Tarakan, 16 Juni 2021 – Saat Abimanyu Prakarsa (33) pindah ke Tarakan setelah menikah, ia kesulitan dalam mencari pekerjaan. Padahal ia perlu menghidupi keluarga barunya.
“Awalnya cukup sulit bagi saya untuk mencari pekerjaan, karena saya baru pindah [ke Tarakan] dan tidak memiliki kenalan apalagi network untuk mencari pekerjaan yang stabil. Jadi, selama berbulan-bulan saya mencoba melihat apa yang bisa saya lakukan untuk menciptakan peluang bagi diri saya sendiri,” ujar Abimanyu.
Selama mencari pekerjaan, Abimanyu melihat banyak bisnis kuliner online yang berkembang pesat. Hal ini menginspirasinya untuk memulai bisnisnya sendiri, dan setelah mencoba berbagai resep melalui berbagai video tutorial, ia memulai usaha kuliner kecil bernama Nasi Kota-ku dan menggunakan media sosial untuk memasarkan makanannya.
Tarakan adalah kota terbesar di Kalimantan Utara, dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan pesat dari sisi infrastruktur, yang mengarah pada penciptaan lebih banyak peluang bisnis. Abimanyu merupakan satu dari ribuan UMKM baru yang banyak bermunculan di Tarakan. Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltara, menunjukkan bahwa pada tahun 2019, lahir 8,976 UMKM baru sehingga saat ini ada sekitar 13.427 UMKM yang terbagi dalam berbagai sektor. Di tengah kesulitan mencari pekerjaan, masyarakat Tarakan telah memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan bisnis kecil baru, terutama karena peluang untuk berkembang berkat digitalisasi dinilai sangat meyakinkan.
UMKM di Tarakan juga sangat didukung oleh Rumah BUMN, sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempercepat transformasi digital UMKM di kota tersebut. Ketika pandemi melanda, kebutuhan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan UMKM semakin mendesak guna membantu mereka bisa terus menjangkau konsumen ketika sarana penjualan tradisional tersendat. Sebagai bagian dari misinya untuk membantu UMKM go digital, Rumah BUMN tidak bisa sendiri, dan berjalan bersama Grab untuk menjadi mitra. Mereka memanfaatkan platform Grab untuk memberikan pelatihan dan edukasi tentang cara memanfaatkan fitur dalam platform digital ini guna membantu mengembangkan bisnis UMKM.
“Kami menyadari bahwa potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh UMKM Tarakan dapat sangat ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi. Namun, di tingkat provinsi, penetrasi internet dan literasi digital saat ini masih perlu ditingkatkan karena kurang dari 12% UMKM di Kalimantan Utara yang telah memanfaatkan platform digital. Dengan minimnya akses teknologi yang relevan untuk memajukan bisnis mereka, Rumah BUMN memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan mengekspos UMKM ini pada berbagai inovasi digital seperti Grab dan mendorong potensi mereka untuk terus tumbuh, membantu meningkatkan bisnis dan melayani masyarakat di Tarakan dan wilayah Kalimantan Utara dengan lebih baik,” jelas Yayan Nuryana, Manager Enterprise, Government, Business, Rumah BUMN Telkom Tarakan
Mengambil Peluang Bisnis dengan Meningkatkan Keterampilan dan Memanfaatkan Platform Digital
Kembali ke kisah Abimanyu. Setelah dapat mengelola bisnis Nasi Kota-ku secara online dengan baik, Abimanyu menyadari adanya peluang yang besar untuk terus mengembangkan bisnisnya. Ia pun memutuskan untuk mengikuti kelas pelatihan yang diadakan oleh Rumah BUMN dan Grab guna belajar bagaimana membawa lebih banyak peluang ke bisnis Nasi Kota-ku miliknya di awal 2021 lalu. Ia juga mendaftarkan restorannya sebagai mitra merchant GrabFood, dan dengan cepat melihat perkembangan Nasi Kota-ku seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang bagaimana cara menjalankan bisnis kuliner. Bergabung dengan GrabFood memberikan bisnisnya visibilitas online yang kuat sehingga ia memutuskan untuk membuka toko offline.
“Ketika saya membuka toko offline, penjualan di online juga berpengaruh positif karena konsumen di GrabFood juga dapat melihat foto-foto toko offline saya. Kombinasi ini dapat memajukan bisnis Nasi Kota-ku yang sekarang menjadi bisnis omni-channel. Sekarang hampir 40% dari penjualan berasal dari GrabFood dan saya sangat senang dapat mempekerjakan 4 staf lagi untuk meningkatkan pelayanan bisnis saya. Saya juga selalu membeli bahan dari Pasar tradisional, dan bisa membantu pedagang pasar bertahan lewat bisnis digital saya ini,” kata Abimanyu.
Kisah sukses digital lainnya di Tarakan berasal dari Welly (40) salah satu pemilik rumah makan terkenal di Tarakan yang sudah berdiri sejak 2013 yaitu Warung Teras Tarakan. Kurang dari 10 tahun, Welly mampu menyulap kedai makanan kecil di teras rumahnya, menjadi rumah makan yang selalu jadi langganan pejabat. Bapak Presiden Joko Widodo pun sudah sempat 2 kali makan di sana.
Pada awalnya, Welly dan keluarga hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja, belum pernah terpikir oleh mereka untuk melakukan pemasaran atau masuk ke ranah digital sebelumnya. Akan tetapi, ia melihat bahwa strategi promosi mulut ke mulut memang kuat, tapi kalau tidak dibarengi dengan digitalisasi, bisnisnya bisa saja tertinggal karena kompetisi sektor restoran di Tarakan juga semakin ramai. Oleh karena itu, Warung Teras langsung mendaftarkan restorannya di GrabFood.
“Setelah menggunakan GrabFood, saya sangat merasakan kemudahan dan manfaat dari platform digital dalam mengembangkan bisnis saya. Selain itu, saya tidak perlu pusing lagi untuk mencari SDM baru untuk kurir pengantaran makanan. Saya sangat terbantu sekali dengan sistem pengantaran Grab yang mudah dan dilengkapi dengan teknologi dan titik peta yang akurat.” ujar Welly.
Melihat kisah luar biasa yang dialami oleh para UMKM Tarakan yang berhasil memanfaatkan peluang dari kehadiran platform digital, kinerja positif ini sejalan dengan data yang menunjukkan bawah kontribusi ekonomi Tarakan untuk Kalimantan Utara di tahun 2020 adalah sebesar 38,08%, dengan sektor UMKM sebagai penggerak utamanya.
Banyak pemilik usaha UMKM di Tarakan merasa bahwa mereka dapat mempertahankan kesuksesan bisnis secara jangka panjang dengan menggunakan teknologi digital secara efektif. Rosliana atau kerap dipanggil Liena (35) telah menjalankan bisnis fesyennya, Boutique Smile, di kota ini selama 12 tahun. Seiring dengan tren media sosial yang muncul, Liena menetapkan ambisi baru untuk mengembangkan bisnis Boutique Smile-nya dengan mengubah strategi dari offline ke online. Saat lebih banyak masyarakat mengenalnya, Boutique Smile mengalami lonjakan permintaan untuk desain pakaian ala Jepang dan Korea yang sedang naik daun. Namun, Liena merasa ia membutuhkan dukungan tambahan untuk mengelola peluang baru ini, khususnya dalam hal pengiriman.
“Saya tidak terbiasa untuk menangani logistik dan saya awalnya kesulitan untuk menemukan layanan pengantaran yang sesuai untuk mengantarkan produk saya ke konsumen. Saya akhirnya memutuskan untuk mencoba mempelajari cara memanfaatkan layanan GrabExpress dan sekarang saya dapat menjangkau konsumen saya lebih cepat dan lebih mudah, terutama dengan fitur Same Day,” jelas Liena.
Platform digital telah membantu Liena untuk terus bereksperimen pada hal-hal baru dan berinovasi di lini bisnisnya. Kemudahan beroperasi secara online juga telah memungkinkannya untuk berekspansi ke sektor kuliner dengan Smile Food, bisnis dessert dan makanan segar buatannya yang menawarkan pilihan kuliner yang sebelumnya belum ada di Tarakan.
“Karena saya selalu bepergian ke banyak kota dan negara untuk mengkurasi baju-baju yang sedang tren untuk stok butik saya, saya pun banyak mendapatkan pengetahuan tentang kuliner-kuliner disana. Sekarang saya pun ingin mencoba untuk memperkenalkan tren kuliner seperti Asinan Jakarta, Mango Sticky Rice dan Salad Buah di Tarakan. GrabExpress masih menjadi layanan pesan-antar utama saya karena saya mempercayai keandalannya untuk memastikan makanan tiba dalam keadaan segar dan kondisi yang baik, tetapi selama dua bulan terakhir ini saya juga bergabung menjadi mitra merchant GrabFood untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas lagi dan saya senang melihat pesatnya perkembangan bisnis Smile Food hanya dalam kurun waktu yang cukup singkat,” kata Liena.
Sinergi Kolaboratif dengan Tujuan Bersama untuk Mengembangkan Ekosistem UMKM Tarakan
Seperti perkembangan banyak kota lainnya, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara juga melambat pada triwulan I-2020 akibat kondisi pandemi. Namun, pemerintah daerah Tarakan tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa UMKM dapat terus beroperasi dan membantu menghidupi kesehariannya dan juga bagi masyarakat. Guna membuktikan dinamika UMKM yang muncul di Tarakan, dukungan pemerintah untuk terciptanya lingkungan bisnis yang kondusif bagi pengembangan UMKM telah membuat Tarakan memenangkan Penghargaan Natamukti pada akhir tahun 2020, penghargaan khusus untuk mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan ekosistem UMKM, dimana Tarakan juga memperoleh gelar sebagai Kota 1000 Kafe.
Pencapaian Tarakan dalam penghargaan sebelumnya telah menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dan swasta, ujar Walikota Tarakan, dr. Khairul M.Kes, “Kerja sama sektor publik dan swasta sangat dibutuhkan dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Tarakan, khususnya untuk memastikan UMKM bisa berkembang dan tumbuh. Kerjasama antara Rumah BUMN dan platform digital seperti Grab terbukti membantu dalam mendistribusikan akses digital yang lebih luas di jaringan UMKM dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya di tengah masa pandemi yang penuh tantangan ini. Kami percaya bahwa sinergi yang ditunjukkan antara Grab dan Rumah BUMN akan memungkinkan perputaran ekonomi yang lebih signifikan dan juga mendorong perkembangan ekonomi Tarakan secara umum. Pemerintah sangat senang dan terdorong oleh kisah sukses para wirausahawan di komunitas kami.”
Halim Wijaya, Director of East Indonesia, Grab Indonesia juga menekankan bahwa pertumbuhan optimis yang terlihat di Tarakan merupakan hasil dari kerjasama kolaboratif antara sektor publik dan swasta.
“Kami memiliki tujuan yang sama dengan pemerintah daerah, yaitu untuk memperkuat kapasitas ekonomi Tarakan dan kami juga mengamati bagaimana Pemerintah berdedikasi untuk menciptakan kesempatan pengembangan UMKM. Sebagai aplikasi super terkemuka, Grab fokus dalam mendistribusikan akses transformasi digital yang merata di seluruh Indonesia dan berharap dapat terus menyediakan akses teknologi yang inklusif, khususnya untuk percepatan ekonomi UMKM guna membangun kapasitas kompetitif mereka. Ini termasuk di daerah-daerah pelosok seperti Nunukan dan Pulau Sapi.” (*)