatakan, Bapak ini masuk ke Malaysia bertiga dengan anak dan menantunya dulu secara legal, rencananya mau ketemu dan ikut keluarganya kerja di Malaysia, karena begitu lama di Tawau, Malaysia ditangkap.

“Mereka ditangkap karena over stay atau tinggal lebih lama, akhirnya diproses dan ditahan selama empat bulan di PTS Tawau dan dideportasi ke Nunukan,” jelas Arbain saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (12/9/19).

Dikatakan Arbain, Bapak ini ada riwayat sakit, karena selama ada di PTS sakit.” Informasi dari Dokter RSUD Nunukan penyakit kusta, kemungkinan waktu masuk Malaysia belum terlalu parah, namun karena di tangkap tambah parah sakitnya bisa jadi kehabisan obatnya,” tambahnya.

Yosmenao merupakan warga asal Kecamatan Paga Kabupaten Sika, provinsi Nusa Tenggara Timur ini saat instalasi sedang menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Nunukan.

“Sementara kita fasilitasi untuk dirawat di Rumah Sakit, kurang lebih satu minggu sudah disana, kita juga sementara lagi pendekatan kepada bapak tersebut, karena berkeras ingin kembali ke Malaysia. Sambil menunggu dari Rumah sakit untuk dikeluarkan kami terus berupaya melakukan pendekatan kepada bapak Yosmenao agar mau di pulangkan ke kampung halamannya,” ungkap Arbain.

Karena anak dan menantunya sudah setuju untuk dipulangkan, namun dari bapak ini masih berkeras ingin kembali ke Malaysia, karena anaknya masih dipenjara di Malaysia, hanya Bapak Yosmenao dan menantunya saja yang dideportasi, lanjut Arbain.

“Kami tetap lakukan pendekatan, kalau sudah keadaannya membaik kami akan pulangkan karena kalau pun mau urus dokumenkan usia sudah tidak produktif lagi, apalagi kondisi saat ini sakit dan tidak mungkin untuk diuruskan dokumen, jadi upaya kami lakukan pendekatan dan memulangkan Bapak Yosmenao ke kampung halamannya,” jelas Arbain. (OV)

Duka Dari Tapal Batas Untuk Kepergian Eyang Habibie

NUNUKAN – Meninggalnya Prof. DR Ing Baharuddin Jussuf Habibie serasa menghentak kalbu bangsa.

Tetesan air mata dari jutaan mata masyarakat Indonesia bahkan duni turut menggiringi kepulangannya ke haribaan illahi. Tak terkecuali dari Perbatasan Indonesia-Malaysia.

Hampir semua masyarakat Nunukan, Kalimantan Utara mengumandangkan doa dalam lini masa media sosialnya hingga menunaikan sholat ghaib bagi Presiden RI ke 3 yang akrab dipanggil Eyang tersebut.

Bendahara Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) Badan Pengurus Kabupaten Nunukan Andi Suryani Lukman mengungkapkan bahwa kepergian BJ Habibie merupakan duka cita bagi bangsa Indonesia.

Bahkan saking emosionalnya, wanita cantik yang akrab dipanggil Yani tersebut meluapkan kesedihanya melalui media sosial miliknya. “Ini bukan hanya duka Indonesia, duka Dunia tapi juga duka kemajuan dan tegnologi serta peradaban,” tulisnya, Rabu (11/9/2019).

Bahkan politisi PPP tersebut mengaku kecewa dengan pihak-pihak yang dulu pernah meremehkanya. Menurut Yani, saat Habibie dalam posisi dilematis karena tuntutan referendum (jajak pendapat) hingga terlepasnya Timor Timur, adalah pihak-pihak yang hanya memandang keputusan Habibie dari sisi kecil sehingga melupakan karya dan jasa suami Ainun tersebut bagi bangsa Indonesia.

“Apa kabar yang dahulu pernah menghinakan beliau bahkan menjatuhkan palu sidang bahwa beliau tdk becus menjadi presiden bahkan dihina dan dihinakan, tahukah anda orang humble sederhana dan sabar itu adalah IQ orang yg lebih cerdas dari Sir Issac Newton (190) dan Galileo Galilei (160), BJ. Habibie IQ (200) dan beliau menjadi Muslim tercerdas didunia, MashaAllah.,” ujarnya Dari pantauan Redaksi, tak hanya Yani namun hampir semua pengguna media sosial d Nunukan mengungkapkan rasa kehilangan atas meninggalnya mantan Menteri Riset dan Tegnologi di Kabinet Pelita tersebut.

Bahkan hingga berita ini diturunkan, netizen terus mengunggah postingan tentang BJ Habibie hingga menjadi tranding topik bukan hanya di Perbatasan namun juga di jagad maya nasional.

Sebaimana diketahui, BJ Habibie dinyatakan meninggal pada hari Rabu 11 September 2019 pukul 18: 05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Pemerintah telah menetapkan 3 hari berkabung Nasional terhitung mulai tanggal 12 hingga 14 September 2019 ditandai dengan mengibarkan bendera setengah tiang. (eddy.S)

*Segenap Tim Redaksi Beranda NKRI News menyatakan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga segala amal baik almarhum diterima Allah (Tuhan Yang Maha Esa) dan kepada keluarga semoga diberi ketabahan*

Siap Maju Di Pilkada 2020,Drs.Basri:Banyak ASN Di Nunukan Yang ‘Rindu Tapi Malu’

NUNUKAN – Bupati Nunukan periode 2009-2014 Drs. Basri menyatakan diri siap untuk mengikuti kompetisi Pemilihan Bupati Nunukan periode 2021-2025 melalui Pilkada serentak yang akan digelar pada September 2020 mendatang. Hal tersebut ditandai dengan pengambilan formulir Bakal Calon Bupati Nunukan di Sekretariat DPC PDIP Nunukan, Rabu (11/9/2019).

Basri mempercayakan Timnya untuk mengambil formulir sekitar pukul 11:15 WITA dan diterima langsung Tim Penjaringan DPC PDIP Nunukan. Melalui Juru Bicaranya, Diansyah, Basri menyatakan bahwa niatnya maju kembali untuk memimpin Nunukan karena dasar keterpanggilan hati dan niat ibadah.

“Selain niat ibadah, Pak Basri juga merasa terpanggil untuk bersama-sama masyarakat Nunukan membangun wilayah perbatasan yang mandiri, berdaulat dan berkepribadian,” ujar Diansyah.

Terkait kepemimpinan Laura (Bupati Nunukan saat ini -red), Basri enggan berkomentar.

Tapi mantan Dandim 0911/Nunukan itu menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai terkait kepemimpinanya dengan pemerintahan saat ini. “Maayarakat Nunukan sudah cerdas sehingga tentu sudah mampu menilai sendiri mana yang terbaik,” tuturnya.

Basri juga membantah anggapan yang mengatkakan bahwa kedatanganya kembali ke Nunukan untuk berkompetisi di Pilkada karena misi pribadi. Menurutnya, kabar tersebut adalah hal yang menyesatkan dan bisa jadi adalah bagian dari isu yang dibangun secara sistematis untuk melemahkanya. “Itu tidak benar.Karena rumahnya ada di Nunukan.

Tidak tampilnya Pak Basri didepan publik karena untuk memberi kesempatan kepada Pemerintah yang sekarang dalam mengemban amanah rakyat. Lagi pula, Pak Basri juga tanpa diketahui publik sering memberikan ide dan masukan serta aspirasi masyarakat melalui parlemen dari Fraksi Demokrat,” paparnya.

Sebagaimana diketahui, Basri merupakan Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Kalimantan Utara. Saat Pilkada 2009, Basri juga diusung oleh partai berlogo bintang mercy tersebut. Sehingga Basri pun optimis bahwa pada Pilkada 2020 nanti, Partai Demokrat akan mengusungnya kembali.

Diketahui pula, saat ini Partai Demokrat di DPRD Nunukan mampu mengirimkan perwakilanya sejumlah 5 Kursi. Dari jumlah tersebut sebenarnya Partai Demokrat sudah mampu mengusung kandidatnya sendiri tanpa berkoalisi dengan partai manapun. Namun Basri menegaskan, bahwa pihaknya tak mau jumawa.

Meski secara logika bisa saja partainya dapat mengusungnya tanpa koalisi, ia mengungkapkan politik itu sebagai hal yang dinamis yang tentu saja semua partai mempunyai kans yang sama apalagi PDI Perjuangan. Disamping itu, menurut Basri keluatan politik dari semua elemen sangat dibutuhkan untuk bersinergi menciptakan keberhasilan sebuah pemerintahan. “Apalagi saat ini. Terutama ASN di Nunukan ini, kita lihat ada fenomena ‘rindu tapi malu’ atau ‘berani tapi takut’,” pungkasnya. (eddy.S)