Nunukan – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kabupaten Nunukan, Ati Gunawan menilai, seruan agae masyarakat waspada terhadap menyebarnya virus varian virus corona. Pasaalnya, saat ini virus tersdebut telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masuknya varian baru virus corona tersebut berasal dari para wisatawan luar negeri yang datang ke Indonesia.
“Sebagaimana diketahui, Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi tiga varian baru virus corona yang telah masuk ke Indonesia. Ketiganya adalah varian B.1.1.7 dari Inggris, varian B.1.351 dari Afrika Selatan, dan varian B.1.617 dari India,” tutur Ati Gunawan kepada awak media, Jumat (28/5)
Lebih lanjut Ati Gunawan menuturkan, meningkatnya kasus varian baru di tanah air tentu tak sekedar menjadi keprihatinan namun harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk memperbaiki strategi pencegahan penyebaran civid – 19 yang diterapkan saat ini,
Diketahui, Mutasi virus corona dalam bentuk varian baru berdasarkan catatan Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan memiliki kemampuan mutasi yang bisa mempengaruhi kemampuan penularan, kepekaan alat tes, tingkat keparahan gejala, hingga kemampuan virus menghindar dari sistem kekebalan tubuh.
Dengan indikasi virus varian baru berpotensi lebih agresif dalam penularan, maka menurut Ati Gunawan perlu sinergitas masyarakat dan Pemerintah. Ketika Pemerintah melakukan langkah- langkah antisipasi guna mencegah penularan dengan memperketat kebijakan masuknya pendatang dari luar negeri, maka masyarakat harus mengimbanginya dengan mempersiapkan sistem kesehatan yang lebih responsif dan antisipatif.
Antara lain dengan tetap berlaku disiplin, mematuhi protokol kesehatan dan yang paling penting adalah bergotong royong dalam mencegah penyebaran virus tersebut,” tandas pria yang juga berprofesi sebagai Pengusaha tersebut.
Sinergitas dan kegotong royongan dalam mencegah penyebaran virus corona sangat perlu, pasalnya menurut Ati Gunawan, virus corona tak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga terhadap kehidupan sehari-hari. Seperti terbatasnya aktivitas di luar rumah, ekonomi yang mulai menurun, hingga banyak masyarakat yang mengalami pemotongan gaji dan PHK.
Covid-19 telah telah memperparah kesenjangan ekonomi dalam masyarakat yang telah ada sebelum wabah terjadi. Mereka yang sebelumnya memiliki kehidupan dan pekerjaan yang rentan semakin tidak pasti penghidupannya. Maka keadaan pasti akan semakin parah jika munculnya virus corona varian baru terrebut tak dihindari.
“Kita sudah rasakan sendiri, 1 tahun lebih dampak nyata dari pandemi Covid-19 adalah perekonomian masyarakat mengalami penurunan bahkan anjlok, banyak pengusaha, pedagang, mengalami kerugian bahkan tidak dapat beroperasi lagi. Apakah keadaan ini akan kita perparah dengan membiarkan virus corona varian baru tersebut ?,” tandasnya.
Ati Gunawan mengajak masyarakat untuk belajar dari pademy yang saat ini berlangsung bahwa semenjak diberlakukannya physical distancing (jaga jarak) dan kebijakan Pemerintah untuk membatasi berkumpulnya orang. Dampak sosial yang terjadi adalah warga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti memperoleh makanan. Banyak warga yang pada ahirnya hanya mengandalkan pendapatan harian untuk memenuhi kebutuhan makanan selama tinggal dirumah.
Jika hal tersebut tak ingin bertambah parah, Ati Gunawan menyerukan agar peningkatan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman virus corona varian baru, harus dilakukan semua pihak. Seperti tenaga kesehatan, para pemangku kepentingan dan juga masyarakat dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Seperti dilansir dari Kompas.id, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan tentang bahaya varian baru virus korona melalui dokumen laporan mingguan, 20 April 2021. Tercatat ada tiga varian yang perlu dipantau serius, yaitu B.1.1.7 dari Inggris, B.1.351 dari Afrika Selatan, serta P.1 dari Brasil dan Jepang.
Varian B.1.1.7 telah menyebar ke berbagai negara. Setidaknya 125 negara melaporkan temuan kasus infeksi varian yang pertama kali diketahui pada September 2020 tersebut. Ancaman memburuknya pandemi oleh varian tersebut sangat nyata karena terbukti 50 persen jauh lebih infeksius.
Selain lebih infeksius, varian B.1.1.7 berpotensi meningkatkan keparahan gejala dan kematian pasien. Terlebih lagi, ada resistensi virus terhadap bentuk-bentuk perawatan dan vaksinasi. Tak heran semua negara sangat waspada terhadap sebaran varian yang berasal dari Inggris tersebut.
Khusus Indonesia, kasus infeksi karena varian B.1.1.7 terdeteksi pada awal Maret 2021, tepat setahun setelah dikeluarkannya pengumuman kasus infeksi pertama pada 2 Maret 2020. Pemerintah langsung melakukan tindakan cepat dengan sosialisasi protokol kesehatan, mengingat replikasi virus yang makin cepat di tenggorokan.
Sementara Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, Pemerintah telah mengidentifikasi mutasi virus Covid-19 varian baru yang dikenal sebagai Varian of Concern. Ia mengatakan varian tersebut berasal dari India, Afrika dan Inggris. Menurut Dante, Kementrian Kesehatan telah mendapatkan 54 kasus virus varian baru yang menyebar.
Dari 54 kasus, terdapat 35 kasus varian baru yang ditemukan berasal dari luar Indonesia sedangkan 19 kasus lainnya berasal dari dalam negeri. Kombinasi antara faktor eksternal berupa mobilisasi massa, ungkap Dante, telah menyebabkan adanya peningkatan kasus.
Pewarta : Eddy Santry