TANJUNG SELOR – Berandankrinews.com – Transportasi merupakan salah satu faktor yang cukup mempengaruhi fluktuasi nilai inflasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Untuk itu, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Irianto Lambrie mengaku Pemerintah Provinsi (Pemprov), melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) intens memperhatikan perkembangannya. Salah satunya, mengenai harga tiket pesawat.
“Kaltara ini, topografisnya berbeda dari daerah lain. Banyak daerah yang sulit dijangkau melalui darat, sehingga harus melalui udara. Dari itu, keberadaan bandara penting, dan tentunya harga tiket pesawat pun menjadi tolok ukur kemampuan masyarakat untuk beraktivitas. Untuk itu, harganya menjadi perhatian,” kata Gubernur saat menghadiri Musrenbang RKPD Tahun 2020 Provinsi Kaltara, Selasa (2/4) lalu.
Fluktuatif harga tiket pesawat pun disoroti Gubernur. Tak terkecuali, meroketnya harga tiket pesawat yang terjadi belum lama ini. “Terkait kenaikan harga tiket pesawat ini, saya selaku Gubernur Kaltara telah bersurat kepada kementerian terkait, untuk dapat menurunkan harganya. Juga menyesuaikan batas atas dan batas bawah sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat Kaltara khususnya,” ungkap Irianto.
Untuk perkembangan aktivitas kebandaraan sendiri, Gubernur mengaku aktivitasnya terus meningkat. “Meski harga tiket cukup tinggi, namun aktivitas masyarakat yang mengandalkan pesawat udara di Kaltara, cukup stabil,” urai Gubernur.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara, sebanyak 1.074 pesawat datang, dan 1.078 pesawat berangkat dari 6 bandar udara (Bandara) di Kaltara sepanjang Januari hingga Februari 2019. 6 bandara itu, yakni Bandara Juwata Tarakan, Bandara Tanjung Harapan (Bulungan), Bandara Nunukan, Bandara Kol RA Bessing (Malinau), Bandara Yuvai Semaring (Nunukan), dan Bandara Long Apung (Malinau).
Dalam 2 bulan pertama di tahun ini jumlah penumpang yang datang dari 6 bandara tersebut, sebanyak 50.896 orang dan yang berangkat 49.036 orang. “Bandara Juwata Tarakan paling tinggi aktivitas kebandaraannya. Tahun ini, pada Januari hingga Februari tercatat pesawat yang datang mencapai 399 unit, dan yang berangkat juga 399 unit. Sementara penumpang yang datang, 37.796 orang, dan yang berangkat 34.958 orang,” kata Kepala Dishub Provinsi Kaltara, Taupan Madjid, Rabu (3/4).
Sementara pada 2018, total jumlah penumpang yang datang dari 6 bandara tersebut mencapai 539.630 orang dan yang berangkat 538.146 orang. “Dari evaluasi kami, ada 4 bandara yang menjadi pintu bagi pesawat untuk keluar dan masuk Kaltara, yakni Bandara Juwata, Bandara RA Bessing, Bandara Tanjung Harapan dan Bandara Long Apung,” tutur Taupan.
Pada 2018, Bandara Juwata Tarakan mencatatkan jumlah penumpang datang sebanyak 504.309 orang dan yang berangkat 511.119 orang. Sementara pesawat yang datang sebanyak 6.010, begitu pula yang berangkat. “Bandara Juwata menjadi pintu masuk utama bagi transportasi udara di Kaltara. Ini juga ditopang dengan banyaknya maskapai penerbangan yang beraktivitas di bandara tersebut,” jelas Taupan. Sedangkan di 2017, total jumlah penumpang yang datang dari 6 bandara tersebut, menurut data Dishub Kaltara sebanyak 565.757 orang, dan yang berangkat 590.089 orang. Untuk pesawat yang datang sebanyak 12.290 unit, dan yang berangkat 12.524 orang.(humas)