WAJO – Sebagai rangkaian pelaksanaan Expo Bumdesa dan Gelar Inovasi Desa yang dilaksanakan selama 3 Hari, dari tanggal 17 September 2019 sampai dengan 19 september 2019 di Kompleks Wisata Rumah adat Atakkae, Sengkang Kabupaten Wajo.
Kementerian Desa bersama Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. mencanangkan Kawasan Desa Wisata terpadu Danau Tempe, yang ditandai dengan penandatanganan Berita acara bersama oleh Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos.M.Si. dengan Staf Ahli menteri Desa Bidang Pengembangan Wilayah Dr. Condrad Hendrarto, M.Sc., dan Direktur SDA Kawasan Perdesaan Dr. Mulyadin Malik.
Kawasan Desa Wisata terpadu Danau Tempe merupakan pengembangan desa-desa menjadi Desa Wisata berbasis potensi Danau Tempe, dan merupakan pengembangan Kawasan Perdesaan Terpadu “Tosagena” Kecamatan Belawa yang sudah ada sebelumnya.
Desa yang tergabung dan dicanangkan menjadi Kawasan Desa Wisata terpadu adalah desa yang terkoneksi langsung dengan Danau Tempe, terdiri dari 13 desa pada 3 Kecamatan, yaitu diantaranya Desa Lautang, Desa Limporilau, dan Desa Leppangeng di Kecamatan Belawa. Desa assorajang, Desa Pakkanna, Desa Nepo, Desa Ujunge, Desa Pajalele di Kecamatan Tanasitolo.
Desa Benteng Lompo, Desa worongnge, Desa Pallimae, Desa Ugi, Desa Ujung Pero di Kecamatan Sabbangparu.
Pada gelaran acara expo dan inovasi desa diadakan pemberian penghargaan bagi Bumdesa dan inovator Desa terbaik dan mendapatkan Tropy dan Piala yang diserahkan oleh Bupati Wajo, Staf Ahli Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi Dr. Conrad Hendarto, M.Sc dan Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Pedesaan Dr. Mulyadin Malik diantaranya,
Inovator Desa Mattirowalie Kecamatan Maniangoajo An. Amiruddin.
Inovasi; Aplikasi sistem informasi Desa.
Inovator desa Parigi Kecamatan Takkalalla
An. Andi Monjong
Inovasi; Alat penghemat bahan bakar mesin pertanian.
Inovator Desa Worongnge Kecamatan Sabbangparu
An. M. Alwi
Inovasi ; Alat pemupukan tanaman Palawija dari bahan bekas.
Untuk Kategori Bumdesa terbaik
Bumdesa Makmur Desa Makmur, Kecamatan Penrang.
Bumdesa Masagena Desa Batu, Kecamatan Pitumpanua.
Bumdesa Yassamaturusi Desa Alewadeng, Kecamatan Sajoanging.
Kategori stand expo Bumdesa dan Gelar Inovasi Desa terbaik dari Kecamatan
WAJO – Expo Bumdes dan gelar Inovasi Desa digelar Di Wajo dengan menghadirkan dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi di Atakkae, Kamis 19 September 2019.
Hadir dalam acara ini staf ahli menteri Desa PDT dan Transmigrasi Dr. Conrad Hendarto, M.Sc, Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Pedesaan Dr. Mulyadin Malik. Kepala dinas PMD provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Dinas transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, kepala PMD Kabupaten Soppeng Sidrap dan Bone serta forkompinda Kabupaten Wajo, Camat dan Kepala desa se Kabupaten Wajo serta pendamping profesional dari Desa se Kabupaten Wajo.
Juga hadir dalam acara Ini undangan dari masyarakat dari 13 Kecamatan dan 142 desa di Kabupaten Wajo yang berada di tenda yang berjumlah kurang lebih 700 orang dan ditambah yang undangan di ditribun sehingga diperkirakan mencapai 1.000 orang yang menghadiri acara hari ini.
Dalam sambutan Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si dalam acara Expo Bumdes dan gelar inovasi desa sekaligus dirangkaikan dengan acara pencanangan Desa Wisata Danau Tempe.
Bupati Wajo mengatakan bahwa komponen utama pembangunan desa adalah Dana Desa, Dana Desa adalah salah satu program utama pemerintah yang langsung menggelontorkan dananya ke desa dan itu adalah stimulus agar Desa mampu berkembang secara mandiri, berbagai program yang dilaksanakan untuk desa harus memiliki spirit akan potensi antar desa sehingga kerjasama antar desa dapat mempercepat mewujudkan pembangunan pedesaan.
“Salah satu potensi Kabupaten Wajo adalah Danau Tempe, kita memiliki potensi yang masuk 15 danau yang menjadi perhatian pemerintah pusat dan salah satu kawasan desa dari 5 desa yang ada di kawasan desa yang ada di kecamatan Belawa, 3 Desa masuk dalam kawasan Danau Tempe di antaranya Desa limporilau, Desa lautang dan Desa Leppangeng,” kata Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos. M.Si.
Juga dikatakan kalau Potensi Danau Tempe memiliki 3 dimensi kekuatan yang bisa dikembangkan pertama dimensi perikanan sebagai penghasil terbesar ikan di Asia Tenggara dulunya, dan dengan panjang lautnya sekitar 103 KM dengan produksi rumput laut sepanjang pantai itu ada 400.000 ton, sehingga kedepan orientasi hilirisasi dan industrialisasi .
Lebih lanjut dikatakan kalau air yang melimpah di setiap waktu tertentu dengan potensi ini bisa termanfaatkan untuk pertanian dan sedang diupayakan melalui Balai Besar Untuk memanfaatkan air yang melimpah ini untuk dinaikkan ketinggiannya di Bulu Cepo sehingga air bisa mengairi sawah sekitar 20.000 hekto are.
Dan disampaikan kalau potensi pertanian di Wajo terluas di Sulawesi Selatan bahkan kedua di Indonesia setelah Karawang Dan Bekasi, dimana luasnya lebih dari 100.000 hektar area persawahan,
“Kita sudah memproduksi lebih dari 800.000 Ton setiap tahunnya, potensi ketiga Danau Tempe sebagai destinasi wisata ini yang kita mau jadikan destinasi wisata terpadu internasional di dalamnya, dimulai dengan program pengembangan wisata desa yang akan dicanangkan Bapak staf ahli untuk kita mulai dari kawasan Tosagena sampai dikembangkan nanti menjadi 13 desa yang ada di 3 Kecamatan,” ungkap Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.
“Kami bermohon kepada Bapak Staf ahli Menteri Desa PDT dan Transmigrasi dan Bapak direktur untuk menjadikan kawasan terpadu Danau Tempe sebagai lokasi prioritas target intervensi program Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi tahun 2020 dan 2024,” Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. menambahkan.
Dan dikatakan kalau Insya Allah, dia yakin dan percaya setelah bertemu Menteri Desa PDT dan transmigrasi kemarin, bapak menteri akan menyambut program ini.
“Ada tiga program kami dari 25 program unggulan kami yang cocok dengan pengembangan Bumdes yang pertama dengan mencetak 10.000 wirausahawan baru Dalam waktu 5 tahun ke depan dan ini sejalan dengan program Bumdes dan program inovasi Desa, kedua program integrated farming system ingin jadikan Wajo sebagai penghasil pangan terbesar dan kembalikan kejayaan perikanan di Wajo, menjadikan Wajo sebagai solusi impor daging di Indonesia dan program yang ketiga adalah produk unggulan dari setiap desa sehingga ada produk kita bisa sampai ke mancanegara,” jelas Bupati Wajo.
Dan disampaikan kalau juga akan mengembalikan kejayaan persuteraan di Wajo, khususnya di Kecamatan Sabbangparu dan Tanasitolo yang merupakann produk unggulan, dan lainnya sepertu industri rumput laut yang ujung ujungnya nanti untuk mensejahterakan masyarakat Wajo.
Sambutan dari staf ahli Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi Dr. Conrad Hendarto, M. Sc yang mengatakan permohonan maaf dari Bapak Menteri Desa PDT dan Transmigrasi yang sedianya akan hadir pada hari ini, tapi sampai kemarin pada pukul 16.30 belum selesai rapat kerjanya dengan DPR RI.
Dikatakan kalau berbagai inovasi telah dilombakan di setiap desa di Indonesia, dimana dia sangat bangga dengan digelarnya acara pada hari ini , dimana acara ini dirangkaikan dengan pencanangan desa Wisata Danau Tempe, dimana ini khusus dan menarik karena pertama diadakan secara khusus untuk Kabupaten Wajo,
“Kami sangat apresiasi yang setinggi-tingginya akan hal itu dan dari 142 bumdes yang ada di Kabupaten Wajo, sebanyak 60% sudah berjalan normal dan ini masuk di pusat dibandingkan di daerah lain ada yang hanya sekedar namanya saja,” ungkapnya.
Dan dikatakan kalau ini erat dengan visi Pemerintah Kabupaten Wajo yang ingin mewujudkan Pemerintahan yang amanah menuju Wajo yang maju dan sejahtera, dengan 25 kerjanya, diantaranya mencetak 10.000 Wirausaha baru, dan satu Kecamatan satu produk unggulan, dan mestinya kepala desa juga bersyukur karena punya Bupati yang berlatar belakang enterpreneur, semoga ilmunya bisa diserap dan tiru.
Lebih lanjut dikatakan kalau bagaimana Bumdes yang 60% di Wajo menjadi unggulan dan jadi contoh Bumdes Bumdes di ada di Indonesia, potensi desa sekarang ini luar biasa sekali tapi kalau didiamkan saja tidak akan bergerak, makanya perlu digerakkan ada ProKades, Bumdes Embun Desa dan sarana olahraga desa.
Sambutan dari direktur pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Pedesaan Dr. Mulyadin Malik mengatakan Bumdes ini menjadi sebuah elemen ekonomi yang penting ke depan bagi bangsa, bangsa juga menyimpan kekayaan nya di desa, olehnya itu Bumdes fungsinya untuk mengelola sumber daya alam yang ada di desa.
“Kami dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi memberikan apresiasi yang positif untuk bumdes terbaik tadi, kami dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi punya program bantuan ke depan yang akan kita upayakan satu Bumdes bisa 150 Juta dari 142 Bumdes di Wajo untuk pengembangan khusus ini,” jelasnya.
Juga dikatakan kalau pengembangan produk unggulan kawasan dengan memberikan bantuan pasca panen, pertanian dan perikanan dari Danau Tempe dan ini bisa kita berikan bantuan kepada wisata terpadunya
“Persoalan di desa adalah miskinnya Inovasi dan Wajo bisa mematahkan hal tersebut dengan dilaksanakannya Expo hari ini di bawah kepemimpinan Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si,” kata Dr. Mulyadin Malik.
“Kami sangat apresiasi dan kami upayakan di 2020 menjadikan Wajo sebagai prioritas dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi dan mengapresiasi salah satu inovasi yang ada di kecamatan utamanya di kecamatan Maniangpajo dimana akan membantu memasukkan salah satu inovasinya ke Guiness of record yang merupakan salah satu inovasi dari Kepala desanya,” Dr. Mulyadin Malik menambahkan.
WAJO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Satker operasi dan pemeliharaan SDA Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan penandatanganan perjanjian kerjasama dan fakta integritas antara BPK dan P3A program percepatan peningkatan tata guna air irigasi Tahun Anggaran 2019 di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Wajo, Rabu 18 September 2019.
Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Pompengan Jeneberang Ir. Hj. Nurlela SP 1 dalam sambutannya mengatakan bahwa latar belakang dilaksanakannya program P3-TGAI untuk mendukung kedaulatan pangan nasional sebagai perwujudan kemandirian ekonomi dan menggerakkan sektor strategis domestik, sebagaimana yang termuat dalam program nawacita ke-7 melalui pemberdayaan masyarakat Petani dalam perbaikan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan.
“Perbaikan jaringan irigasi rehabilitasi dan peningkatan secara partisipatif tersebut merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat petani secara terencana sistematis untuk meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi,” kata Ir. Hj. Nurlaela, SP.1
“Tujuannya untuk meningkatkan kinerja layanan irigasi kecil, irigasi Desa dan irigasi tersier, di sini ditekankan partisipatif masyarakat karena persamaan dari kegiatan ini bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan sendiri oleh kelompok P3Anya,” Ir. Hj.Nurlaela SP.1 menambahkan.
Dan dikatakan bahwa ini tidak seperti kegiatan-kegiatan lainnya bahwa setiap kegiatan dilelangkan atau dikontrakan, kalau kegiatan ini betul-betul partisipatif masyarakat dari kelompok petani, dan untuk setiap lokasi ditetapkan oleh Menteri PUPR, diterbitkan setiap lokasi kegiatan mendapatkan dana 195 juta dan akan ditransfer ke rekening kelompok tani yang ditunjuk dan yang telah di SK kan.
Juga dijelaskan kalau teknik penyerapan dananya adalah pada saat setelah penandatanganan perjanjian kerjasama ini pada kelompok petani dan akan diberikan modal kerja atau modal awal sebesar 70% dari 195 juta jadi sekitar hampir 100 juta sebagai modal awal untuk bekerja.
“Dan bila proses di lapangan sudah di atas 50%, maka sudah dapat ditarik sisanya yang 30% untuk menyelesaikan seluruh rangkaian, di dalam kontrak yang akan ditandatangani, pada saat pencairan perlu diperjelas dana tersebut yang 195 juta tidak dipotong PPN yang dipotong PPH sebesar 4%,” ungkapnya.
Dan dikatakan kalau Wajo mendapat 63 lokasi kegiatan, ini tersebar di 25 daerah irigasi, 7 di Kecamatan dan 44 di Desa namun dalam kesempatan ini penandatanganan baru sekitar 18 dulu, karena ada perbedaan dari nama Kecamatannya yang keliru dan juga nama Desa yang mau diperbaiki.
Sedangkan Soppeng mendapatkan 14 titik dan berada di 9 daerah irigasi di mana 5 Kecamatan dan 14 Desa namun pagi ini yang ditandatangani hanya 7 titik, disebabkan kekeliruan dalam nama desa jadi total pagi ini yang ditandatangani semuanya 25 penerima, katanya diakhir sambutannya.
Sambutan dari Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si menyampaikan bahwa yang mendapat kepercayaan baik di Kabupaten Wajo maupun di kabupaten Soppeng untuk betul-betul bisa mengelola dan bertanggung jawab, tentunya bagaimana ini bermanfaat langsung kepada bapak ibu kelompok tani sebagai penerima manfaat agar program ini dikawal sesuai apa menjadi arahan dari kepala Balai Besar pompengan.
“Selamat datang kepada rombongan Balai Besar sungai Pompengan Jeneberang dan rombongan dari kabupaten Soppeng di bumi Lamaddukelleng, yang mana kami mendapat kehormatan sebagai tuan rumah penandatanganan surat perjanjian kerjasama program percepatan tata guna air irigasi Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Wajo,” kata Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.
Dan dikatakan kalau Penandatanganan surat perjanjian kerjasama dan fakta integritas ini merupakan langkah awal kesepakatan antara P3K dan PPK dalam menyelesaikan percepatan tata guna air tahun 2019 di Kabupaten Wajo dan di kabupaten Soppeng dengan total 25 perjanjian kerjasama yang ditandatangani hari ini.
“Jadi kita ini adalah Daerah penyangga Pangan Nasional, wajar saja kalau program program ini banyak meluncur di wilayah kita, yang ini bentuk komitmen kita untuk menandatangani Pakta integritas, ini sebagai bentuk komitmen kita untuk melaksanakannya dengan amanah apa yang kita wujudkan sesuai dengan kedaulatan pangan nasional yang termuat dalam nawacita ke 7,” jelas Bupati Wajo.
Dikatakan kalau yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat adalah perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan perbaikan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan, sedangkan proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan dan pengelolaan jaringan irigasi dengan meningkatkan peran serta masyarakat.
“Pada program ini akan diberdayakan secara teknis, ada bimbingan dan pendampingan dalam perbaikan irigasinya untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran secara semula secara parsial agar betul-betul maksimal air kita termanfaatkan dengan baik,” kata Bupati Wajo.
“Jangan karena keinginan sekelompok Tani mau maunya saja, tolong tetap berkoordinasi dengan tim teknis, agar apa yang kita kerjakan betul-betul selalu terarah, perjanjian kerjasama yang ditandatangani hari ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja irigasi kecil, irigasi Desa dan irigasi tersier di kabupaten Soppeng dan di Kabupaten Wajo,” Bupati Wajo menambahkan.
Dan dikatakan kalau tadi malam, sampai larut malam melihat dan mengawasi kondisi di Belawa, melihat excavator kerja siang dan malam untuk mengaliri beberapa kilometer, dan tetap berkoordinasi dengan Balai besar Pompengan, karena persoalan teknis yang harus kita perhatikan.
“Harapan kami program percepatan peningkatan tata guna air di tahun 2019 dapat bermanfaat untuk kemaslahatan para petani di kabupaten Soppeng dan Wajo, semoga seluruh niat baik kita untuk kesejahteraan masyarakat mendapatkan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala,” harap Bupati Wajo.
“Insya Allah kita bertanda tangan dalam surat perjanjian dan tandatangan Pakta integritas pada kelompok tani, betul-betul agar melaksanakan amanah yang telah di embankan kepada kita untuk pemanfaatan untuk kita juga, untuk kelompok tani penerima manfaat,” Dr. H. Amran Mahmud menambahkan diakhir sambutannya.
NUNUKAN – Untuk melihat sejauh mana capaian desa melalui program pemerintah pusat, Kementerian Desa (Kemendes) melakukan evaluasi dan monitoring di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Rabu (18/9).
Kepala Biro Perencanaan PDT, Kemendes, Veronika Utari mengatakan evaluasi ini merupakan bagian dari tugas Kemendes untuk melakukan pembinaan di daerah tertinggal, perbatasan, kawasan tramigrasi. “Kami ingin mengevaluasi sejauh mana program yang dilaksanakan di tahun 2015 hingga 2019. Apakah memberi dampak manfaat di masyarakat dan sejauh mana kenikmatan ekonomi di Nunukan?,” terangnya kepada Berandankrinews, Rabu (18/9).
Dia mengatakan dari 80 desa ada 21 desa yang kini belum mencapai target. Tentu, lanjut dia, hal ini perlu dievaluasi dan apa kendalannya sehingga belum capai target. “Nanti, bisa lanjutkan di tahun 2020 hingga 2024 kedepannya. Intinya, kita mengevaluasi program yang kita sudah laksanakan selama lima tahun terkahir. Kalau belum perlu evaluasi dan diperbaiki di lima tahun kedepan,” ujarnya.
Untuk pengawasan dana desa, kata dia, sudah ada tim satgas yang dibentuk dan bergabung dengan Kemendagri, Kemenkeu, dan daerah. “Kerjasama itu mengawasai sampai tingkat desa dalam rangka pemamfaatan pencairan dana sesuai dengan aturan maupun normal yang sudah ditetapkan,” tuturnya.
Dia mengaku secara nasional, anggaran dana desa memang terjadi penurunan. Sebab, ada kebutuhan dasar yang menjadi prioritas seperti transportasi, air minum, semitasi, pendidikan, kesehatan, perumahan. “Sebenarnya tidak turun juga sih. Tapi ada pergeseran anggaran untuk hal-hal yang mendasar,” tutupnya.
Sementara itu, Asisten II Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemda Nunukan, Roby Nahak Serang mengatakan, Pemda juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan program dari pusat. “Jika tidak, maka mereka akan pulang ke Jakarta dengan membawa catatan khusus untuk Pemda. Begitu juga sebalik, jika kewajiban berjalan dengan lancar maka mereka pulang membawa catatan yang baik. Dan tingkat kepercayaan mereka juga bertambah sehingga mereka kedepannya mau kembali memberikan program bagi desa kita,” tutupnya.(Irwan)
WAJO – Bupati Wajo berkunjung ke lokasi Desa Wisata Kawasan Pedesaan Tosagena di Desa Lautang, Selasa 17 September 2019.
Sebelum mengunjungi Lokasi Desa Wisata Tosagena, Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. terlebih dahulu mengunjungi lokasi galian program SERASI ( Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani ) yang merupakan program Kementerian Pertanian RI.
Bupati Wajo berharap program serasi ini dapat dimanfaatkan sebesar besarnya oleh petani nantinya, untuk mengairi sawahnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Selanjutnya dalam kunjungannya di lokasi Desa wisata kawasan pedesaan Tosagena, Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. berharap kiranya lokasi tersebut terbangun beberapa spot wisata terapung seperti rumah terapung, restoran terapung, mushallah terapung, wisata pertanian dan spot spot lainnya yang terhubungan dengan destina desitinasi wisata lainnya dipinggir Danau Tempe sehingga dengan adanya Desa Wisata ini, kiranya dapat memutar roda perekonomian masyarakat.
Lebih lanjut Bupati Wajo menggambarkan beberapa kelengkapan pendukung penting yang perlu dibangun pada destinasi ini, diantaranya perbaikan akses transportasi dengan membangun jalan beton sekitar 4 – 5 kilometer, pembangunan areal parkir yang sekaligus juga dapat menjadi areal usaha bisnis masyarakat sekitar.
Karena padatnya kegiatan yang harus dihadiri pada hari ini, sehingga Bupati Wajo tiba dilokasi desa wisata ba’da magrib, dan ini menunjukkan keseriusan Bupati Wajo untuk mewujudkan Desa Wisata ini.
Turut mendamping pada kegiatan tersebut adalah Madis PMD, Kadis Pertanian, Camat Belawa, Kades lautang, PPK Pertanian Kecamata Belawa dan tokoh masyatakat setempat.