SELAYAR KEPULAUAN – Usai melewati badai gelombang selama kurang lebih tiga jam perjalanan laut dengan menumpangi KM. Sinar Jaya 01, perahu ber gt 11, yang digunakan dalam operasi SAR gabungan Pos SAR, dan jajaran Pos TNI-AL, tiba diperairan Desa Polassi, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Tim SAR Gabungan bergerak dari jalur evakuasi utama, di Desa Appatanah, sekira pukul 06.52 pada hari Minggu, (14/06) menuju perairan sebelah barat untuk melakukan proses evakuasi dan upaya penyelamatan terhadap kurang lebih 24 orang penumpang KLM. Reski Perdana 01.
Kapal ber gt 25 yang dinakhodai Laurusang (35 tahun),
bertolak dari Desa Garaupa Raya, Kecamatan Pasilambena, pada sekira pukul 19 00, hari Jum’at (12/06) wita dengan mengangkut dua puluh ton kopra, satu ekor kuda, serta sejumlah barang lain yang sedianya akan dibawah ke daratan Selayar.
Namun naas, dalam perjalanan kapal berawak empat orang tersebut, mendadak ‘dihadang’ cuaca buruk saat berposisi di Pulau Bonerate, Kecamatan Pasimarannu.
Nakhoda kapal yang tak ingin mengambil resiko, akhirnya mencoba masuk dan berlindung di Pulau Bonerate dan baru melanjutkan perjalanan setelah cuaca mulai membaik.
Tapi sayang, musibah tak dapat ditolak, karena dalam perjalanan, kemudi kapal patah dan jatuh ke laut.
Kepala SMPN 13 Selayar, Sukardi yang ikut menjadi salah seorang dari 24 orang penumpang KLM. Reski Perdana 01 menuturkan, “kemudi patah dan jatuh ke laut, sesaat setelah kapal melintas di perairan sebelah selatan Pulau Polassi, hingga kemudian berhasil diselamatkan oleh salah seorang nelayan asal Desa Tambolongan yang merapat ke TKP dan memberikan bantuan pertolongan pertama”.
Danposal TNI-AL, Lantamal VI, Lettu Laut, (P) M. Aman Laguna menjelaskan, proses evakuasi terhadap kurang lebih dua puluh empat orang penumpang KLM. Reski Perdana 01 telah berhasil kita lakukan pada sekira pukul 09.16 wita, hari Minggu, (14/06) pagi”.
Suasana evakuasi berlangsung dramatis di tengah kondisi cuaca laut yang sempat beberapa jam tidak bersahabat.
“Dari tkp, para korban akan dibawah menuju jalur evakuasi utama, di Desa Appatanah”.
“Evakuasi kita prioritaskan terhadap penumpang kapal, sementara nakhoda bersama empat orang abk dipersilahkan untuk menentukan pilihan, apakah mereka akan tetap berada di kapalnya, atau ikut bersama penumpangnya, di armada kapal evakuasi tim SAR, kuncinya kepada awak media.
(Andi Fadly Dg. Biritta)