NUNUKAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan melalui tim promosi kesehatan rumah sakit (PKRS) bersama persatuan dokter kulit dan kelamin Indonesia gelar kegiatan penyuluhan tentang infeksi jamur pada kulit, bertempat di ruang tunggu poli, Rabu (20/09/2023).
Terlihat kegiatan sosialisasi menghadirkan narasumber yakni dokter spesialis kulit RSUD Nunukan, dr. Erlina Ari Windyareski, Sp.D.V.E., M.Kes dan diikuti tim PKRS serta seluruh pasien rawat jalan yang sedang menunggu antrian.
Selaku Ketua tim promosi kesehatan RSUD Nunukan, dr. Sofyan Efendy, M.Kes mengungkapkan bahwa kegiatan penyuluhan didasari oleh angka kejadian infeksi jamur cukup tinggi di Kab. Nunukan dikarenakan wilayah pesisir.
“Angka kejadian penyakit infeksi akibat jamur di Nunukan cukup tinggi dikarenakan kita tau bahwa Nunukan merupakan daerah pesisir dengan intensitas panas yang tinggi dan ketika hujan juga kelembapan meningkat hingga menyebabkan berkembang biaknya jamur, dan inilah yang menjadi dasar tim PKRS RSUD Nunukan melakukan penyuluhan kepada masyarakat,” ujar dr. Sofyan.
Selanjutnya, dr. Sofyan menghimbau kepada masyarakat bahwa ketika menjumpai gejala infeksi akibat jamur maka segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin khususnya di RSUD Nunukan.
“Oleh karena itu untuk masyarakat jikalau mnjumpai gejala-gejala infeksi akibat jamur sebaiknya mendapatkan penangan langsung oleh dokter spesialis kulit dan kelamin sehingga proses penanganan menjadi lebih maksimal,” sambung ketua tim promosi kesehatan RSUD Nunukan.
Bersama dengan itu, narasumber kegiatan penyuluhan yaitu dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin, dr. Erlina menjelaskan edukasi terkait infeksi penyakit kulit akibat jamur salah satunya perbedaan antara reaksi alergi dan infeksi jamur.
“Hari ini kita persatuan dokter kulit Indonesia khususnya kelompok studi dermatologi melakukan edukasi kepada masyarakat terkait infeksi kulit akibat jamur, salah satunya memberikan pemahaman terkait perbedaan antara infeksi jamur dan alergi yakni seperti batas bercaknya memiliki perbedaan, kalau alergi tersebar tapi infeksi jamur lebih berbentuk seperti bunga walaupun dengan keluhan yang sama yaitu gatal,” tutur dr. Erlina.
Adapun kegiatan penyuluhan serentak dilakukan di seluruh Indonesia oleh persatuan dokter kulit dan kelamin Indonesia khususnya kelompok studi dermatologi pada tanggal 20 September 2023 dalam memperingati hari infeksi jamur.
(Irwan, Meri/Nam)