Wakil Presiden Ma’ruf Amin Hadiri HUT BNPT RI Ke-13 di Djakarta Theater




Jakarta-Berandankrinews.com
Serangan teror terus menurun dari 2016-2023 sampai 89%. Indeks potensi radikalisme (IPR) dan indek resiko terorisme (IRT) juga terus menurun dan posisi Indonesia dalam Global Terorism Index (GTI) semakin baik.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si di hadapan Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin dan ratusan tamu undangan pada acara Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-13 dengan tema “BNPT Hadir Untuk Negeri, Indonesia Damai Menuju Indonesia Emas” pada Jumat, (28/7/2023) di Djakarta Theater, Jakarta.

Pada kesempatan ini Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas kinerja BNPT dalam pidatonya di puncak peringatan HUT BNPT RI ke 13. Wapres juga menekan beberapa poin yang harus diperhatikan oleh BNPT dan instusi lain yang terkait. Pertama, perkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak tangkal terorisme secara berjemaah, atau dilakukan secara bersama-sama.

Kedua, kata Wapres, BNPT harus merangkul kalangan muda, baik di lingkungan sekolah maupun RT/RW dengan dibantu tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta mempromosikan Moderasi Beragama, sekaligus perkuat paham kebangsaan.

“Berikan pemahaman bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan atau Darul Mitsaq. Dalam agama, kesepakatan harus dihormati, dan tidak boleh dilanggar,” ucapnya.

Wapres menambahkan, Pancasila adalah piagam dari kesepakatan tersebut. “Kita sudah membuktikan bahwa Indonesia mampu tetap bersatu teguh, ketika negara-negara lain dilanda perang saudara,” tambah Wapres.

Ketiga, lanjut Wapres, adalah monitor dan awasi media sosial, terutama menjelang Pemilu 2024. Gerakan radikal terorisme berpotensi tumbuh subur menjelang pemilu. Pahami segala bentuk risiko, agar tidak dimanfaatkan kaum intoleran untuk memengaruhi dan memecah belah umat. “Cegah penyalahgunaan media sosial agar tidak menjadi tempat yang subur bagi narasi-narasi intoleran dan ujaran kebencian,” tegasnya.

Sementara, Kepala BNPT RI Rycko Amelza Dahniel menjelaskan capaian BNPT RI dapat dilihat dari adanya penurunan serangan teror yang diikuti dengan penurunan angka Indeks Potensi Radikalisme (IPR) dan Indeks Resiko Terorisme (IRT).

Namun begitu, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel tetap mengajak seluruh elemen bangsa untuk waspada dengan ancaman radikalisme dan terorisme yang kini lebih menyasar kepada kelompok rentan yaitu anak, remaja dan perempuan.

“Namum semua kondisi yang muncul di atas permukaan, kita tidak boleh berpuas diri dan lengah. Hasil penelitian IK-Hub Outlook BNPT 2023 menunjukan kelompok rentan: remaja, anak dan perempuan menjadi sasaran utama radikalisasi,” jelasnya.

Tantangan dalam menghadapi ancaman terorisme juga muncul dengan adanya fenomena online deradicalization yang melahirkan lonewolf. “Perkembangan teknologi IT dan masa pandemik Covid 19 mendorong semakin masif online deradicalization yang melahirkan lonewolf,” katanya.

Tantangan dalam melawan radikalisme dan terorisme juga dapat dilihat dari hasil penelitian Setara Institute yang merupakan salah satu kolaborator IK-HUB BNPT. Hasil penelitian ini menjelaskan siswa SMA di 5 kota besar dari tahun 2016-2023 menunjukan adanya peningkatan migrasi dari kategori toleran menjadi intoleran pasif, dari intoleran pasif menjadi aktif dan dari intoleran aktif menjadi terpapar.

Di puncak peringatan HUT Ke 13 ini BNPT juga melakukan peresmian beberapa program di antaranya:
Pertama, Yayasan Indonesia damai dan harmoni, untuk mengonsolidasikan yayasan-yayasan yang didirikan oleh mantan napiter dan penyintas.

Kedua peluncuran Call Center BNPT 174, sebagai layanan informasi dan pengaduan bagi masyarakat Indonesia, Ketiga, launching e-library, sebuah platform perpustakaan digital dari BNPT.

Yang keempat adalah pembuakaan Warung NKRI Digital dan Mitra Bukalapak BNPT yang merupakan digitalisasi dari program Warung NKRI dan kolaborasi bukalapak dengan mitra deradikalisasi, Dan yang kelima, Pilot Project Desa Siap Siaga, di mana Desa Siap Siaga adalah desa toleran yang memiliki daya tahan dan daya tangkal terhadap ideologi kekerasan, radikalisme, dan terorisme.

Pada Peringatan Puncak HUT Ke-13, BNPT RI memberikan penghargaan kepada Panglima TNI Laksamana TNI H. Yudo Margono, S.E., M.M., C.S.F.A., dan Gubernur Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, CEO Bukalapak Willix Halim dan Direktur Utama BRI Sunarso, S.AGR., M.AB., sebagai Pelaksana Sinergisitas.

Penghargaan juga diberikan kepada Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., di bidang penegakkan hukum dan Pelaksana Deradikalisasi Dalam Lapas yang diberikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan Irjen. Pol. Dr. Reynhard Saut Poltak Silitonga, S.H., M.H., M.Si.

Kemudian Pelaksana Deradikalisasi Luar Lapas dan Pemulihan Korban yang masing-masing diberikan kepada Kepala Densus 88 Anti Teror Irjen. Pol. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., dan Drs. Hasto Atmojo Suroyo, M.Krim. Duta Damai Kehormatan BNPT RI juga diberikan kepada peraih Golden Buzzer dalam ajang America’s Got Talent Putri Ariani.

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso dan Ketua KPTIK Dedi Yudianto. Terkait pencapaian kinerja BNPT yang makin baik, Soegiharto yang akrab disapa Hoky menuturkan, pihaknya bersama Dedi Yudianto dan tim akan mensuport penuh kegiatan Warung NKRI Digital yang merupakan digitalisasi dari program Warung NKRI. “Hal ini sejalan dengan program APTIKNAS dan KPTIK dalam menunjang program digitalisasi di Indonesia.”

Hoky tak lupa menyampaikan selamat atas HUT BNPT RI yang ke 13 dan bersyukur karena serangan teror dan indek resiko terorisme di Indonesia turun, “semua ini terjadi karena upaya-upaya deradikalisasi yang dilakukan tim BNPT berjalan dengan baik.” Tuturnya.

Jutaan Umat Muslim Irak Turun ke Jalan Dukung Al-Quran




Bagdad-irak-Berandankrinews.com
Jutaan pengikut pemimpin Islam di Irak, Sayyid Muqtada Al-Sadr, turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi di Provinsi Karbala, Irak Tengah, Jumat (28/7/2023) waktu setempat.

Aksi jutaan umat Islam Irak ini dilakukan untuk menjawab seruan mendukung Al-Qur’an dan mengutuk pelanggaran pada kesucian umat Islam yang disampaikanSayyid Muqtada Al-Sadr.

Perwakilan internasional Serikat Pers Republik Indonesia, Hussein Almslmawi melaporkan dari Irak, bahwa, demonstrasi ini unik di dunia  Islam. Al-Qur’an adalah  kitab Allah Ta’ala dan simbol setiap muslim di dunia,  tidak hanya untuk  umat  Islam Irak.

Ia juga melaporkan bahwa seruan pemimpin Sadr untuk mendukung Al-Qur’an, bagi para demonstran merupakan posisi  terhormat dan  membanggakan setiap  muslim. Hakikatnya setiap manusia memiliki hak  untuk mempertahankan  kesuciannya, hak ini merupakan hak mutlak dari penguasa langit dan bumi.

Demonstrasi oleh jutaan pengikut pemimpin  Sadr berasal dari  semua provinsi di Irak. Menariknya lagi, meskipun suhu mencapai kurang lebih 50 derajat celaius, justru kerumunan makin bertambah besar dari berbagai daerah di Irak.

Tujuan aksi ini sama, yaitu untuk mengekspresikan kecaman atas tindakan memalukan, tidak bermoral yang diizinkan oleh pemerintahan negara barat dengan dalil kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Para demonstran memganggap, tindakan ini (pembakaran Al-Quran)  justru meremehkan dan  memprovokasi  perasaan  lebih dari  2 miliar Muslim di seluruh  dunia dengan melanggar hak-hak  mereka tanpa peduli dan menghormati hak asasi  manusia. “Penggambaran atas tindakan ini menjurus sebagai rasisme dan diskriminasi,” ujar salah satu demonstran.

Almslmawi juga menggambarkan demonstrasi yang diserukan oleh Pemimpin Sadr dan para pengikutnya sebagai demonstrasi yang damai, sah dan  legal,  bukan bertujuan menghasut atau bertopeng politik.

Demonstrasi ini merupakan reaksi  alami setiap muslim yang bangga dengan  agamanya,  karena Al-Qur’an adalah simbol setiap Muslim. Keinginan mempertahankan kesucian Al-Qur’an tidak hanya berlaku bagi umat muslim di Irak, namun meliputi setiap manusia yang beragama Islam.

Lebih lanjut Almslmawi, menambahkan dalam laporannya, bahwa beberapa waktu lalu Pemimpin Al-Sadr telah meminta dan menyerukan kepada seluruh rezim pemerintah dan masyarakat negara Islam untuk  mengambil langkah serius dan tegas dalam menghentikan pelanggaran terus-menerus terhadap  agama   Islam dan  kesuciannya. Juga menyerukan negara Islam dunia membuat undang-undang yang menghukum siapa saja dengan tindakan sengaja menyerang dan melanggar kesucian Al-Quran.

Berbanding terbalik dengan negara barat, di Irak dan banyak negara Arab dan Islam yang memiliki banyak sekte dan kelompok agama lain, justru dapat hidup secara bebas dalam menjalankan peribadatan keagamaan mereka.

Hukum melindungi mereka, dan tidak diizinkan secara hukum siapapun untuk melanggar keyakinan mereka.

Sayyid Almslmawi  juga menggambarkan sikap  al-Sadr dan  para pengikutnya berasal dari keprihatinan dan kecintaannya yang mendalam terhadap agama Islam.  Dia mengatakan bahwa Pergerakan Sadris kali ini telah membuktikan Islam sejati mereka serta iman mereka yang sebenarnya dalam posisi  terhormat dan unik. (Hussein)

Millions of Iraqi Muslims Take to The Streets to Support the Quran




Irak-Bagdad-Berandankrinews.com
Millions of followers of the Islamic leader in Iraq, Sayyid Muqtada Al-Sadr, took to the streets to demonstrate in Karbala Province, Central Iraq, Friday (28/7/2023) local time.

This action by millions of Iraqi Muslims was carried out in response to calls to support the Koran and condemn the violations against the sanctity of Muslims by Sayyid Muqtada Al-Sadr.

The international representative of the Press Union of the Republic of Indonesia, Hussein Almslmawi, reported from Iraq that this demonstration was unique in the Islamic world. The Qur’an is the book of Allah Ta’ala and the role model for every Muslim in the world, not only for Iraqi Muslims.

He also reported that the Sadr leader’s call to support the Koran, for the demonstrators is an honorable and proud position for every Muslim. In essence, every human being has the right to maintain his chastity, this right is the absolute right of the rulers of heaven and earth.

Demonstrations by millions of followers of leader Sadr from all provinces in Iraq. Interestingly, even though the temperature reached approximately 50 degrees Celsius, the crowds were increasing from various parts of Iraq.

The purpose of this action is the same, namely to express condemnation of the shameful and immoral acts permitted by Western governments under the pretext of freedom of opinion and expression.

The protesters think this action (burning the Koran) actually belittles and provokes the feelings of more than 2 billion Muslims around the world by violating their rights without regard for and respect for human rights. “The depiction of this act shows racism and discrimination,” said one protester.

Almslmawi also described the demonstration called for by Leader Sadr and his followers as a peaceful, lawful and legal demonstration, not aimed at inciting or covering up politics.

This demonstration is a natural reaction for every Muslim who is proud of his religion, because the Koran is the symbol of every Muslim. The desire to defend the sanctity of the Qur’an does not only apply to Muslims in Iraq, but includes every Muslim.

Almslmawi also described the demonstration called for by Leader Sadr and his followers as a demonstration that was peaceful, legitimate and legal, not aimed at inciting or masking politics.

This demonstration is a natural reaction for every Muslim who is proud of their religion, because the Koran is the symbol of every Muslim. The desire to defend the sanctity of the Qur’an does not only apply to Muslims in Iraq, but includes every Muslim human being.

Almslmawi further, added in his report, that some time ago Al-Sadr Leader had requested and called on all government regimes and people of Islamic countries to take serious and firm steps in stopping the continuous violations against the Islamic religion and its sanctity. It also calls on the world’s Islamic countries to make laws that punish anyone with acts of willfully attacking and violating the sanctity of the Koran.

In contrast to western countries, in Iraq and many Arab and Islamic countries that have many sects and other religious groups, they can live freely in carrying out their religious worship.

The law protects them, and no one is legally permitted to violate their beliefs.

Sayyid Almslmawi also described the attitude of al-Sadr and his followers stemming from his deep concern and love for the religion of Islam. He said that the Sadris Movement this time has proven their true Islam and their true faith is in an honorable and unique position. (Hussein)

Muqtada Al-Sadr Calls Islamic State Leaders to Support Al-Qur’an




Bagdad-Iraq-Berandankrinews.com
Iraqi Islamic leader Sayyid Muqtada Al-Sadr called on Islamic governments around the world to take serious action to stand up and defend the sanctity of Islam and support the Qur’an.

He also called on Islamic countries to demand anti-Islamic laws which are equivalent to the anti-Semitism laws passed, enacted and implemented by some countries.

This call was conveyed by the leader of the movement or Sadrist Movement Sayyid Muqtada Al-Sadr in Iraq, as reported by SPRI International Representative Hussain Muhammad Naser Almslmawi from Iraq Wednesday (26/7/2023).

The Iraqi Islamic leader spoke out following the burning of the Al Qur’an by the Danish-Swedish politician, Rasmus Paludan, who is chairman of the Satrm Kurs of the Right-Wing Political Party. Rasmus burned the Al-Qur’an on Saturday (21/1/2023) during a demonstration in front of the Turkish Embassy.

Sayyid Muqtada Al-Sadr called on the leader of the Islamic State to punish anyone who offends or tries to offend Islam and its sanctity. “Leaders of Islamic countries should work to limit these violations (the burning of the Al-Qur’an) and other ongoing violations, which belittle the feelings of Muslims in the world under the pretext of the freedom of opinion and expression that is permitted by many Western governments,” said Muqtada.

He also expects a serious attitude from the governments of Islamic countries and the Organization of the Islamic Conference (OIC). According to him, the demands of the Al-Sadr leader are the demands of the Shari’a and the law because this action (burning the Qur’an) creates jealousy and revenge.

This, continued Muqtada, occurs in many countries due to incitement and dissonance in society, as well as belittling and ignoring other people’s beliefs. Especially blatant violations of human rights. And everyone is obliged to respect the beliefs of others without exception based on the principle of belief in what they believe.

“Respect what I think and the record is dualism. In this sense it is analogous to anti-Islam and homosexual laws, which are advocated by the majority of Western countries,” he said.

He also stressed that the Al-Sadr leader’s call was a call to support the Qur’an alone and not a call for anything else as some people think.

He also called for a million-strong peaceful demonstration next Friday in Iraq in support of the Al-Qur’an. It should be noted that the leader al-Sadr and his followers protected people from various sects and religions in Iraq during the war on terrorism. (Hussein). ***

Muqtada al-Sadr Serukan Pemimpin Negara Islam Dukung Al-Qur’an




Bagdad-Iraq-Berandankrinews.com
Pemimpin Islam Irak Sayyid Muqtada al-Sadr meminta pemerintahan Islam di seluruh dunia mengambil tindakan serius untuk berdiri dan mempertahankan kesucian Islam dan mendukung Al-Qur’an.

Dia juga menyerukan negara-negara Islam menuntut undang-undang hukum anti-Islam setara dengan undang-undang anti-Semitisme yang disahkan, diberlakukan, dan diterapkan oleh beberapa negara.

Seruan itu disampaikan pemimpin pergerakan atau Sadrist Movement Sayyid Muqtada al-Sadr di Irak, sebagaimana dilaporkan perwakilan Internasional SPRI Hussain Muhammad Naser Almslmawi dari Irak Rabu (26/7/2023).

Pemimpin Islam Irak ini bersuara keras menyusul peristiwa pembakaran Al-Quran oleh politikus Denmark-Swedia, Rasmus Paludan yang merupakan Kepala Partai Politik Sayap Kanan Satrm Kurs. Rasmus membakar Al-Quran pada Sabtu (21/1/2023) lalu dalam aksi demonstrasinya di depan Kedutaan Besar Turki.

Sayyid Muqtada al-Sadr meminta pemimpin negara Islam menghukum terhadap siapa saja yang menyinggung atau mencoba menyinggung Islam dan kesuciannya. “Pemimpin negara Islam harus berupaya membatasi pelanggaran ini (pembakaran Al-Quran) dan pelanggaran terus menerus lainnya, yang meremehkan perasaan umat Islam di dunia dengan dalih kebebasan berpendapat dan berekspresi yang diizinkan oleh banyak pemerintah Barat,” tandas Muqtada.

Ia juga menantikan sikap serius dari pemerintah negara-negara Islam dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Tuntutan pemimpin Al-Sadr, menurutnya, adalah tuntutan syariat dan undang-undang karena tindakan (pembakaran Al Qur’an) tersebut mengarah pada iri dan dendam.

Hal itu, lanjut Muqtada, terjadi di banyak negara untuk penghasutan dan disonansi masyarakat, sama seperti meremehkan dan mengabaikan keyakinan orang lain. Terutama merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia. Dan setiap orang harus menghormati keyakinan orang lain tanpa kecuali berdasarkan asas kepercayaan pada apa yang dipercaya.

“Hormati apa yang saya pikirkan dan catatannya adalah dualisme. Dalam hal ini dianalogikan dengan hukum anti Islam dan homoseksual, yang digadang oleh mayoritas negara-negara Barat,” tuturnya.

Dia juga menegaskan bahwa seruan pemimpin Al-Sadr adalah panggilan untuk mendukung Al-Qur’an saja dan bukan panggilan untuk hal lain sebagaimana yang dipikirkan sebagian orang.

Dia juga menyerukan demonstrasi damai berkekuatan sejuta umat di hari Jumat depan di Irak untuk mendukung Al-Qur’an. Untuk diketahui, bahwa pemimpin al-Sadr dan para pengikutnya melindungi orang-orang yang berasal dari sekte dan berbagai macam agama di Irak selama perang melawan terorisme. (Hussein).***