21 TK dan Paud Nunukan Ikuti Manasik Haji Cilik di Islamic Center

Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Abak Usia Dini Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengikuti kegiatan Manasik Haji Cilik, yang dibuka oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) bekerjasama dengan Himpaudi, bertempat di Islamic Center Nunukan, Sabtu (14/09/2019).

Manasik ini untuk memberikan pengetahuan kepada anak usia dini tentang nilai-nilai islam terutama tata cara menunaikan rukun melaksanakan ibadah haji.

Terpantau sebanyak 21 Lembaga yang terdiri dari TK dan PAUD dengan jumlah peserta 500 Anak mengenakan pakaian Ihram serba putih serta mempraktikkan langsung rukun haji dengan Tawaf mengelilingi kakbah didampingi para wali murid.

Selain itu juga, Peserta diajar melakukan Shalat dua rakaat di Makam Ibrahim, minum air zam-zam, melakukan Sa’i serta berdoa di bukit Shafa dan Marwah dan melempar Jumrah.

Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), Farida mengatakan bahwa kegiatan ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada anak usia dini tentang nilai-nilai Islam dan manasik haji cilik.

“Kita mengajarkan anak-anak ini mulai dari Miqat hingga Tahalul, mereka masing masing dibimbing oleh wali muridnya, “jelas Farida

Farida berharap dengan kegiatan manasik haji cilik, mereka memiliki pengetahuan dasar, sehingga sudah paham rukun Islam kelima yakni ibadah haji.

“Minimal Anak-Anak sudah memahami tata cara Manasik, meskipun tidak semua. Alhamdulillah orang tuanya antusias dan ini kami lakukan agar para orang tua murid termotivasi untuk lebih memahami lagi bagaimana islam itu,”

Lanjutnya, peserta yang ada saat ini untuk sementara kita undang hanya cakupan Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan, karena jika kita mengajak yang dari luar terbentur dengan transportasi dan tempat tinggal. (OV)

Kabut Asap Melanda,Laura Minta Warga Lebih Waspada

NUNUKAN – Ta hanya di Tarakan maupun di Bulungan, kabut asap juga menyelimuti langit Kabupaten Nunukan. Bahkan, kabut asap ini sempat membuat jarak pandang di Bandara Nunukan terganggu.

Menanggapi hal itu, Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid pun mengeluarkan himbauan bagi masyarakat Nunukan. Melalui himbauan nomor: 92/338/Sekda-Humpro/XI/2019, Sabtu (14/9), Bupati menekan tujuh point penting bagi masyarakat maupun seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Nunukan.

Pertama, kata Laura, masyarakat yang beraktifitas di luar rumah agar sekira menggunakan masker. Kemudian, Laura juga meminta agar para kelompok usia rentan seperti lansia, bayi, ibu hamil untuk mengurangi aktifitas di luar rumah.

“Kita juga harapkan masyarakat dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan serta prilaku hidup bersih. Rajin mengkonsumsi air putih, makanan bergizi dan beristirahat yang cukup,” ujar Bupati sepertimana tertulis dalam surat imbauanya, Sabtu (14/9) pagi.

Untuk mengurangi dampak polusi dan asap, Laura dengan tegas melarang masyarakat dalam membakar sampah maupun pembakaran lahan yang dapat menambah sebaran asap di Kabupaten Nunukan.

“Bagi masyarakat yang melakukan aktifitas di luar seperti di sungai, laut dan udara, untuk lebih waspada lagi. Masyarakat juga intern memerhatikan peringatan  kondisi cuaca yang dikeluarkan oleh intansi terkait,” tuturnya lagi.

Begitu juga bagi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan disarankan untuk segera melakukan  pemeriksaa di Puskemas terdekat. “Apalagi, dengan adanya kabut asap ini bisa saja sewaktu-waktu terserang penyakit. Salah satunya, dengan terganggunya saluran pernafasan,” tambahnya.(irwan)

Angkutan Pelajar Untuk Pelajar Lancang Tak Terealisasi, Disdik Nunukan Tidak Mengusulkan Kembali

Nunukan-Penambahan armada angkutan pelajar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara untuk pelajar di SDN 04 dan Smp Negeri 3 Nunukan Selatan, Armada angkutan tersebut yang diplot di Katalog elektronik (e-katalog) belum terealisasi.

Pengadaan angkutan pelajar untuk pengiriman kawasan yang belum tercakup layanan angkutan sekolah maupun angkutan umum lainnya khususnya di Kelurahan Tanjung Harapan. Hingga saat ini sejak tahun lalu yang direncanakan belum terealisasi sesuai rencana kerja dan anggaran (RKA) tahun 2018 tercatat untuk pengadaan armada angkutan pelajar pick up L300 sebesar Rp. 370 juta dan mengalami perubahan di Anggaran perubahan sebesar Rp. 211 juta, hingga ditahun 2019 in armada tersebut tidak terealisasi, bahkan di rencana kerja dan anggaran (RKA) tahun 2019 dan perubahan anggaran 2019 telah dihapus dari usulan.

Sementara perencanaan pengusulan ditahun 2020, L300 juga tidak diusulkan oleh dinas pendidikan.

Mantan Kasubag Umum, Rahman ketika dikonfirmasi mengatakan, Memang di rka itu ada cuma di spd tidak muncul karena keterbatasan anggaran, saya juga tidsk tahu bagaiman dari keuangan intinya pada saat itu surat penyediaan dana (SPD) nya tidak muncul.

Karena kami bekerja berdasarkan SPD, di RKA ada tapi di SPD nya tidak ada sehingga tidak terealisasi. Saya juga tidak tahu penganggaran 2019, karena dari sarana prasarana kenapa tidak menganggarkan itu, kami kan dari kasubag kepegawaian, tidak tahulah dari anggaran-anggaran itu dari bidang bidang lain juga, saya tidak tahu,” ungkapnya.

Dikatakan Rahman, saya juga tidak tahu solusinya bagaimana, karena saya sudah tidak didinas pendidikan.

Sementara itu, Bendahara Dinas Pendidikan Nunukan mengatakan, untuk Nunukan Selatan ada Dua unit yang angkutan pelajar yang beroperasi.

“Di Nunukan Selatan itu ada dua unit bus KT 7175 S dan KT 9013 S, itu tiap bulan kita setor biaya operasionalnya,” kata Ibrahim.

Terpisah, Kepala UPTD Nunukan Selatan, Mashur mengatakan, memang ada dua bus namun hanya digunakan dari SMP Negeri 1 Nusa ke SMP Negeri 3 Nusa.

” Antar jemput pagi dan siang dari Smp Negeri 1 Nusa mengantar ke Smp Negeri 3 Nusa begitu sebaliknya, untuk masuk ke wilayah Semengkadu dan perbatasan Binusan terlalu jauh,” kata Mashur.

Dikatakan Mashur, kalau satu bus kita alihkan ke Semengkadu, untuk pelajar yang ada didaerah tertentu juga tidak bisa kita ambil. (Ali)

Robi Nahak : Sepanjang Ada Niat,Bukan Mustahil Nunukan Jadi Lumbung Pangan Nasional

NUNUKAN – Ditunjuknya Kabupaten Nunukan oleh Pemerintah Pusat sebagai salah satu daerah penyangga pangan untuk Ibu Kota Negara membuat mata publik bertanya tentang potensi dari Kabupaten yang wilayahnya sebagian berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut.

Banyak yang optimis bahwa Nunukan memang layak menjadi penyangga pangan namun tak sedkit yang pesimis pada kemampuan Kabupaten Nunukan dalam menyuplay pangan nantinya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid melalui Asistsen II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Robi Nahak menegaskan bahwa Kabupaten Nunukan sangat siap menjadi penyangga pangan Ibu Kota Negara.

Dengan sumber daya alam yang dimiliki, menurut Robi tak ada alasan untuk tidak memanfaatkanya secara maksimal. “Tentu kita sangat siap. Kita memiliki sumber daya alam di sektor agrari maupun bahari yang tidak sedikit,” tutur Robi kepada Pewarta di Tarakan, Sabtu (14/2019).

Robi mengungkapkan, di sektor agararia misalnya, saat ini hampir ribuan hektar hutan yang sudah terbuka menjadi lahan tidur dan tak dimanfatkan secara maksimal.

Padahal banyak komoditas pangan unggulan seperti jagung, ketela, padi dan pala wija yang apabila dikembangbiakan pada lahan-lahan tersebut, dipastikan akan menjadi komoditi unggulan.

“Ada yang membantah kwalitas beras organik atau beras Adan di Krayan? Itu baru satu contoh kecil. Kalau semua lahan tidur kita akomodir menjadi lahan produktif, tanami padi atau jagung, sudah pasti Nunukan sebagai penyangga pangan sangat mungkin direalisasikan,” tadas Robi.

Hal tersebut menurut Robi juga sebagai pembantah anggapan bahwa Nunukan tak mampu setara dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia dalam hal menciptakan ketahanan pangan.

Disisi lain, pesimisme dari pihak-pihak tertentu yang meragukan Nunukan sebagai daerah penyangga pangan Ibu Kota Negara, justru menjadi penyemangat bagi Pemkab Nunukan untuk membuktikan program-programnya.

“Dengan kegotong royongan semua elemen di Nunukan dalam pemanfaatan lahan tidur, kita yakin bahwa Nunukan sebagai penyangga pangan Ibu Kota Negara, bukan retorika semata,” pungkasnya.

Terpisah, senada dengan Robi Nahak, Ketua Serikat Tani Nasional (STN) Agus Lepang menyatakan bahwa Nunukan adalah daerah yang secara kultural alam sangat mendukung sebagai basis pangan nasional. Tapi menurutnya, harus diimbangi dengan kebijakan dari Pemerintah untuk alokasi anggaran yang berorientasi pada sektor pertanian.

“Saya rasa tidak berlebihan kalau Pemkab Nunukan menyatakan kesiapanya sebagai penyangga pangan IKN (ibu kota negara-red) karena lahanya sudah ada. Tinggal bagaimana mengakomodir lahan-lahan tidur tersebut,”ungkap pria yang akrab dipanggil Aleg tersebut.

Namun eks aktivis Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) tersebut menilai, pemanfaatan lahan tidur juga harus diimbangi insfratruktur pertanian.

Karena selama ini kendala masyarakat dalam mendistribusikan hasil pertanianya adalah tidak tersedianya akses transportasi.

Tidak adanya jalan tani tersebut yang menjadikan hasil pertanian masyarakat Nunukan terlambat atau bahkan tidak bisa sama sekali sampai ke konsumen. “Padahal kalau jalan tani tersedia, para petani Nunukan sedikit banyak pasti menguasi pasar. Ini PR buat Pemerintah Daerah,” ujarnya.

Hal tersebut membuat sebagian masyarakat Nunukan terutama yang bermukim di Perkotaan, tak dapat melihat fakta bahwa sebenarnya Nunukan belimpah dalam pangan.

Sehingga apabila ada sebagian kecil masyarakat yang pesimis bahwa Nunukan akan mampu menjadi lumbung pangan nasional, tentu hal tersebut harus dimaklumi.

“Mereka yang pesimis bahkan meremehkan Pemkab Nunukan atas kesiapanya sebagai penyangga pangan IKN harus kita maklumi. Karena mereka tidak tahu yang sebenarnya bahwa alam Nunukan ini sangat mampu untuk mewujudkanya,” tegas Aleg. (e.Santry)

Pemerintah Persiapkan Nunukan Sebagai Penyangga Pangan Ibu Kota Negara

NUNUKAN – Pasca penetapan terkait pemindahan Ibu Kota negara ke Kalimantan Timur, Kementerian dan Lembaga langsung melakukan persiapan seperti halnya kementerian pertanian (Kementan) yang telah menetapkan 3 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara sebagai daerah penyangga pangan untuk Ibukota Negara, salah satunya adalah Kabupaten Nunukan.

Hal tersebut disampaikan melalui pemaparan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang disampaikan  Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan), Justan Riduan Siahaan saat memimpin rapat koordinasi dengan pemerintah Daerah se Provinsi Kalimantan Utara, diruang pertemuan Kantor Gubernur Kalimantan Utara pada Kamis (12/9/2019).

“Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan bersama Kabupaten Malinau  di Provinsi Kaltara disiapkan sebagai daerah penyangga pangan Ibukota baru yang akan dibangun 2024 mendatang di Provinsi Kalimantan Timur,” ungkap Justin

Justin mengatakan ini merupakan langkah strategis guna menyediakan pangan Ibukota baru secara berdaulat atau tanpa impor. Kementan akan menyiapkan Kabupaten Bulungan dan Nunukan sebagai sentra produksi padi, cabai dan bawang merah. Sedangkan Kabupaten Malinau disiapkan menjadi sentra produksi padi dan jagung.

Dikatakan, selain produk pangan yang telah ditetapkan kementan, daerah juga diminta untuk menyiapkan produk pangan lain untuk di kembangkan namun menurutnya daerah diminta dapat dilakukan di satu kawasan sehingga nantinya kedepan dapat dikembangkan menjadi sebuah industri.

“Kementan berharap daerah tidak melakukan per spot-spot, dibuatkan suatu kawasan pangan,” ungkapnya.

Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid yang diwakili oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Robby N Serang SH mengaku menyambut baik program yang dicanangkan pemerintah pusat dan menetapkan Kabupaten Nunukan sebagai salah satu daerah penyangga pangan untuk ibukota negara. 

Robby mengatakan untuk ketersedian lahan di Nunukan dinilai masih cukup luas untuk kebutuhan tanaman pangan dan hortikultura. Menurut Robi, apabila lahan-lahan tidur yang saat ini cenderung terbiarkan dapat dimanfaatkan, maka rencana Pemerintah tersebut bukan omong kosong.

“Menurut saya masih ada ratusan bahkan ribuan hektar lahan-lahan produktif yang saat ini nampak terbiarkan. Kalau lahan tersebut dimanfaatkan, swa sembada pangan bukan sebuah kemustahilan,” tuturnya.

Lebih lanjut Robi kembali mengungkapkan bahwa Nunukan adalah salah satu dari wilayah di Indonesia yang berada dalam zona ekonomi agraria dan bahari. Untuk sektor laut dan sungai telah tersedia berbagai biotanya, begitu pula dengan di daratan tak kalah kaya dengan sumber daya alamnya.

“Tinggal kita bagaimana mengelola semua karunia Tuhan itu dengan rasa syukur. Tentang jenis² komoditi apa yang akan di kembang biakan dan diberdayakan, tentu disesuaikan dengan kultur alam di wilayah tersebut. Intiya kita siap dan berupaya agar tak ada lagi lahan yang mubazir,” pungkas Robi. (eddy.Santry)