Presiden KAI: Bung Karno, Monas dan Era Sejahtera Berkeadilan, Akankah Indonesia Tetap Berada Pada Voltage 220 Volt?




(Translite dari Live Streming You Tube Channel CN KERIS GUMREGAH Di PG Center’s Jakarta Minggu 9 Juli 2023 pukul 17.15 WIB).
Oleh:
dr. Ali Mahsun Mahsun ATMO, M.Biomed.
Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI)

Jakarta -Berandankrinews.com
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Hari ini minggu 9 juli 2023 di PG Center’s Jakarta, selaku Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), kami, dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed. teryakini sebagai panggilan Ibu Pertiwi menyampaikan: “Bung Karno, Monas dan Era Sejahtera Berkeadilan, Akankah Indonesia Tetap Berada Voltage 220 Volt?

Saudara-saudara, apa yang kami sampaikan merupakan pandangan subyektif dan obyektif atas apa yang kami alami dalam perjalanan khusus di Bali Jumat 26 Oktober 2018 hingga di Kota Bandung Jawa Barat Jumat 7 Juli 2023. Bung Karno, Proklamator dan Presiden RI Pertama membangun Monumen Nasional – Monas Jakarta tentunya memiliki sebuah fondasi dasar yang sangat kuat yang sangat bermakna untuk perjalanan bangsa dan negeri tercinta Indonesia.

Monumen Nasional – Monas, menurut pandangan kami dari apa yang kami alami dari Bali Jumat 26 Oktober 2018 merupakan sebuah simbol keseimbangan tata kelola bangsa dan negeri ini untuk menggapai cita-cita besar bangsa kita, adil dan makmur yang ridho Allah SWT.

Monas adalah salah satu dari tiga pilar kejayaan nusantara, yaitu satu kesatuan antara kepemimpinan nasional, welfare and justice state the all people’s, dan tata kelola holding company nusantara dengan baik dan benar guna menggapai adil dan makmur.

Monas merupakan simbol keseimbangan untuk menyatukan segala ragam perbedaan lebih dari 750 suku bangsa yang telah sepakat untuk menjadi bangsa Indonesia. Monas Jakarta, menurut pandangan kami, dibangun oleh Bung Karno di atas fondasi dasar Bhineka tinggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa sebagai simbol keberagaman, persatuan dan kesatuan bangsa, serta simbol penggapaian cita-cita besar bangsa ini, adil, makmur dan adidaya.

Saudara-saudara, sebagaimana yang telah kami alami dari Bandar Udara Ngurah Rai menuju Istana Tapak Siring Bali hari Jumat 26 Oktober 2018 lima tahun yang lalu, filosofis pembangunan Monas Jakarta oleh Bung Karno adalah Voltage 220 Volt. Tatkala bangsa dan negeri ini ingin rakyatnya adem, ayem, tentrem, kertorahardjo, ingin cita-cita besar bangsa dan negerinya tergapai, adil, makmur dan adidaya harus ada keseimbanmgan tata kelola dan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara laksana voltase listrik 220 volt.

Kalau voltasenya dibawah 220 volt maka rakyat, bangsa dan negeri ini akan tertindas dan terjajah bangsa asing. Persatuan dan kesatuan bangsanya akan robek terpecah belah oleh neokolonialisme asing. Kalau voltasenya di atas 220 volt yang terjadi adalah pecah belah bangsa, robeknya persatuan dan kesatuan bangsa, dan NKRI akan tercatat hanya dalam sejarah peradaban dunia.

Saudara-saudara, menurut pandangan kami, votase 220 volt itulah fondasi dasar filosofis Bung Karno membangun Monas Jakarta sebagai salah satu pilar dari satu kesatuan tiga (3) pilar kejayaan nusantara Indonesia.

Pilar pertama, kepemimpinan nasional harus inspiring, strong character, dan ris taker, yang mengorbankan dan mengabdikan seluruh yang dimiliki hanya untuk rakyat, bangsa dan negeri ini. Hanya untuk menggapai cita-cita besar bangsa, adil, makmur dan adidaya. Bukan untuk diri dan keluarganya, bukan untuk para elit beserta kelompok dan golongannya, juga bukan untuk digadaikan ke bangsa asing.

Pilar kedua, kekayaan sumber daya alam negeri ini yang sangat kaya raya, yang sangat melimpah terkaya di dunia harus terkelola dengan baik dan benar diperuntukan sebesa-besarnya mewujudkan rakyat dan bangsa ini hidup sejahtera secara berkeadilan. Untuk menggapai cita-cita besar bangsa, adil, makmur dan adidaya.

Bukan sebaliknya, terjual dan tergadaikan kepada bangsa asing sebagaimana tanda-tandanya kita saksikan bersama akhir-akhir ini. Kemudian pilar yang ketiga adalah welfare and justice the all people’s, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saudara-saudara, apakah Indonesia hari ini pada 25 tahun era reformasi 1998-2023 akan tetap berada pada voltage 220 volt? Ataukah akan berada di atas 220 volt? Yang artinya rakyat, bangsa dan negeri ini berada pada titik kulminasi akan bisa tercerabut persatuan dan kesatuan bangsanya, akan bisa terjadi hal-hal yang tidak diharapkan bersama yaitu negeri ini akan porak poranda karena gagal membangun tata kehidupan yang seimbang dibawah panji-panji Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Mangrwa. Ataukah voltage Indonesia dibawah 220 volt? Artinya yang secara de facto pilar-pilar kedaulatan bangsa dan negeri ini yang sudah robek akan tersempurnakan dengan terjajahnya kembali negeri ini sebagaimana abad ke-XV.

Tentunya seluruh rakyat dan bangsa ini tidak akan pernah Ikhlas, takkan pernah rela bangsa dan negerinya tercabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsanya, bangsa dan negerinya terjajah kembali oleh bangsa asing dengan apapun.

Saudara-saudara, kami mengalami perjalanan dari Bali Jumat 26 Oktober 2018 terdapatkan sebuah realitas. Bahwa filosofis pembangunan Monas Jakarta oleh Bung Karno memberikan sebuah gambaran untuk perjalanan bangsa dan negeri ini ke depan.

Tatkala kita ingin tata kelola kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di negeri ini berada dalam keseimbangan maka siapapun yang menjadi pemimpin nasional, pemimpin daerah, dan elit bangsa, serta pemimpin agama, tokoh masyarakat, cendekiawan, intelektual dan aktifis harus bergandengan tangan bersatu dan tangguh membangun keseimbangan tata kehidupan di negeri ini berada pada voltage 220 volt, fondasi dasar Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

Namun saudara-saudara, akhir-akhir ini di atas reformasi sudah tua 25 tahun banyak kejadian di negeri ini yang tidak masuk di akal. Sambo Gate, Teddy Minahasa Gate, LE Casino Gate, Rektor Unila Gate, Hakim Agung Gate, Skandal TPPU Rp 349 trilyun, Gejolak Ponpes Al-Zaytun, Skandal Besar BTS Kemenkomindo RI,

Serta maraknya dinamika tata kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang semakin mengancam persatuan dan kesatuan bangsa ini, selaku Presiden KAI, kami memberikan pandangan subyektif bahwa era reformasi sudah berada pada titik kulminasi dan Indonesia akan menuju etape sejarah selanjutnya yaitu peta jalan era sejahtera berkeadilan.

Saudara-saudara, untuk itu, melalui kesempatan yang mulia ini selaku Presdein KAI yang memimpin kawulo alit pelaku ekonomi rakyat kecil dan generasi penerus bangsa ingin menghimbau dan menyampaikan kepada segenap pemangku di Republik ini untuk bersatu dan tangguh.

Mari bersama-sama mengisi perut rakyat, jangan biarkan rakyat berada pada titik kelaparan masal. Mari bersama-sama mendampingi pelaku ekonomi rakyat, jangan dibiarkan ekonomi rakyat tergerus dan terjajah kekuatan bangsa asing.

Mari bersama-sama mendampingi generasi penerus bangsa, jangan sampai mereka berada pada titik tidak patriotik, tidak nasionalistik, serta tidak cinta dan bangsa kepada rakyat, bangsa dan negerinya sendiri.

Saudara-saudara, mari bersama-sama menghantarkan rakyat, bangsa dan negeri ini menyongsong peta jalan baru era sejahtera berkeadilan. Sebuah era dimana tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada koridor terjadi keseimbangan atas keberadaan Tuhan, rakyat, tatanan nilai, budaya, dan peradaban warisan leluhur bangsa, dan keberadaan bumi nusantara Ibu Pertiwi tercinta.

Itulah saudara-saudara yang kami alami di Kota Bandung Jawa Barat Jumat 7 Juli 2023, yaitu 220 volt harus diciptakan oleh segenap pemimpin disemua lapisan di negeri ini. Dari Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, TNI/Polri dan seluruh pemimpin ditempatnya masing-masing untuk guyup rukun, bersatu dan tangguh, dan bersama-sama membangun keseimbangan tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetap berada pada voltase 220 volt sebagaimana Bung Karno berfilosofis membangun Monas Jakarta, Merdeka Merdeka Merdeka.

Salam hiormat dan doa kami,
PG Center’s Jakarta, Minggu 9 juli 2023
dr. Ali Mahsun ATMO, M.Biomed.
Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI)
Presiden Komite Ekonomi Rakyat Indonesia sejahtera (KERIS)
Ketua umum APKLI perjuangan