Wanita Tangguh, Heriani Tinggalkan Keluarga Demi Tugas Negara

Bone, Berandankrinews.com– Selasa (23/4/19), Heriani, inilah sosok wanita tangguh, Tegas, berwibawa dan cerdas serta gaul, inilah penampilan seorang guru SMP Negeri 4 Palakka yang sangat dekat dengan Siswanya.


Heriani yang bergabung dengan PPK kecamatan Palakka sejak tahun 2017 dan telah dua kali ikut dalam proses pemilu, di pilkada Bone dan pilpres /pileg 17 april 2019 tahun ini.

Wanita yang berparas murah senyum ini, pekerja keras dan tidak pernah takut dengan berbagai tantangan, baginya tantangan adalah motivasi dan penyemangat disetiap langkahnya.

“Sebagai Divisi Hukum pencegahan dan Antisipasi pelanggaran pada PPK kecamatan Palakka, banyak Tantangannya. Namun itu akan menjadi pembelajaran tersendiri bagi saya,” ujar Heriani. (Irwan N Raju)

Tim Puslitbang Polri Kuker Ke Polres Nunukan, Uji Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Polres Nunukan

Nunukan, Berandankrinews.com–Tim Puslitbang Polri lakukan kunjunga kerja Ke Polres Nunukan. Kedatangan Tim Puslitbang Polri dalam rangka melakukan penelitian tentang tingkat kepercayaan Masyarakat terhadap kinerja Polri di Polres Nunukan, Kamis (11/4/19) kemarin.

Tim Puslitbang Polri yang dipimpin Kombes Pol Drs Burdin Hambali bersama A. P. U Prof Dr Dwi Purwoko, M.Si dari Akademis tiba di Mako Polres yang di dampingi Waka Polres Nunukan, Kompol Imam Muhadi, S.Sos, SH,MH dan Para Kasat dan perwira Polres Nunukan.

Di ruang Endra Dharmalaksana, Tim Puslitbang langsung melakukan Pengarahan dan pendalaman terhadap masing-masing Para Kepala satuan di polres Nunukan terkait kinerja yang telah di lakukan Polres Nunukan khususnya di bidang operasional maupun pembinaan kepada Masyarakat Nunukan.

Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro SIK, MH menuturkan kedatangan Tim Puslitbang Polri ke Polres Nunukan, dalam rangka melakukan penelitian tentang tingkat kinerja Polres Nunukan, selain itu memberikan motivasi kepada Jajaran dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

“Seluruh tugas-tugas kepolisian baik pelayanan, pembinaan dan operasional untuk terus di tingkatkan kepada publik,” Ujar Kapolres.

Polres Nunukan merupakan bagian dari kepolisian Republik Indonesia yang di beri Anggaran Negara dalam melaksanakan tugas-tugas Kepolisian di bidang Harkamtibmas, Perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat dan penegakan Hukum.

Sehingga diharapkan tugas Kepolisian yang telah di dukung dengan Anggaran Negara, dapat memberikan dampak outkam di masyarakat berupa, Kepercayaan Masyarakat kepada polres Nunukan.

Tim juga mendalami kepada masing- masing Kasat polres Nunukan tentang kegiatan pelayanan dan giat operasional kepolisian yang telah dilakukan, apakah memberikan tingkat kepuasan kepada masyarakat dan berdampak penilaian positif dan mendapatkan kepercayaan publik terhadap polres Nunukan. (Humas)

Danrem 141/TP Bone Lepas 1200 Peserta Jelajah Bumi Arung Palakka One Day Trail Adventure IV

Bone (Sulsel), Berandankrinews.com- Dalam rangka hari jadi Bone Ke 689, seluruh Peserta Jelajah Alam Arung Palakka One Day Trail Adventure Part 4 secara resmi dilepas Danrem 141 Toddopuli Bone di lapangan Merdeka Jalam Pettapenggawae kelurahan Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone, Sulsel, Minggu (7/4/19).

Kegiatan tersebut diikuti 1.200 para raider dari berbagai provinsi dan kabupaten maupun dari luar sulawesi selatan untuk memeriahkan Hari jadi Bone.

Danrem 141/Toddopuli Bone Kolonel Inf Suwarno, S. Ap menuturkan dalam sambutannya, Kehadiran saudaraku sekalian adalah wujud nyata bahwa saudara turut merayakan hari jadi bone, Mohon maaf atas segala kekurangan.

“Alhamdulillah atas terselenggaranya kegiatan jelajah alam arung palakk, mari kita saling menghargai dan saling mengingatkan apabila ada peserta yang salah jalur,” Tutur Suwarno

Turut hadir pada kegiatan itu, Bupati Bone Dr. H A Fashar Mahdin Padjalangi, M. Si, Kasrem 141/ TP Bone, Letkol Bobi Triyanyo, S. Ap, Kajari Watampone, Hj Nurni Farahyanti, SH, MH, Ketua Pengadilan Negeri Watampone, Surachmat, SH, MH, Kapolres Bone AKBP M Kadarislam Kasim, SH, SIK, M.Si, Kapolres Jeneponto AKBP Hery Sutanto, SIK, Kabag Binkar Polda Sulsel, AKBP Z Agus Bonarto, SIK, Danyon C Pelopor, Kompol Nur Ichsan, S.Sos, Para Unsur Forkopimda kabupaten Bone, Para raider/peserta sekitar 1.200 orang Rider dari berbagai daerah luar Sulawesi Selatan. (Nirwan N Raju)

Kapolres Pimpin Sertijab Kapolsek Nunukan

Nunukan, Berandankrinews.com—Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro, SIK, MH pimpin langsung Serah terima jabatan (Sertijab) Kapolsek Kota yang berlangsung di ruangan Aula Sebatik Mapolres Nunukan, Kamis (4/4), yang dihadiri jajaran Polres Nunukan.

Sertijab Kapolsek Kota yang dipimpin Iptu Hairul Ismed Harahap selama delapan bulan, SH kini digantikan oleh AKP Musni, SE, SIK, sementara Jabatan Iptu Hairul Ismed Harahap yang baru sebagai Kepala Sub Bagian Hukum (Kasubagkum) dibawah Paksumda Polres Nunukan.

Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan naskah Sertijab oleh Kapolsek yang baru dan dilanjutkan dengan penyematan atribut yang merupakan tanda telah diserahkan tanggung jawab kerja Kepolisian Sektor Nunuka.  

Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro, SIK, MH mengatakan, Sertijab ini merupakan penyegaran organisasi dan proses kaderisasi serta dilihat dari kompetensi.

“Kapolsek yang lama itu menjabat selama delapan bulan sebagai kapolsek Nunukan, Hari ini serah terima jabatan, kapolsek yang baru yaitu AKP Musni, SE, SIK  ini dulu Staf Pribadi Pimpinan Kapolda, yang bersangkutan juga lama berdinas di Brimob dan baru bertugas menjadi polisi umum. Sedangkan kapolsek lama menjabatsebagai Kepala Sub bagian Hukum dibawah Paksumda Polres Nunukan,” ujar Kapolres.

Kapolres menuturkan bahwa, bukan karena masalah waktu yang hanya sebentar, delapan bulan lama juga, beliau juga punya pengalaman menjadi Kapolsek di Malinau dulu tiga tahun lebih.

“jadi bukan masalah sebentar, jadi diganti bukan karena permasalahan perlu diganti tapi ini promosi,”jelasnya. (Red)

Mencoba Mendalami Pilpres Dan Pileg 2019

Bekasi — Berandankrinews.com — H. Ahmad Buchory Muslim dikenal dengan UBM yang juga Caleg DPR RI Dapil Jabar VI (Kota Bekasi dan Depok) nomor urut 4 dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini berbincang dengan reporter di rumahnya di kawasan Kota Bekasi Selatan, Selasa Sore, (02/04/2019).

Di tahun 2019 ini pilpres dan pileg bareng dan baru kali ini, kebijakan dibuat untuk menghemat anggaran dan hemat waktu. Betul, itu sisi positifnya.

Akan tetapi, ada dampak negatifnya. Pertama, pileg tak kebagian ruang publik. Semua orang, dan juga media, bicara pilpres. Seolah tak ada pileg. Kedua, polarisasi pilpres mempengaruhi pilihan rakyat. Caleg tak banyak dilihat performa-nya. Integritas, kapasitas dan komitmen personalnya cenderung diabaikan. Semua terkontaminasi oleh polarisasi capres.

Pemilih yang condong ke capres nomor urut 02 cenderung tak mau memilih caleg dari partai pendukung 01. Begitu juga sebaliknya. Fenomena ini terjadi dimana-mana.

Partai mana yang nantinya akan dapat kursi terbanyak di DPR, akan sangat tergantung pada “coat-tail effect” atau efek ekor jas dari pilpres. Dalam hal ini, caleg yang partainya punya capres dan cawapres sangat diuntungkan.

Di pilpres kali ini, partai Gerindra dan PDIP paling diuntungkan. Sebab, capresnya dari kedua parpol ini. Juga PKB, karena efek dari Ma’ruf Amin, mantan kader dan anggota DPR RI dari PKB.

Nasib partai lain akan pertama, akan sangat bergantung kepada kegigihan caleg-calegnya menyapa pemilih. Makin sering ketemu pemilih, potensi dapat kursi makin besar. Tentu ada logistik yang tak kalah pentingnya. Tanpa logistik, sehebat dan sepopuler apapun caleg, gak bakal jadi. Ini konsekuensi dari demokrasi padat modal.

Kedua, bergantung juga kepada capres-cawapres mana yang didukung oleh para pemilih di wilayah itu. Jika capres-cawapres yang didukung partainya kuat di wilayah itu, potensi untuk dapat kursi akan cukup besar. Tapi, jika jumlah pendukung capres-cawapres yang diusung partainya itu kecil, caleg harus sadar bahwa dirinya telah masuk di dapil ‘neraka’.

Sejumlah caleg sengaja memasang baliho dengan foto capres-cawapres yang tidak didukung partainya. Di sejumlah daerah, ada sebagian caleg PPP, PBB dan Golkar memasang baliho dengan background foto Prabowo-Sandi.

Sementara di tahun 2019 ini ada 7.968 caleg DPR RI. 4.774 laki-laki, dan 1.394 perempuan. Caleg perempuan sekitar 40 persen. Melampaui batas dari quota. Jika ditotal dengan caleg DPRD I dan II, maka jumlahnya ada sekitar 245.106 orang. Tentu, tak akan jadi semua. Caleg yang tak jadi sudah disiapkan kamar di Rumah Sakit Jiwa. Antisipasi jika ada yang benar-benar gila.

Sebanyak itu jumlah caleg yang akan rakyat pilih, tentu akan sangat membingungkan. Dan faktanya, pemilih pada umumnya abai dan tak peduli pada caleg. Bagus tidak bagus, pemilih umumnya “ngasal” dalam mencoblos caleg. Belum lagi DPD yang jumlahnya ada 807 orang.

Di tangan pemilih nanti ada 5 surat suara. Capres-cawapres, DPD, DPR RI, DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II. Kecuali DKI Jakarta, DPRD tingkat II tidak ada.

Anda yang berpendidikan dan berasal dari kelas menengah atas, sudahkah kenal caleg dan calon DPD yang rencana akan anda pilih? Kalau anda saja gak kenal, bagaimana dengan kakek-nenek yang usianya sudah di atas 60 tahun. Atau anak muda generasi milenial yang tak peduli terhadap pemilu. Ini tentu jadi persoalan tersendiri.

Padahal, anggota DPR tak kalah penting eksistensinya dari presiden dan wakil presiden. Tugas presiden dan wakil presiden akan sangat dipengaruhi oleh peran parlemen. Sebab, parlemen punya fungsi membuat undang-undang yang menjadi dasar dan roadmap presiden dan wapres menjalankan tugasnya. Belum lagi peran kontrol dan budgeting. Bagaimana anda mengabaikan pileg?

Jika di tahun 2014 dan sebelumnya, dimana pileg tidak dibarengkan pilpres saja masih gagal menghasilkan para anggota parlemen yang ideal, apalagi sekarang? Ditangkapnya sejumlah anggota parlemen oleh KPK, termasuk ketua DPR RI, adalah salah satu buktinya.

Pesona caleg yang redup dan terabaikan oleh gegap gempitanya pilpres mesti jadi renungan bersama jika ingin melahirkan para anggota parlemen yang baik. Baik artinya dipilih rakyat berbasis kesadarannya. Dan kesadaran itu ada jika pemilih kenal dan tahu siapa caleg yang akan dipilih dan diberikan amanah oleh mereka. Jangan sampai gara-gara pilpres, caleg yang terpilih bukan orang-orang yang sesuai dengan harapan rakyat, karena faktor “ngasal” dalam mencoblos. (fri)