Jakarta-berandankrinews.com
“Kemajuan dan transformasi teknologi saat ini super pesat dan cepat usang. Dan dipastikan berdampak pada segala lini tata kehidupan. Baik yang positif mau pun yang negatif. Untuk itu karakter dan jati diri suatu bangsa harus tangguh dan kokoh, serta terus menerus dipupuk di segala lini kehidupan.
Mengapa? Pertama, untuk menempatkan kemajuan teknologi secara proposal dalam tata kehidupan. Tetap sebagai daya dukung (support system), bukan pengendali kehidupan.
Kedua, untuk membatasi / melimitasi dampak negatif kemajuan teknologi yang bisa menggerus tatanan nilai, budaya dan peradaban bangsa dari sejarah panjang dan mendalam perjalanan negeri.
Ketiga, menjadikan kemajuan teknologi untuk percepat penggapaian kembali sebuah keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat nusa bangsa dan segenap mahluk yang ada di bumi nusantara.
Ke-empat, menjadikan kemajuan teknologi untuk percepat tergapainya cita-cita mulia dan besar bangsa dan negeri ini, masyarakat adil dan makmur, serta negeri adidaya yang diridhoi Tuhan YME, Allah SWT. yang pernah terengkuh 700 tahun yang lalu atau abad XIV. Dan,
kelima, untuk hindarkan rakyat, nusa, bangsa dan negeri ini dari segala bentuk penjajahan terbarukan atau ‘the very new colonialisme’ dengan dalih dan alasan apapun. Kita mampu asal mau karena segala syarat dan prasyaratnya ada di negeri dan bangsa kita”, tegas Presiden Gumregah Bakti Nusantara (GBN) dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed kepada Tokoh Muda Bangsa Muhammad Hatta di Jakarta Kamis siang 12/11/2020.
“Tak bisa dipungkiri siapapun suatu bangsa akan selalu terlemahkan tatkala gagal cetak generasi penerus bangsanya menjadi kader pemimpin yang tangguh dan unggul. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, kematangan diri generasi milenial bangsa harus alami akselerasi atau percepatan. Matang akan skill dan profesionalisme, super kreatif, super inovatif, namun wajib miliki nasionalisme dan patriotisme yang kokoh dan tangguh. Kembali tumbuh ke asal muasalnya sebagai manusia yang bernaluri terlahirkan dibumi nusantara.
Tetap cinta dan bangga kepada rakyat, bangsa dan negerinya sendiri. Juga kepada produk-produk, serta tatanan nilai budaya dan peradaban bangsa dan negerinya sendiri. Kerjasama dan bermitra dengan bangsa dan negara asing manapun didunia merupakan suatu hal yang tidak bisa terelakkan. Menjadi sebuah keniscayaan. Demikian pula terhadap kemajuan dan transformasi teknologi.
Namun semuanya harus didedikasikan sebesar-besarnya untuk keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat nusa bangsa dan segenap mahluk yang ada di bumi nusantara, serta wujudkan masyarakat adil dan makmur, negeri adidaya yang diridhoi Tuhan YME., Allah SWT.
Tidak boleh ada dan terjadi segala bentuk penjajahan terbarukan (the very new colonialism) dengan alasan dan dalih apapun di negeri”, imbuh Ali Mahsun ATMO dokter ahli kekebalan tubuh mantan Pembantu Rektor V Universitas Darul ‘Ulum Jombang Jawa Timur.
“Sdr. Muhammad Hatta saat ini berumur 29 tahun. Sebagai Tokoh Muda Bangsa sudah berada pada koridor yang tepat. Sudah melang-lang buana diberbagai lini kehidupan. Laksana sebuah Wahyu Tuhan YME., pertama kali diturunkan tatkala Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun. Tentunya di era kemajuan dan transformasi teknologi super cepat
saat ini, kader milenial bangsa harus alami percepatan kematangan diri tercetak sebagai pemimpin yang handal dan Tangguh, serta mau dan mau menghantarkan rakyat bangsa dan negerinya adil, makmur, dan unggul dengan bangsa dan negara lain manapun di dunia.
Dipundak pemuda milenial bangsa, nasib dan masa depan negeri ini dipertaruhkan. Merdeka, adil, makmur dan adidaya atau terjajah?”, pungkas pesan Ali Mahsun ATMO yang juga Ketua Umum DPP APKLI kepada Tokoh Muda Bangsa Muhammad Hatta pada kesempatan yang sama.
Foto terambil di Bilangan Polonia Jakarta Kamis siang 12 November 2020.