WAJO – Acara Bincang Kepemudaan dengan mengangkat tema Peran Organisasi Daerah terhadap Pemerintah Kabupaten Wajo bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang berlangsung di Asrama Putri Kepmawa Yogyakarta, Kamis 17 Oktober 2019.
Sambutan dari ketua panitia Kepmawa Yogyakarta dalam acara ini menyampaikan bahwa mereka adalah mahasiswa perantau yang berkuliah di Yogyakarta.
“Kami sebagai pengurus Kepmawa mengambil waktu dari Pemerintah Daerah untuk berkumpul, yang mana telah mendapatkan respon yang baik, juga selalu memberikan ruang bagi kami, mau mendengarkan aspirasi kami serta usulan-usulan kami, bahagia rasanya pelajar mahasiswa Wajo di Yogyakarta, mahasiswa yang menuntut ilmu di Jogja atas kedatangan Bapak Bupati Ayahanda Dr. H. Amran Mahmud beserta jajarannya bersyukur atas waktu dan kesempatan yang diberikan sehingga malam ini sempat melakukan tudang sipulung,” ungkap Anugrah Mahmud.
Acara diskusi kemudian dipandu oleh Anugerah Mahmud yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada pembicara pertama dari alumni Kepmama Yogyakarta juga yaitu Suryadi laoddang yang juga dikenal sebagai Dosen jualan, yang intinya bagaimana cara berbisnis di era zaman sekarang ini.
“Semangat berinteraksi dengan adik-adik Kepmawa sejak tahun 2000, dan Bagaimana peran kita sebagai Pemuda, anak-anak putra putri Wajo dan kami termasuk orang yang berhutang budi kepada Kabupaten Wajo, Apapun alasannya sejak kami lahir dan dibesarkan di Sengkang di daerah Lapongkoda di Jalan Jati kemudian tahun 1997 kami tinggalkan kampung halaman menuju Yogyakarta,” ungkap Suryadi Laoddang.
Dan dikatakan bahwa sangat sederhana sekali ketika kita ingin memperbaiki Wajo, salah satu caranya adalah membantu Wajo ini, kalau bukan melalui sumber daya manusia maka itu adalah PAD, kalau SDM dengan adanya adik-adik semua di sini adalah generasi generasi yang berkualitas nantinya minimal secara fisik.
“Terkait sumber daya alam, maka saya berharap ke Pak Bupati, mungkin bisa nantinya disampaikan mungkin sudah waktunya digitalisasi informasi objek-objek wisata Kabupaten Wajo diangkat sesegera mungkin lewat Facebook, Instagram lewat YouTube dan jadikan anak-anak ini sebagai Boosternya,” kata Suryadi Laoddang.
“Saya yakin kalau Dinas Pariwisata Kabupaten Wajo mengupload cerita-cerita tentang Bujung Paranie misalnya, cerita tentang Tosora misalnya, yang ternyata Islam itu pertama kali masuknya Di Wajo bukan di Daerah Jawa, dan beberapa hal yang dijelaskan,” tambah Suryadi Laoddang.
Selanjutnya sebagai pembicara kedua dalam acara ini yaitu dari Prof. Dr. Ali Agus yang merupakan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada yang menyampaikan bahwa dia sudah beberapa kali datang ke Wajo sejak Dr. H. Amran Mahmud diangkat menjadi Bupati.
“Saya mau flashback sejarah masa silam, memperlihatkan gambaran dan berikan juga terkait dengan peradaban, silih bergantinya orang atau yang biasa disebut regenerasi, pengganti dari yang muda menjadi tua dan tua kemudian digantikan oleh yang muda lagi dan seperti ini terus terjadi,” kata Prof. Dr. Ali Agus.
“Kalau kita tidak pandai dan tidak cermat, kita akan menjadi orang yang ada di pinggiran dan hanya jadi penonton, kalau jadi penonton itu biasanya hanya bisa tepuk tangan dan kalau jagoannya kalah paling banyak bisa ngomel-ngomel karena hanya sebagai penonton saja,” tambahnya.
Dikatakan kalau Negara Korea merdeka hampir sama waktunya dengan Indonesia, Korea ini belajar filosofi Indonesia yaitu Gotong Royong, spirit mereka sangat kuat dan lihatlah produk-produk yang dipakai rata-rata merk Korea demikian juga teknologi dan kemajuan mereka.
Dikatakan juga kalau kemajuan daripada suatu bangsa termasuk di Wajo sebenarnya tergantung kepada orangnya atau sumber daya manusianya, bukan sumber daya alamnya.
Diceritakan pengalamannya ketika dia berkunjung ke Israel. Dan diceritakan kallau seekor sapi besar disana bisa memproduksi susu segar 60 liter perhari, karena mereka memanfaatkan teknologi dan sumber daya manusianya, padahal suhu disana 40 derajat celcius, juga mereka mengambil makanan ternak mereka dari Indonesia yaitu pakai bonggol sawit.
“Jadi harus ambil pengalaman dari mereka, kemajuan peradaban masyarakat, Desa, Kecamatan, Kabupaten tergantung kepada orangnya, makanya kita harus menyiapkan generasi yang akan datang, generasi hebat jalurnya melalui jalur pendidikan belajar yang tekun,” ungkapnya
Dan dalam kesempatan ini Prof. Dr. Ali Agus sempat bercanda, kata dia Kalau mau masuk UGM itu sangatlah mudah, hanya jalan dan melewati pintu gerbangnya saja, yang disambut ketawa dari para peserta, tapi dikatakan kalau mau belajar di UGM prosesnya ini yang tidak gampang, karena harus berkompetisi dengan seluruh pelajar dari seluruh Indonesia dengan tes khusus tentunya.
Dan dikatakan kalau jumlah pelajar yang tertampung di sana berjumlah 12.000 mahasiswa jadi harus mempersiapkan generasi Harapan Bangsa itu ada 4 menurut dia, badan harus sehat, otaknya harus cerdas dan pintar, karakter harus baik demikian juga harus terampil.
Kemudian berlanjut kepada arahan atau sambutan dari Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si yang menyampaikan bahwa dengan kekuatan dan tekhnik Prof. Ali Agus yang ingin menjadikan Wajo jadi lumbung daging , beliau juga lama belajar di Perancis, sekitar 5 tahun dan dia juga punya suplemen untuk ternak sapi yang bisa dinaikkan berat sapi 1 kilo per harinya.
“Coba kalau dititipkan ke dhuafa dhuafa kita, sapi 5 ekor, maka tiap hari dikasi suplemen sehingga bisa menambah berat 1 kilo per hari dikali 5 ekor sapi berarti bisa menghasilkan 5 kilo per hari, berapa hasil yang didapat jika dikalikan sebulan,” jelas Dr. H. Amran Mahmud.
Dikatakan juga kalau Prof. Ali Agus juga ingin mengedukasi kita dj Wajo, makanya ada MoU Pemkab Wajo dengan UGM, dan malam ini sempat bersama dia menjadi penyemangat bagi adik-adik mahasiswa sekarang ini, dan juga akan mencetak pemimpin-pemimpin nantinya, adek-adek yang semuanya yang belajar disini putra dan putri Wajo, karena adanya kemauan, Kepmawa merupakan wadah untuk belajar, wadah untuk berkonsolidasi, wadah untuk menjadi penyemangat untuk tingkatkan kesuksesan.
“Intinya lima tahun kedepan Wajo kita ingin rubah dalam berbagai aspek, utamanya sumber daya manusianya, sesuai dengan visi Presiden kita, Sumber daya manusia unggul Indonesia maju dan itu hampir sama dengan visi kami, Pemerintahan amanah menuju Wajo yang maju dan sejahtera,” terang Bupati Wajo.
Dikatakan kalau Pemerintahan amanah, bersih, Jujur dan betul-betul hanya menjadi pelayan masyarakat, maka insya Allah 5 tahun kedepan masyarakatnya maju, maju ekonominya, pendidikannya, layanannya dan juga infrastrukturnya, makanya 25 program telah siapkan, termasuk jalanan.
“Infrastruktur jalan di Wajo insya Allah kita akan saksikan, bagaimana ruas ruas jalan kita nikmati, agar kita majukan berbagai program, makanya kita berbenah dulu, kondisinya diperbaiki yaitu jalanan, karena bagaimana industri mau masuk kalau jalannya jelek,” kata Bupati Wajo.
“Pondasi berikutnya yaitu merubah mindset, kemarin kita telah lihat 150 petani petani milenial yang kita Arahkan untuk dikasih arahan dan pelajaran oleh Balai pengkajian teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan, makanya saya minta kepada OPD untuk mengirim tenaga honorernya sebanyak 2 orang untuk ikut masuk Tim work, khususnya peternakan dan pertanian dan akan mendampingi petani-petani kita supaya tingkat pendapatan yang mereka bertambah,” Dr. H. Amran Mahmud menambahkan.
Dijelaskan juga kalau keinginannya menata Kota sedikit demi sedikit, hadirkan pariwisata terpadu internasional, dan dikatakan mudah mudahan 2 atau 3 tahun ke depan sudah ada dapat dilihat nanti di Wajo, sehingga masyarakat tidak perlu keluar lagi untuk rekreasi, supaya roda perekonomian Kabupaten Wajo juga dapat bergerak.
“Kami baru-baru ini ke Bandung di Telkom University, di sana ada komunitas 4nesia, orang-orang Wajo yang ahli digital mendampingi Bandung dan menjadikannya Smart City, makanya saya katakan ke mereka, masa Bandung saja yang dijadikan smart city, jadi kalian juga harus pulang ke Wajo untuk jadikan Wajo juga sebagai Smart City,” harap Bupati Wajo.
Dikatakan kalau sekarang ini muncullah aplikasi yang dibuat oleh mereka dengan nama aplikasi LABACO yang merupakan buatan 4nesia dan ini akan berkembang terus di aplikasi tersebut karena memang juga ingin jadikan Wajo sebagai Smart City.
“Jadi kita tinggal monitor saja di ruangan untuk memantau Wajo dari berbagai aspek, demikian juga OPD nya, kecamatannya, Desa serta Kelurahan dapat dipantau,” harap Bupati Wajo.
“Terakhir yang ingin saya katakan, bahwa tidak ada yang instan, tidak ada sesuatu yang seketika terjadi, balik telapak tangan langsung jadi, semua melalui proses dan semangat yang harus dilewati paling tidak ada tiga etos kerja yang harus kita hadirkan, Pertama harus kerja keras, kedua harus kerja kerja cerdas dan yang ketiga harus kerja kerja ikhlas,” kata Dr. H. Amran Mahmud diakhir arahannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan dialog dengan mahasiswa Wajo di Aspuri Yogyakarta.
( Humas Pemkab Wajo )